Minggu, 26 September 2010

AYAM GORENG/ BAKAR AGOGO

Beberapa hari yang lalu karena tidak ada masakan untuk makan malam, kami berangkat cari nasi bebek ke kawasan tugu pahlawan pasar turi. Berangkat dari rumah lewat Pacar Keling tiba2 juragan perempuan nyeletuk sambil menunjuk seberang jalan “ itu  kan Agogo “  kemudian aku ngomong :” Jangan merubah acara, kapan2 saja, toh sudah disetujui Nasi Bebek “
“ Agogo sudah lama menghilang, itu  rumah makan special ayam bakar/ goreng khas kalasan dulu ada di  Kayun. Kawasan toko/ stan bunga hias di Surabaya Rumah Makan favorit keluarga saya.

Malam minggu  ini, saya bersama keluarga berangkat dari rumah berangkat ke depot atau warung karen sepertinya nggak pantas dikatakan rumah makan karena terlalu kecil dan sempit tapi bersih kok. Ternyata yang melayani adalah pemilik RM Agogo sendiri tidak ada pegawainya. RM itu hanya ada Bapak2 dan anak perempuannya. Sepi ! pengunjungnya hanya kami sekeluarga ! padahal  waktu ini habis isya, malam minggu mestinya kan rame !

Sambil menunggu, saya mendekat pemilik RM yang lagi menggoreng dan membakar pesannan kami dan ngobrol .
Sudah dua tahun tidak ketemu ! Dia bercerita habis kena musibah Istrinya sakit kemudian Dia menyusul juga sakit struk, sampai sekarang Dia mengerjakan pesanan kami hanya satu tangan (badan mati separo). Rumah makan yang dulu di kayon ditambah rumah, mobil masih kurang untuk biaya rumah sakit sehingga dibantu anak gadisnya yang kerja di korea dipanggil pulang ke Surabaya dan sekarang ikut mempersiapkan makanan melayani kami.

Padahal,  saya masih ingat dulu kami sekeluarga sering makan di RM Agogo di Kayun di pinggir Kali Mas dengan ruangan yang luas,  selain disediakan kursi ada tempat lesehannya. Sedangkan pengunjung muda- mudi suka memilih pinggir kali, sambil nonton air mengalir…..romantis…
Dulu kalau kami datang ke RM Agogo, baik siang atau malam selalu penuh pengunjungnya selalu ramai, apa lagi malam minggu. Bahkan kalau meeting, baik dikantor sendiri atau di kantor unit lain sering menikmati makan siang dengan nasi kotak  Ayam goreng  Kalasan Agogo.

Lain seperti sekarang Rumah makan ini sepi. Pindah tempat mulai dari nol lagi ! Itulah hidup, ada pasang surutnya yang penting masih punya semangat ! yang penting hallal !

Saya jadi  ingat : Buku Kisah Penuh Hikmah 1 :

Pernahkah kita merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah.

Jarang sekali kalau kita dapat rezeki dan kebahagiaan kita teringat bahwa itupun merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya.

Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berdo’a:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)

    Do’a tersebut lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Allah. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.

Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah.

Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke "orang pintar" agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke "kursi" yg lebih empuk. Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sadaqoh.

    Al-Qur’an melukiskan secara luar biasa cobaan-cobaan tersebut. Allah berfirman: "Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS 2: 155)

Amat menarik bahwa Allah menyebut orang sabarlah yang akan mendapat berita gembira. Jadi bukan orang yang menang atau orang yang gagah… .tapi orang yang sabar! Biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, "yah..sabar kan ada batasnya… " Atau lidah kita berseru, "sabar sih sabar… saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?" Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia cipta¬kan sendiri.

    Kemudian Allah menjelaskan siapa yang dimaksud oleh Allah dengan orang sabar pada ayat di atas: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un". (Qs 2: 156)

Ternyata, begitu mudahnya Allah melukiskan orang sabar itu. Bukankah kita sering mengucapkan kalimat "Inna lillahi… ." Orang sabar-kah kita? Nanti dulu! Andaikata kita mau merenung makna kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un maka kita akan tahu bahwa sulit sekali menjadi orang yang sabar.
Arti kalimat itu adalah : "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali."
Kalimat ini ternyata bukan sekedar kalimat biasa. Kalimat ini mengandung pesan dan kesadaran tauhid yang tinggi. Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa karena kita semua adalah milik Allah; kita berasal dari-Nya, dan baik suka-maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Allah, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Allah. Inilah orang yang sabar menurut Al-Qur’an!

    Ikhlaskah kita bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang. Relakah kita bila proyek yang sudah didepan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dna diberikan kepada saingan kita. Berubah menjadi dengki-kah kita bila melihat tetangga kita sudah membeli teve baru, mobil baru atau malah pacar baru. Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah… .

Bila kita mampu mengingat dan menghayati makna kalimat tersebut, ditengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur’an: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
Laa yukallifullahu nafsan illa wus aha
Allah tidak akan memberi cobaan pada manusia kecuali mereka mampu menanggungnya.
Untuk itu tak usah buru-buru meratapi kondisi kita yang miskin, sakit-sakitan, ditimpa bencana Seakan hanya kita yang mendapat cobaan yang berat dari Allah.

Innallaha maashobirin
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar. Amin.

Jumat, 24 September 2010

MAKE OF GREAT SEX (Untuk Direnungkan !)


Dikisahkan, pada sebuah malam hujan badai bertahun tahun yang lalu, ada seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia untuk mendapatkan tempat bermalam dan menghindari hujan.

“Dapatkah Anda memberi kami sebuah kamar di sini?” tanya sang suami kepada si pelayan.

Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota, “Semua kamar kami telah penuh,” pelayan berkata.

“Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti Anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin Anda mau tidur di ruangan saya? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat Anda tidur dengan nyaman malam ini.” Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk.
“Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja” kata sang pelayan.
Akhirnya pasangan ini setuju.

Keesokan pagi harinya, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan,
“Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk Anda”.
Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum.
Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan seseorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu…

Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut.


Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut
Fifth Avenue
and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.
“Itu”, kata laki-laki tua, “adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola.”
“Anda pasti sedang bergurau,” jawab laki-laki muda.
“Saya jamin tidak,” kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.

Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

———–

Para Pembaca yang Budiman, setelah membaca artikel ini tentu akan merasa bingung, apa hubungan dari judul di atas dengan isi dari artikel ini. Sebenarnya yang dimaksudkan dengan SEX di sini adalah Service EXcellent.. Memang, dengan servis prima kita bisa saja mendapatkan hasil yang berlipat ganda, masih banyak contoh yang bisa kita petik dari SEX ini.

Great SEX make our life better..
Layani dan perlakukan semua orang dengan kasih, kemurahan dan hormat, dan anda tidak akan gagal.
(DISALIN DARI pusatrenungan.blogspot.com)

KELUARGA SAKINAH

Oleh: Azhari
baitijannati – Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga adalah dimulai dengan ijab Kabul, saat itulah segala sesuatu yang haram menjadi halal. Dan bagi orang yang telah menikah dia telah menguasai separuh agamanya.

Barang siapa menikah, maka dia telah menguasai separuh agamanya, karena itu hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. [HR. al-Hakim].

Sebuah rumah tangga bagaikan sebuah bangunan yang kokoh, dinding, genteng, kusen, pintu berfungsi sebagaimana mestinya. Jika pintu digunakan sebagai pengganti maka rumah akan bocor, atau salah fungsi yang lain maka rumah akan ambruk. Begitu juga rumah tangga suami, istri dan anak harus tahu fungsi masing-masing, jika tidak maka bisa ambruk atau berantakan rumah tangga tersebut.
Mari kita telaah satu persatu masing-masing fungsi suami dan istri tersebut.


Kewajiban Suami

Suami mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, tetapi disamping itu ia juga berfungsi sebagai kepala rumah tangga atau pemimpin dalam rumah tangga. Alloh SWT dalam hal ini berfirman:

Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Alloh telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34).

Menikah bukan hanya masalah mampu mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi bukan salah satu yang terpenting. Suami bekerja keras membanting tulang memeras keringat untuk mencari rezeki yang halal tetapi ternyata tidak mampu menjadi pemimpin bagi keluarganya.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (Qs. at-Tahriim: 6).

Suami juga harus mempergauli istrinya dengan baik:

Dan pergauilah isteri-isteri kalian dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Qs. an-Nisaa’: 19).

Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jarinya. [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Al-Khudzri].

Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara istri-istri Rasul, siapakah yang paling disayangi?” Rasulullah Saw hanya tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti.“

Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah memberikan sebuah kepada istri-istrinya masing-masing sebuah cincin seraya berpesan agar tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain. Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri Nabi Saw itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing.

Bahkan tingkat keshalihan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana sikapnya terhadap istrinya.
Kalau sikapnya terhadap istri baik, maka ia adalah seorang pria yang baik. Sebaliknya, jika perlakuan terhadap istrinya buruk maka ia adalah pria yang buruk.

Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].

Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya. Sesungguhnya aku sendiri adalah yang paling baik diantara kalian dalam memperlakukan keluargaku. [al-Hadits].

Begitulah, suami janganlah kesibukannya mencari nafkah di luar rumah lantas melupakan tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga. Suami berkewajiban mengontrol dan mengawasi anak dan istrinya, agar mereka senantiasa mematuhi perintah Allah, meninggalkan larangan Allah swt sehingga terhindar dari siksa api neraka. Ia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah jika anak dan istrinya meninggalkan ibadah wajib, melakukan kemaksiatan, membuka aurat, khalwat, narkoba, mencuri, dan lain-lain.

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. [HR. Bukhari].


Kewajiban Istri

Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga kehormatannya (jilbab, khalwat, tabaruj, dan lain-lain.). Ketaatan yang dituntut bagi seorang istri bukannya tanpa alasan. Suami sebagai pimpinan, bertanggung jawab langsung menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan menjaga keselamatan mereka lahir-batin, dunia-akhirat.

Tanggung jawab seperti itu bukan main beratnya. Para suami harus berusaha mengantar istri dan anak-anaknya untuk bisa memperoleh jaminan surga. Apabila anggota keluarganya itu sampai terjerumus ke neraka karena salah bimbing, maka suamilah yang akan menanggung siksaan besar nantinya.

Ketaatan seorang istri kepada suami dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju surga di dunia dan akhirat. Istri boleh membangkang kepada suaminya jika perintah suaminya bertentangan dengan hukum syara’, missal: disuruh berjudi, dilarang berjilbab, dan lain-lain.

Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki. [al-Hadist].

Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah. [HR. Muslim, Ahmad dan an-Nasa'i].

Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (Qs. an-Nisaa’: 34).

Ta’at kepada Allah, ta’at kepada Rasul, memakai jilbab (pakaian) yang menutup seluruh auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah. (Qs. al-Ahzab: 32).

Sekiranya aku menyuruh seorang untuk sujud kepada orang lain. Maka aku akan menyuruh wanita bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami terhadap mereka. [al-Hadits].

Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan hatimu jika engkau memandangnya dan mentaatimu jika engkau memerintahkan kepadanya, dan jika engkau bepergian dia menjaga kehormatan dirinya serta dia menjaga harta dan milikmu. [al-Hadist].

Perselisihan

Suami dilarang memukul/menyakiti istri, jika terjadi perselisihan ada beberapa tahapan yang dapat ditempuh,

Istri-istri yang kalian khawatirkan pembangkangannya, maka nasihatilah mereka, pisahkanlah mereka dari tempat tidur, dan pukullah mereka (dengan pukulan yang tidak membahayakan).
Akan tetapi, jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34).

Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].

Jika kalian merasa khawatir akan adanya persengketaan diantara keduanya, maka utuslah seorang (juru damai) dari pihak keluarga suami dan sorang juru damai dari pihak keluarga istri. Jika kedua belah pihak menghendaki adanya perbaikan, niscaya Allah akan memberi taufik kepada suami-istri. (Qs. an-Nisaa’: 35).

Demikianlah Islam mengatur dengan sempurna kehidupan keluarga sehingga terbentuk keluarga sakinah dan bahagia dunia-akhirat.
Wallahua’lam. (baitijannati.wordpress.com)


MANFAAT MENIKAH

1. Melahirkan Ketentraman Jiwa.
2. Menjaga Pandangan Mata dan Kemaluan.
3. Menciptakan Ladang Kekayaan (Jiwa).
4. Melahirkan Anak Shalih.
5. Memperbanyak Keturunan.
6. Menjaga Kelangsungan Generasi dan Kelestarian Hidup Manusia.
7. Terjalinnya Hubungan Persahabatan dan Persaudaraan Sesama Muslim.
8. Terjalinnya Kebiasaan Berbuat Baik Kepada Orang Tua dan Hubungan Silaturrahmi.
9. Sarana Meningkatkan Ibadah.
10. Mempermudah Jalan Menuju Surga.

Surat Lamaran ............

Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir, manusiawi lah). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya.


Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim.
Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.

Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya). Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That's all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya. Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur.
"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini. "Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur." "Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar saat itu. Ingá akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.
 "Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya. Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas di dalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Yertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe. Saya membaca satu kalimat di atas dideretan paling atas.
"Busyet dah nih orang." Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan senyum. Sementara dia Cuma ngikik melihat ekspresi saya. Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.


Kepada Yth......................Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon   
                                     kakak buat adik-adik saya

                                     Di tempat

Assalamu'alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat
ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ...... untuk menjadi istri saya.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak.
Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya.
Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya.
Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia."
"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku."
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan ? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha."
"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita belum tidur. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing. "Udah tidur. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik..."
"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih. * * *
Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'.
Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah.
Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA.
Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan.
Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.
Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan.
Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.
Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas: "Cinta tumbuh karena suami/istri( belahan jiwa)."
Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa
Adakah atahu hubungan antara 2 biji mata anda? Mereka berkedip bersama, bergerak bersama, menangis bersama, melihat bersama dan tidur bersama meskipun mereka tidak pernah melihat antara satu sama lain... begitulah suatu hubungan seharusnya...

oleh by Ugik Madyo
sumber : dari milis & forum yang kami ikuti

“ Renungan Untuk Para Suami Bila Istri Cerewet”

Adakah istri yang tidak cerewet?
Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.

Seorang laki – laki  berjalan  tergesa - gesa.  Menuju  kediaman  khalifah  Umar bin Khatab.  Ia ingin mengadu  pada  khalifah;  tak tahan  dengan  kecerewetan  istrinya.  
Begitu sampai di depan  rumah khalifah, laki-laki itu tertegun.Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu m e n g u r u ngkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan,  berdiam diri saat istrinya ngomel ?   Mengapa  ia  hanya  mendengarkan,   padahal  di luar sana, ia selalu  tegas  pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4.
Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya,  membidik  tubuh - tubuh  elok  di sekitarnya.  Panah yang tertancap membuat   d a r a h  mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah  sang  istri  yang  selalu  berada  di sisi,  menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari.  Adalah  istri  tempat  ia  mengalirkan  berjuta  gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar.
Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru.
M e l a m b u n g k a n   raga  hingga  langit  ketujuh.  Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi?   Berapa  pula  ia  mau   d i b a y a r.   Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya  laki - laki tak  bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar.
Atasan  dan  bawahan  sering  tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan  pakaianannya,  memilihkan  apa  yang pantas  untuknya,  menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami  menyemai  benih  di ladang istri.   Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat  benih  hingga  lahir  tunas  yang  menggembirakan.  Tak berhenti sampai di situ.  Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat.  Jika ada yang salah dengan  pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan.  Bila  tunas  membanggakan  lebih  dulu  suami  maju ke depan, mengaku,  akulah  yang  membuatnya  begitu.?  Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang  kerja,  suami  memikul  lelah  di  badan.   Energi terkuras,  beraktivitas  di seharian. Ia butuh asupan  untuk mengembalikan  energi.  Di meja makan   s u a m i    Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan.
Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan  istri  selalu  menjadi  koki  terbaik untuk suami.  Mencatat  dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel.
Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya.Istri telah berusaha  membentenginya  dari  api  neraka,   memelihara  hartanya,  menjaga  penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri  sudah  puas  menumpahkan   kata - katanya, barulah  ia  menasehati,   dengan  cara  yang baik, dengan     b e r c a n d a.  Hingga   t a k  terhindar tertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.
Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam   i d a m a n    bagi keluarganya.ditulis oleh : Ahmad Bustamsumber : dari milis-milis yang kami ikuti

Nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, dilahir di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Ayahnya bernama Khaththab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan bathil.

Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang.
Umar juga dikenal, karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

untuk mengetahui lebih lanjut sejarahnya silahkan buka alamat di bawah ini :
http://id.wikipedia.org/wiki/Umar_bin_Khattab

Kamis, 23 September 2010

KELUARGA SAKINAH-MAWADAH-WAROHMAH-AMANAH (SMWA)

Potensi cinta kasih, mawaddah dan rahmah yanga di anugerahkan Allah kepada pasangan suami-istri adalah untuk satu tugas yang berat tetapi mulia. Malaikat pun berkeinginan untuk melaksanakannya, tetapi kehormatan itu diserahkan Allah kepada manusia.

SAKINAH berarti ketenangan, atau antonim kegoncangan. Kata ini tidak digunakan kecuali untuk menggambarkan ketenangan dan ketentraman setelah sebelumnya ada gejolak, apa pun bentuk gejolak tersebut. Kecemasan menghadapi musuh, atau bahaya, atau kesedihan dan semacamnya bila disusul dengan ketenangan batin yang mendalam, maka ketenangan tersebut dinami SAKINAH.

SAKINAH harus didahului oleh gejolak, menunjukan bahwa ketenangan yang dimaksud adalah ketenangan dinamis. Didalam rumah tangga pasti ada saat-saat di mana g e j o l a k bahkan kesalahpahaman dapat terjadi, namun ia dapat segera tertanggulangi lalu melahirkan SAKINAH.

SAKINAH terlihat pada kecerahan air muka yang diasertai dengan kelapangan dada, budi bahasa yang halus, yang dilahirkan oleh ketenangan batin akibat menyatunya pemahaman dan kesucian hati, serta bergabungnya kejelasan pandangan dengan tekad yang kuat.
Bahwa SAKINAH tidak datang begitu saja, tetapi ada syarat bagi kehadirannya. Kalbu harus disiapkan dengan kesabaran dan ketakwaan, karena SAKINAH “diturunkan” Allah ke dalam kalbu.
SAKINAH baru diperoleh setelah melalui beberapa fase, bermula dari mengosongkan kalbu dari segala sifat tercela dan buruk, dengan jalan menyadari d o s a dan kesalahan telah diperbuat, kemudian “memutuskan hubungan” dengan masa lalu yang kelam, dengan penyesalan dan dengan pengawasan ketat terhadap diri menyangkut hal - hal mendatang, disusul dengan mujahadah/ perjuangan melawan sifat - sifatnya yang terpuji, menganti yang buruk dengan yang baik, seperti kekikiran dengan kedermawanan, kecerobohan dengan keberanian, egoisme dengan pengorbanan, sambil memohon bantuan Allah dengan berdzikir mengingat - Nya, yang kesemua itu dapat di simpulkan dengan upaya menghiasi diri dengan ketabahan dan takwa.

MAWADDAH terambil dari akar kata yang maknanya berkisar pada “kelapangan dan kekosongan”. MAWADDAH adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Ia adalah cinta plus yang sejati.
MAWADDAH adalah c i n t a yang tampak dampaknya pada perlakuan-serupa dengan tampaknya kepatuhan akibat rasa kagum dan hormat pada seseorang.

Jangan menduga MAWADDAH hadir begitu terlaksananya perkawinan. Kelirulah yang beranggapan demikian karena jika demikian pastilah kita tidak akan menemukan perkawinan yang gagal. Yang benar adalah dengan perkawinan Allah menganugerahi pasangan suami istri potensi untuk meraih MAWADDAH, selanjutnya mereka harus berjuang bersama untuk meraihnya.

RAHMAH adalah kondisi psikologis yang muncul di dalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk melakukan pemberdayaan. Karena itu dalam kehidupan keluarga masing -masing, suami dan istri, akan bersungguh-sungguh, bahkan bersusah payah demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala yang mengganggu dan mengeruhkannya.

RAHMAH menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak cemburu. Pemiliknya tidak angkuh, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak juga pemarah, apalagi pendendam. Ia menutupi segala sesuatu dan sabar menanggung segalanya.

Suami dan istri harus dapat menjadi “diri” pasangannya, dalam arti masing-masing harus merasakan dan memikirkan apa yang dirasakan dan dipikirkan pasangannya, sehingga mengukur pasangannya serupa dengan mengukur dirinya.

Suami dan istri harus berusaha untuk saling melengkapi !

AMANAH adalah sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain disertai dengan rasa aman dari pemberinya karena kepercayaannya bahwa apa yang diamanatkannya itu akan dipelihara dengan baik, serta aman keberadaaannya di tangan yang diberi amanat itu.

Istri adalah AMANAH di pelukkan sang suami, dan suami pun AMANAH di pelukan sang istri. Tidak mungkin orang tua dan keluarga masing - masing akan merestui perkawinan tanpa adanya rasa percaya dan aman itu. Suami-demikian juga istri-tidak akan menjalin hubungan kecuali jika masing-masing merasa aman dan percaya kepada pasangannya.

AMANAH dipelihara dengan mengingat Allah; kebesaran, kekuasaaan, dan kemurahan - Nya. Ia dipelihara dengan melaksanakan tuntunan agama. Siramilah AMANAH itu dengan shalat, walaupun hanya lima kali sehari. Kukuhkan ia dengan jamaah bersama pasangan, walaupun hanya sekali sehari.

Sebagian besar perkawinan yang gagal adalah karena hilangnya amanah, iman, dan rasa aman itu.
Prioritas pertama dalam menjatuhkan pilihan pada pasangan adalah iman dan takwa, atau dengan kata lain agama dan keberagamaan.

CINTA MEMANG HARUS DIUPAYAKAN !

Namanya baru belajar buat blog ! Coba……
Setelah jadi, ………ambil salah satu arsip di my document ……. di posting !
Berhasil !!!!!!!!

Kemudian bingung mau nulis apa ya………! Lihat blog yang sdh on…., maunya niru gaya tulisannya.

Salah satu blog yang saya  baca,  ada yang bagus menurut saya…. Caoba bacalah !

|Sebab CINTA memang harus diupayakan »|Sebab CINTA memang harus diupayakan

1. Menikah dengan orang yang kau cintai
2. Mencintai orang yang kau nikahi
        Mana yang akan kau pilih ?”
Spontan aku pilih yang kedua: Mencintai orang yang kunikahi (orang yang menikah denganku)
“Kenapa ?”
Hm…iya ya,kenapa?
Sebab,menurutku nih…jodoh adalah hal yang pasti meskipun tetap menjadi misteri bagi orang-orang yang belum menemukannya.Sedangkan mencintai itu adalah hal yang berbeda.Mencintai seseorang yang belum ada haknya seperti menggenggam bara.Kalo’ Allah berkenan menjadikan bara itu sebagai pendamping seumur hidup,maka bara itu akan menjelma jadi energi untuk menciptakan kebersamaan yang indah.Tapi kalo Allah ga’ berkenan mempersatukan,maka bara itu malah akan membakar,dan bisa menghanguskan diri sendiri.

Lebih dari itu,aku rasa pilihan kedua itu lebih aman dari penyakit hati,yang bisa jadi mengotori niat suci menikah coz Allah.
Itu jawabanku saat itu.Tapi,ga’ lama kemudian,aku jadi termenung,mencoba berpikir lebih dalam lagi dan menyelam jauh ke dalam lubuk hati.Trus aku coba meneruskan pertanyaan itu ke temenku yang lain.
Dan ternyata dia ngasih jawaban yang sama denganku

Tapi,aku malah makin ragu sama jawaban itu,benarkah begitu?
Pilihan pertama ,menikah dengan orang yang kucintai,seperti mengalirkan energi dan semangat untuk meraih sesuatu yang selama ini sudah jadi dambaan hati.Dan tentu akan jadi hal yang nyenengin kalo bisa bersanding sama orang yang dicintai,ga’ ragu mengumumkannya pada public,ga’ ragu buat mengekspresikannya,sebab cinta itu sudah legal.

Pilihan kedua ,mencintai orang yang menikahiku.Hmmm..…pasrah,
menerima nasib.

Ah…..tidak juga,kalo aku menerjemahkannya jadi suatu bentuk syukurku kepada-Nya.Coz apa yang Allah pilihkan buatku,tentu itulah yang terbaik.Jadi kenapa aku tidak memaknai rasa syukur itu dengan mengupayakan cinta ,menumbuhkannya dan merawatnya.
Bukankah kalo saat ini aku gy mencintai seseorang (padahal belum ada hak atasnya),itu ga’ tumbuh begitu saja?Ada masa-masa,ada hal-hal,ada peristiwa-peristiwa yang bikin aku mencintainya.Trussss,kenapa hal-hal itu ga’ bisa ditumbuhkan ke orang yang sudah Allah pilihkan buat aku ?
Tetapi,sekali lagi,tentu nyenengin kalo yang pertama yang jadi pilihan,menikah dengan seseorang yang kucintai,seperti Fathimah yang menikah dengan Ali,seperti Khadijah Al-kubro yang menikah dengan Rasulullah,Muhammad SAW
Tetapi,kalau pun akhirnya Allah memilihkan orang lain,maka pilihan kedua bukan hal yang ga’ menyenangkan .Tidak ada yang tidak mungkin.Sebab cinta memang harus diupayakan.
Kalo kamu ??????

Rabu, 22 September 2010

SARANA KOMUNIKASI DAN TRANSFER DATA UNTUK SUPERVISOR


PENDAHULUAN :

Kecepatan pertumbuhan ekonomi, dimana listrik merupakan kebutuhan masyarakat yang sulit dihindari disamping itu perilaku masyarakat yang kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan listrik,  menyebabkan krisis nasional sehingga muncul inpres no. 10 tahun 2005 akibat black out se Jawa beberapa waktu yang lalu.

Sekarang pasokan listrik di Indonesia terutama Pulau Jawa Bali memang sudah kritis, sebab Pembangkit listrik PLN sangat rentan dari gangguan. Akibatnya, bila terjadi kerusakan mendadak dari beberapa Pembangkit, cadangan listrik yang dapat dipelihara PLN langsung drop dari 30 % menjadi 20 % yang menyebabkan PLN mengalami devisit pada saat beban puncak sehingga menyebabkan pemadaman bergilir.  Karena itu krisis listrik di Indonesia terutama Pulau Jawa-Bali hanya bisa diatasi Jika PLN bisa menyelesaikan program 10.000 MW

Munculah slogan PLN Hemat listrik hemat biaya. Dan di media layar kaca beberapa waktu yang lalu ditayangkan dan agak aneh, jika Lydia Kandau mengingatkan di iklan televisi tentang penghematan listrik. Disana digambarkan ia mempunyai anak yang bandel untuk mematikan listrik, semuanya dibiarkan menyala. ”Masalahnya bukan kuat bayar atau tidak. Tetapi dengan berhemat, pasokan listrik kita juga akan hemat”. Begitu kurang lebih kata Lydia sebelum akhirnya listrik benar-2 padam.  ”Tuh kan dibilangin juga apa. Baru aja diomongin sekarang sudah mati” gerutunya saat listrik tiba-tiba mati.
Selain itu, PLN juga mengingatkan kepada masyarakat pengguna listrik  diberbagai media termasuk menerbitkan kalender tahun 2009 dicover depan memperkenalkan gambar si Bili Generasi Hemat Listrik.

Karena hal tersebut di atas,  Pemerintah lewat PLN   membangun Pembangkit-2 Listrik tersebar di Indonesia untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik di Indonesia, baik dengan anggaran PLN sendiri maupun Loan dari IBRD, ADB pinjaman Bank dalam negeri maupun Luar Negeri.
Disamping membangun Pembangkit, untuk menyalurkan pasokan listrik yang dihasilkan PLN juga  membangun SUTET dan GITET 500 kV, SUTT dan GI. 150 kV  juga membangun SUTT 70 kV (sebagian luar Jawa dengan material Existing bongkaran)
Untuk  pelaksana Prasarana  penunjang pembangunan Pembangkit tersebut diatas,  diserahkan/ dilaksanakan / ditenderkan oleh PLN PIKITRING , PLN Wilayah dan PLN P3B
sedangkan Pelaksanaan  Supervisi  diserahkan PT.PLN (Persero) Jasa Manejemen Konstruksi.

Pelaksanaan Supervisi
Salah satu Unit Supervisi Konstruksi (USK) PT. PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi adalah USK JTBN (Unit Supervisi Konstruksi Jatim, Bali dan Nusa Tenggara) yang berkantor di Surabaya. Diberi tugas  oleh JMK Induk yang berkantor di Jakarta untuk  mengadakan Supervisi pekerjaan dari  PT.PLN PIKITRING JBN (21 Lokasi tersebar di Jawa Timur dan Bali) dengan Surat Penugasan No.012.STg/PIKITRING JBN/2005 tgl. 25 Pebruari 2005, 020 STg/PIKITRING JBN/2008 tgl. 01 September 2008 dan No. 025 STg/PIKITRING JBN/2008 tgl. 14 Oktober 2008.
Dari  PT.PLN PIKITRING Kalimantan (07 Lokasi tersebar dari KALSEL menuju KALTIM dan KALBAR) dengan Surat Penugasan No. 006.PJ/432/PIKITRING KAL/2005, tgl.30 September 2005 dan No. 01.PJ/432/PIKITRING KAL/2007, tgl.21 Mei 2007.
Kemudian dari  PT. PLN P3B-JB (14 Lokasi tersebar Jatim dan sebagian Jateng/ Prasarana penunjang PLTU Pacitan, PLTU Tanjung awar2 dan PLTU Paiton) diluar pembebasan tanah sesuai Surat Tugas No. 001.SKU/432/P3B/2008 tgl. 01 Pebruari 2008.

Sasaran  yang utama disamping untuk supervisi joint inspection kedatangan material , supervisi konstruksi dan komisioning Pembangunan tersebut di-atas yang meliputi pengendalian mutu pekerjaan, waktu dan biaya sehingga hasilnya sesuai yang tercantum dalam kontrak. Supervisor JMK juga harus memperhitungkan supaya pengoperasian Gardu Induk harus lebih cepat selesai sebelum pembangunan SUTET 500 kV, SUTT 150 kV, SUTT 70   selesai sehingga bisa beroperasi untuk menunjang pasokan listrik .
Pengendalian, Monitor Pekerjaan Supervisi :
PT. PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi, Unit Supervisi Konstuksi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (JMK USK JTBN)  sesuai dengan tugas dari PLN JMK Induk harus
melaporkan kegiatan di-lapangan dan progress Phisik tiap hari Jum’at (Mingguan) dan tiap akhir bulan (bulanan). Disamping itu Pemilik Proyek juga minta dikirim laporan kegiatan di-lapangan dan progres phisik yang dicapai masing-2 proyek dan harus diterima sebelum tanggal 03 tiap bulan.
Karena itu PT. PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi, Unit Supervisi Konstuksi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara yang berkantor di Surabaya mengandalkan Supervisor sebagai ujung tombak yang bertugas di-lapangan untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaaan yang dilaksanakan kontraktor yang ditunjuk pemberi kerja harus sesuai kontrak dan gambar kerja/ pelaksanaan yang sudah disetujui pemilik proyek. PLN JASER dan PLN JMK. Supervisor yang ada dilapangan itulah yang melaporkan kegiatan dan progress phisik ke Bagian Pelaporan yang ada di Kantor Surabaya.
Karena itu untuk penunjang pelaporan secara cepat dan akurat maka perlu disediakan peralatan SARANA KOMUNIKASI DAN TRANSFER DATA yaitu lewat email dengan pertimbangan cepat, akurat, handal dan murah.

Pemilihan peralatan :

1.   Notebook :

Notebook, disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan yaitu Microsof ofice yang perlu di email word dan excel. Juga dilengkapi modem GSM, 3G.
Sekarang ini banyak Notebook murah Rp. 3 jutaan, baik buatan lokal maupun branded.
Setelah melalui evaluasi baik dari pengalaman maupun referensi dari internet maka dipilih Notebook, merk Acer yang tidak ada modem 3G nya, dengan pertimbangan disamping lebih murah dibandingkan note book yang included modem. Signal GSM yang didapat lebih bagus Note book dengan model external USB. Disamping itu modem external GSM dipilih yang ada colokan external athene  dengan pertimbangan tidak semua daerah bisa menerima signal GSM karena lokasi supervisi pekerjaan SUTT/ SUTET jauh dari perkotaan sehingga  signal GSM tidak bisa terjangkau.


2. Modem GSM 3G :

Pemilihannya modem harus hati-2, jangan sampai terlanjur dibeli tetapi tidak bisa berfungsi. Karena itu perlu mempertimbangkan :
a.   Tingkat Kestabilan
Tingkat kestabilan dihubungkan dengan daya tahan dalam penggunaan sehari-hari, pada kondisi ekstrem adalah penggunaan non-stop. Modem yang bagus beroperasi dengan baik walaupun telah digunakan terus menerus selama beberapa lama. Jika modem sebentar2 ‘putus-nyambung’ maka tingkat kestabilan modem diragukan. Tentu saja putus nyambung ini diluar malfunction yang terjadi pada operator.
b.   Daya Tangkap Sinyal
Seperti ponsel, semakin kuat daya tangkap sinyal semakin bagus. Semakin besar sinyal yang ditangkap potensi kecepatan data yang dapat disalurkan semakin besar.
c.    Kecepatan & Range Frekuensi
Semakin cepat modem semakin bagus. Ukurannya seberapa besar kapasitas data yang dapat disalurkan. Kapasitas tergantung dari jenis transport yang didukung, misalnya GPRS [standard(DL=48kbps/UP=48kbps), EDGE(DL=384kbps/UP=384kbps)], UMTS [HSDPA(DL=3.2mbps/UP=384kbps), HSUPA(DL=7.2mbps/UP=2.1mbps)]. Modem yang beredar di pasaran umumnya minimal sudah mendukung HSDPA, bahkan HSUPA. Tentu saja kecepatan pada penggunaan bergantung pada paket data yang dipilih oleh pengguna (misal 256kbps) dan ketersediaan layanan transport oleh operator pada daerah tersebut (coverage area, ada daerah yang belum support HSDPA misalnya, jadi transport yang aktif adalah GPRS)
d.   Harga
Tentu saja dengan spesifikasi yang sama kita menginginkan harga yang lebih murah bukan?
e.   Ukuran
Sebagian orang berpendapat size doesn’t matter. Modem ada yang berukuran kecil, ringan, modis, ada pula yang berukuran besar dan ‘berat’. Itu diabaikan yang penting ada colokan untuk antena external.
f.     Garansi, Perbaikan & Purna Jual
Jika modem bermasalah, tentunya kita menginginkan layanan perbaikan yang cepat dan tepat. Jika ada yang menawarkan garansi one-to-one replacement tentunya sangat bagus.
Terlepas dari faktor – faktor di atas, sekali lagi, kinerja modem tergantung juga dengan operator selular, antara lain, paket bandwidth yang dipilih, keberadaan sinyal GPRS(Standard/EDGE) / UMTS (HSDPA/HSUPA), kekuatan sinyal, kapasitas BTS, banyaknya pengguna yang terhubung ke BTS dan sebagainya.
Maka Diputuskan memakai modem merk Siera type 881U dan Siera type 885


Gambar dibawah ditayangkan di layar Note Books merk Acer Aspire one, modem external USB Sierra type 881U, memakai kartu halo flash dengan external anthene yagi 25 db di base camp supervisor PLTM Merasap Kalimantan Barat, 6 jam perjalanan mobil dari kota Pontianak.

     


Penutup :
Dengan Rp.110.000,-/bulan berlanggaanan kartu Telkomsel flash corporat, bisa menghemat biaya (kertas, tinta dan biaya kirim), tenaga dan waktu untuk transfer data dan komunikasi (lewat yahoo messenger) antara bagian pelaporan di kantor Surabaya dengan supervisor yang tersebar di lapangan, PLN JMK Induk-Jakarta dan PLN pemberi kerja (PLN PIKITRING KALIMANTAN-Balikpapan. PLN PIKITRING JBN-Semarang dan PLN P3B-JB-Jakarta).