Di dalam gubuk bambu
Tempat tinggalku
Di sini kurenungi nasib diriku
Di dalam gubuk bambu
Suka dukaku
Di sini kudendangkan sejuta rasa
Kuhapuskan derita dan air mata
Kunyanyikan selalu lagu ceria
Kupasrah dan berdoa
Tak putus asa
Suatu saat nanti
Nasib berubah
Kucing pun menari
Mengajak ku bercanda
Hati riang membuatku bahagia
Siang dan malam
Aku membanting tulang
Demi untuk hidup di masa depan
Tempat tinggalku
Di sini kurenungi nasib diriku
Di dalam gubuk bambu
Suka dukaku
Di sini kudendangkan sejuta rasa
Kuhapuskan derita dan air mata
Kunyanyikan selalu lagu ceria
Kupasrah dan berdoa
Tak putus asa
Suatu saat nanti
Nasib berubah
Kucing pun menari
Mengajak ku bercanda
Hati riang membuatku bahagia
Siang dan malam
Aku membanting tulang
Demi untuk hidup di masa depan
Aku yakin dan ku percaya
Nanti si gubuk bambu jadi istana
Nanti si gubuk bambu jadi istana
Lagu ndank dut “GUBUK BAMBU” dinyanyikan Meggi Z menghangatkan ruangan mobil yang berjalan memulai aktifitas hari Jum’at, pagi yang gelap karena sepanjang perjalanan dari Surabaya Timur Laut menuju Surabaya Selatan lagi diguyur hujan.
Saya jadi ingat, tahun2 yang lalu memulai hidup, tinggal dirumah cicilan sangat sederhana di 21 km dari O Km (Tugu Pahlawan) Surabaya . Berhubung di tinggal di pinggiran Surabaya , bambu nggak ada,……….mungkin ngak ada bedanya. Di rumah yang terletak di ujung jalan karena buntu, sebelah rumah masih sawah.
Saya pilih Perumahan itu yang terletak di pinggir jalan Surabaya menuju Krian-Mojokerto-Kertosono-Nganjuk-Madiun dengan harapan keluarga desa bila ke Surabaya tidak repot, tinggal jalan kaki 50 m dari jalan raya.
Dirumah itu (Gubuk Bambu) anak2 lahir. Bahkan waktu putri pertamaku akan lahir, jaman belum ada HP, bahkan telpon rumahpun belum tersambung. Kudirikan athena radio amatir…..Break…!.......Kontak…Disini YD3 XWJ….Radio Gandul Trosobo….!......sering bergabung di frequensi dimana teman2 medis biasa kumpul kalau ada emergensi mudah minta bantuan.
Mendekati kelahiran saya harus sering tugas keluar kota . Saking hati2/ ketakutan terpaksa sebelum waktunya, ibunya harus kos 2 minggu di RS. Darmo.
Dirumah itu……
Tempat tinggalku
Di sini kurenungi nasib diriku
Di sini kurenungi nasib diriku
Suka dukaku
Di sini kudendangkan sejuta rasa
Kuhapuskan derita dan air mata
Kunyanyikan selalu lagu ceria
Kupasrah dan berdoa
Tak putus asa
Suatu saat nanti
Nasib berubah
Kucing pun menari
Mengajak ku bercanda
Hati riang membuatku bahagia
Siang dan malam
Aku membanting tulang
Demi untuk hidup di masa depan
Aku yakin dan ku percaya
Nanti si gubuk bambu jadi istana
Di sini kudendangkan sejuta rasa
Kuhapuskan derita dan air mata
Kunyanyikan selalu lagu ceria
Kupasrah dan berdoa
Tak putus asa
Suatu saat nanti
Nasib berubah
Kucing pun menari
Mengajak ku bercanda
Hati riang membuatku bahagia
Siang dan malam
Aku membanting tulang
Demi untuk hidup di masa depan
Aku yakin dan ku percaya
Nanti si gubuk bambu jadi istana
Sekarang gubuk bambu pun berubah, sawah pun tidak ada, dikelilingi perumahan klas menengah sampai mewah (citra harmony) burung2, kodok, ular entah lari kemana.
Gubug Bambu pun sudah berubah, si gubuk bambu jadi istana (menurut selera saya). Setelah bergonta - ganti penghuni kontrakan, sekarang kubiarkan kosong, se kali2 kutengok . Ada rasa sayang !
Mbakyu dan Mas nya sudah bekerja, tinggal si bungsu, masih di SMA X Surabaya .
Nanti saya pingin tinggal di gubug bambu itu, bercengkrama dengan tetangga2 yang 99 % sudah pensiun. Atau tinggal didesa dibawah rimbun pohon bambu, dipinggir sungai yang selalu mengalir jernih karena kelebihan/ buangan air dari telaga sarangan.
Biarlah air mengalir…….atau biarlah angin berhembus…….Insya Allah !....pasrah !......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar