Rabu, 03 Oktober 2012

" CATATAN PERJALANAN KE TANAH HARAM"

" Special untuk empunya blog yang punya cita2 pergi haji diusia muda  "

             Ya Allah, tidak layak dan pantas hambaMu ini menjadi penghuni surga-Mu
Namun tetapi hamba tiada kuat menerima siksa dan panasnya api neraka-Mu

Maka kami mohon tobat dan mohon ampun atas dosa-dosa ku

sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa besar

Dosa-dosaku seperti butiran sejumlah pasir di pantai

maka terimalah pengakuan  taubat hamba, wahai Yang Memiliki Keagungan

Dan umur hamba berkurang setiap hari,

sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya

Ya Tuhanku, hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu
Seandainya Engkau mengampuni
Memang Engkaulah Pemilik Ampunan
Dan seandainya Engkau menolak taubatku
Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-MU

lahi lastu lilfirdausi ahla, walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi

Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fainaka ghafirudz- dzanbil ‘adzimi

Dzunubi mitslu a’daadir- rimali, fahabli taubatan ya Dzal Jalaali

Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi, wa dzanbi zaaidun kaifa –htimali

Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak, muqirran bi dzunubi wa qad di’aaka

fain taghfir fa anta lidzaka ahlun, wain tadrud faman narju siwaaka

.....................................................

Syair  diatas  adalah  gubahan Abu Ali al-Hasan ibnu Hani al-Hakami. Seorang sufi besar  dan  juga  seorang  p e n y a i r    Islam  termasyhur   di era   kejayaan  Islam  pada zaman kekuasaan  Sultan  Harun al Rasyid al Abassi,  yang  menjadi  khalifah  Dinasti  Abasiyah tahun 786-809.  Pada  zamannya  beliau  terkenal  dengan  sebutan  Abu Nawas.



Itulah modal  utama yang kami punya  disamping berusaha  dengan segala kerendahan hati/ tawaduk  sehingga    k a m I   b e r d u a   b e r a n i    bertekad   u n t u k  berangkat  ketanah haram memenuhi panggilan- Nya.



Labbaika Allahumma labbaika.

Labbaika la syarika laka labbaika.

Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.

laa syarika laka.



Ya Allah, aku datang karena panggilanMu.

Tiada sekutu bagiMu.

Segala nimat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu.

Tiada sekutu bagiMu.

Awalnya   pada  tgl. 24 Oktober 2007 kami .. .. membuka  rek. dan Setor di Tabungan Haji- "Bank Mandiri"
















 
Kemudian,  pada hari  yg  sama  pada 24 Oktober 2007, kami menuju Kantor  Departemen  Agama depan masjid agung   dengan  Membawa  bukti  dari Bank Mandiri untuk mendaftar pergi haji !        









Disamping b e k al  p e n g e t a h u a n  pergi  ke tanah haram dari KBIH yg.ada di masjid Al Falah sby.  kami  berdua beberapa  kali  ikut manasik di masjid Al Falah,  Asrama Haji dan Masjid Al Akbar Surabaya.





















Setelah pelunasan setoran ONH, kepastian berangkat dari depag kemudian baru mengurus pasport dan visa ke imigrasi
























Tawaf Qudum

Disebut juga Tawaf  D u k h u l,   yaitu tawaf pembukaan atau tawaf selamat datang yang dilakukuan pada waktu jamaah baru tiba di Mekah.
Nabi Muhammad SAW setiap kali masuk Masjidil Haram lebih    dulu melakukan tawaf sebagai ganti shalat Tahiyyatul Masjid. Maka  tawaf  inipun  disebut juga  Tawaf  Masjidii   H a r a m.

H u k u m  untuk tawaf  Q u d u m  adalah S u n a t.  maka jika tidak melaksanakan tawaf Qudum  tidak membatalkan Ibadah haji ataupun  Umrah. B a g i  w a n i t a  yang sedang haid atau Nifas  dilarang  melakukan  Tawaf Qudum. Bagi wanita yang melaksanakannya tidak perlu  l a r I - lari kecil  cukup berjalan biasa.
Tawaf  Qudum  ini  boleh  tidak disambung  dengan Sai,  tetapi  bila  disambung   maka Sainya sudah termasuk Sai haji. Oleh karena itu waktu Tawaf Ifadah jamaah tidak perlu lagi melakukan Sai.  Disunatkan  menyelendangkan pakaian atas Ihram di bawah  ketiak  lengan  kanan  dan  ujungnya  diatas  pundak  kiri. K a l a u   m u n g k i n  sempatkanlah mengusap dan mengecup  Hajar Aswad atau  cukup  dengan memberi  isyarat  dari jauh disunahkan membaca takbir :

                                                Bismillahi wallahu Akbar

pada  setiap  putaran,  hal ini  sesuai  dengan hadits Ibnu Abbas, ia berkata:   Nabi SAW thawaf diatas untanya, dan setiap mendatangi Hajar Aswad beliau berisyarat kepadanya dengan sesuatu yang ada padanya dan bertakbir (HR. Bukhari).
ditengah-tengah melakukan tawaf itu jamaah haji diperkenankan membaca doa :



Subhaanallah Wal hamdulillah Walaailaaha Illallah, Wallaahu Akbar Walaa Haula Walaa Quwwata Illaabillah.


Artinya :
Maha suci Allah,  Segala puji  bagi  Allah  tidak  ada  Allah yang patut disembah kecuali Allah, Allah Maha besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.

Dan ketika sudah sampai di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad supaya membaca :

Rabbanaa Aatinaa Fiddunyaa Hasanah Wafil Aakhirati Hasanah Waqinaa Azaabannar.

Artinya :
Ya Tuhan kami ! berilah kami kebaikan di  dunia dan akhirat,  dan lindungilah kami dari siksaan api neraka.


Dalam pengertian   u m u m  I b a d a h  T a w a f   adalah mengelilingi Ka'bah  sebanyak  7 ( tujuh ) kali, dimana tiga putaran pertama  dengan  l a r i  -  l a r i  kecil   ( jika mungkin ) , dan  selanjutnya berjalan  biasa.  Tawaf  dimulai  dan  berakhir  di Hajar Aswad  ( tempat batu  hitam )  d e
n g a n  menjadikan  B a i t u l l a h disebelah kiri.


Syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan tawaf adalah sebagai berikut :  

  • Berniat akan melakukan tawaf.
  • Menuju ke garis coklat tanda batas putaran tawaf  yang  letaknya searah Hajar Aswad.
  • Menghadap ke Ka'bah dan ber - I s t i l a m  (mengangkat  tangan kanan ke arah hajar  Aswad) dan memberi  isyarat mengecupnya,  sambil  mengucapkan B i s m i l l a h i    Wallahu Akbar.
  • Memulai putaran pertama sambil membaca do'a.
  • Sampai di  Rukun Y a m a n i,  mengusap  Rukun Yamani  ( b i l a memungkinkan,  atau     cukup  dg.  mengangkat  isyarat  tangan  saja )  sambil mengucapkan   B i s m i l l a h i    Wallahu Akbar.
  • Melewati Rukun  Yasmani  maka  sampai  ke Hajar Aswad,  garis start coklat, maka  selesailah satu putaran.
Teruskan  dengan  putaran  berikutnya,  sampai  selesai  putaran  ketujuh yang akan  berakhir di hajar Aswad.



Jika  W u d h u  b a t a l  pada  saat  melaksanakan  tawaf, segera berhenti dan bersucilah  kembali  dengan  air  atau  bertayamum, setelah  itu  ulangi putaran  saat  batalnya  wudhu  dan  lanjutkan sampai selesai. Artinya  putaran  yang  dilakukan  sebelum  wudhu  batal  adalah sah dan dapat dimasukan hitungan.

Setelah  s e l e s a i  Tawaf  lanjutkan  dengan ibadah berikutnya. Dan kalau bisa sesuai  dengan urutannya. :

  •   Berdo'a atau Munajat di Mutlazam.
  •   Shalat sunat dan berdo'a di makam Ibrahim.
  •   Shalat sunat di Hijir Ismail, lanjutkan dengan Do'a.
  •   Minum air Zamzam dan berdo'a.
  •   Selesai
Selain tawaf Qudum  seperti yang kami lakukan  yang saya tulis  sebelum  halaman  ini, ada  tawaf yang  lain  yaitu Tawaf Ifadah, Tawaf Wada dan Tawaf sunat.

Berikut penjelasan yang kami  ketahui :

Tawaf Ifadah

Tawaf  i f a d a h  adalah salah satu  dari  beberapa  r u k u n haji,  yang harus dilaksanakan sendiri jika tidak hajinya batal. tawaf ini disebut juga Tawaf Ziarah atau Tawaf Rukun.

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 29 :

"Tsummal yaqdhuu tafatsahum wal yuufuu nudzuurahum wal    yaththawwafuu bilbaitil 'atiiq"

Artinya :
"Kemudian  hendaklah  mereka  menghilangkan  kotoran -kotoran  mereka, memotong  ram-but, mengerat kuku dan memenuhi nazar nazar mereka  dan hendaklah mereka  melaku-kan tawaf di rumah yang tua itu.


Tawaf ini dilaksanakan setelah semua ibadah Haji telah diselesaikan yaitu  :  

Melontar jumrah Aqabah, membayar dam serta Tahallul Akhir  (men -cukur)  kemudian disunatkan  memakai  wewangian  setelah  jama'ah tidak Ihram. Hal ini diterangkan dalam hadis Aisyah : 
Artinya : "Aku pernah meminyaki Rasulullah SAW  ketika  (hendak) ihram, sebelum ia berihram, dan ketika sudah Tahallul , sebelum ia melakukan tawaf di Ka'bah." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sesudah  Tawaf  Ifadah   jama'ah   langsung  dapat   m e l a k u k a n T a h a l l l u l   A k b a r,  serta  telah  dihalalkan  dari segala apa yang diharamkan ketika masih Ihram. 

Waktu Pelaksanaan Tawaf Ifadah :  
P a r a   u l a m a  sepakat bahwa Tawaf Ifadah adalah merupakan  rukun  Haji  yang harus dilaksana - kan  oleh  setiap  orang  yang melakukan Ibadah Haji.

Berikut ini pendapat para imam tentang waktu Tawaf Ifadah :

HANAFIYAH :  Waktu Tawaf  Ifadah  dimulai  dari fajar  hari Nahr (10 Zulhizah)  sampai akhir bulan sesudah seseorang melakukan wukuf di Arafah.  

MALIKIYAH :  Waktu Tawaf Ifadah dimulai dari fajar h`ri Nahr (10 Zulhizah)  sampai  akhir  bulan Zulhijah,  sehingga  apabila ada jama'ah haji meninggalkan (mengakhiri) dari waktu tersebut maka terkena Dam

SYAFI'IYAH :  Waktu Tawaf Ifadah  dimulai  sejak  setelah  pertengah-an kedua malam hari Nahr (10 Zulhizah) dan berakhir sampai jama'ah haji m e n g e r j a k a n n y a (kapan saja) selama hidupnya. sedang waktu  a f d h a l (utama) untuk mengerjakannya ialah pada hari Nasr (10 Zulhijah).

Tawaf Wada .

Wada  artinya  perpisahan, T a w a f  W a d a   atau  tawaf perpisahan  adalah  salah  satu  i b a d a h  w a j i b  untuk  dilaksanakan  sebagai pernyataan  perpisahan   dan   penghormatan  kepada  Baitullah  dan Masjidil Haram. Tawaf  ini  cukup  dikerjakan  dengan  berjalan biasa. Tawaf Wada  disebut  juga  Tawaf  Shadar  ( Tawaf Kembali )   karena  s e t e l a h  itu  jama'ah akan meninggalkan M e k a h  untuk  kembali ketempat   masing - masing.  Dalam  pelaksanaannya  sama  dengan tawaf yang  lainnya,  akan  tetapi  do'a  yang  dibaca  berbeda  untuk semua putaran.
  

Tawaf Wada adalah tugas terakhir dalam pelaksanaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah. Bagi  jama'ah  yang  belum  melakukannya  belum  boleh meninggalkan Mekah, karena hukumnya Wajib. Bila  tidak  dikerjakan  maka  wajib  membayar  Dam,  dan bila sudah mengerjakan maka tidak dibenarkan lagi tinggal di Masjidil Haram. Jika Jama'ah sudah keluar Masjid,maka hendaklah  s e g e r a  p e r g i  sebab kalau jama'ah masih kembali kemasjid diharuskan mengulangi Tawaf Wada Ini. Wanita  yang  sedang  Haid  dibebas kan dari Tawaf wada  dan  ia  boleh langsung  meninggalkan  Mekah. Hal ini  dijelaskan dalam hadis Ibnu Abbas yang artinya :
"Manusia  diperintahkan  supaya  a k h i r  perjumpaan ( dengan Baitullah )  itu  dengan menjalankan Tawaf di Baitullah, akan tetapi hal ini di - r i n g a n -kan bagi perempuan-perempuan yang sedang Haid." (HR. Bukhari dan Muslim)

Tawaf Sunat
Adalah tawaf yang bisa  dilakukan  k a p a n  saja. Kalau dilakukan saat baru memasuki Masjidil Haram, Tawaf  ini  berfungsi  sebagai pengganti shalat Tahiyatul Masjid. Tawaf sunat inilah yang dimaksud atau disebut Tawaf Tathawwu.

Pengalaman kami towaf :

Kebetulan  dalam  r e g u  kami  yang  laki-2  hanya  saya dan kepala regu  ( KaRu )  dari  8 orang  termasuk istri 2 kami , yang  lain  ibu - 2  janda  dan mahasiswi,  untuk  melindungi dan menahan  d e s a k a n   jamaah lain ,  sehingga mengganggu   k o n s e n t r a s i  bisa  l u p a menghitung lintasan./ jumlah putaran  karena kami harus   berusaha  khusu m e m b a c a   d o a   setiap  melewati   lintasan, belum  lagi   k o n d i s i   p a d a t n y a  jamaah  yang berhimpit-himpitan  dimana  mereka  s e m u a  memiliki   t u j u a n   y a n g  s a m a.   Maka  agar  t i d a k  lupa  menghitung, cara  t e r m u d a h n y a  adalah  dengan menggunakan karet gelang.
Saya tempatkan  k a r e t  g e l a n g  di salah satu lengan, lalu  setiap  melewati  satu  putaran tawaf atau satu lintasan sa'i,  langsung  saya pindahkan karet gelang  dari lengan satu ke lengan yang lain.
Saya lakukan tiap  putaran di  posisi  start   lurus   sebelah  kiri  hajar aswad , sampai  s e m u a karet gelang  b e r p i n d a h,  yang berarti pelaksanaan Tawaf  yang kami lakukan sudah selesai.


Kebetulan sewaktu kami istirahat di majedil haram sambil  menung- gu  sholat ashar setelah  itikaf/ sholat  b e r j a m a a h  Dhuhur kami menemukan tasbih sejumlah  tujuh  manik-manik (butir).
Tasbih tersebut  s a n g a t   b e r g u n a  sebagai alat bantu.  waktu  kami  melaksanakan  towaf berikutnya yaitu towaf ifadah dan tawaf  wada termasuk sai.
Tasbih tersebut, Saya masukan ke dalam  salah satu  j a r i   tangan, dan  setiap  melintasi  a w a l  towaf / start saya  pindahkan  manik-manik'butir tasbih ke bawah.
Ada yang yang aneh ..! Waktu  tas jinjing/ koper  kami  bongkar  di tanah air,  tasbih  itu  h I l a n g  entah  kemana, perasaan/ ingat saya  w a k t u   p e r s I a p a n    pulang   waktu  di  Madinah, saya  sendiri yang memasukan. M a k s u d n y a  b u a t  kenang2 -an karena saya  seumur hidup baru kenal / tahu ada  tasbih berjumlah  7 butir (betul !  .mungkin saya kuper ).
Ya……………mungkin kami  terlalu serakah air Zam Zam. Gara  gara  ikut teman -2 jamaah lain yang dapat info,  boleh bawa  air Zam Zam bebas,  asal ……….masuk kopor, dimasukan jirigen 5 literan, ditutup rapat, dimasukan  k a n t o n g  plastik,  di lak band, di -  ganjal  baju ihram  ( saya bawa 2 baju ihram), mengorbankan b a j u / g a u n istri  ditinggal di magtab demi air Zam - Zam  a k I b a t n y a  tasbih aneh menurut saya . tertinggal













































.






































































































Salah  s a t u   k e g i a t a n   yang  sangat  b a n y a k  yang   kami  lakukan   selama  kami   melakukan ibadah  haji, adalah melaksanakan sholat sunnat.  Begitu banyak waktu kami  berada didalam  m e s j i d   seperti di Mesjid Nabawi  dan Masjidil Haram sehingga akan sangat rugilah bila kita tidak menggunakan waktu yang ada sebanyak- banyaknya  melakukan  s h a l a t   sunnat.  Banyak jamaah  yang saya  temui  "b i n g u n g"   karena  mereka  tidak  cukup  memiliki /malas pengetahuan  mengenai amalan  sholat  sunnat ini. Ada b a n y a k  jenis  sholat sunnat yang bisa dilaksanakan, tidak hanya selama di tanah suci,  namun  juga  dimanapun  kita  berada.  Namun  dengan  melaksanakan  sholat  di tanah  suci  dan  di masjid utama seperti Mesjid Nabawi dan Masjidil Haram,  kita dijanjikan  pahala yang ribuan kali lebih banyak dibanding melakukan sholat di tempat lain.

Salah satu  s h o l at  sunnat yang menurut pengalaman kami bisa dilaksanakan dengan  khusyu'  dan   banyak  waktu  yang  tersedia  bagi  kita,  adalah  sholat sunnat  dhuha. 
Sholat ini adalah  sholat sunnat  yang dilaksanakan pada waktu matahari sedang naik. Bisa dilaksanakan  sekurang - kurangnya 2 rakaat, bisa 4 rakaat, 6 rakaat hingga 8 rakaat. Waktu sholat dhuha  kira - kira  jam  07.00 pagi saat  matahari  sedang naik hingga  masuk waktu  sholat fardhu dhuhur.  Sholat ini tata caranya sama dengan sholat biasa yang lain.

Disaat  k e b a n y a k a n   jamaah  sedang  sibuk berbelanja, ada  baiknya  kita meluangkan waktu minimal 1 jam untuk  melaksanakan  sholat dhuha di mesjid, baik di Mekkah maupun di Madinah.  Begitu  banyak  keutamaan  sholat  sunat yang satu ini, rugi rasanya bila  kita  tidak  melaksanakannya.   Keuntungan lain, karena waktu pagi adalah waktu yang  relatif lengang  dan  sepi  di mesjid,  kita bisa dengan tenang dan konsentrasi bersholat.

Secara rutin (kami berusaha untuk itu), selama tinggal di Mekah, Biasanya, kami  k e l u a r   mesjidil haram  setelah sholat subuh, kami  pulang  dulu  dan sarapan  di  pondokan, istirahat (tidur)   b a r u   kembali   lagi  ke mesjid  sekitar  jam  10 - 11 menjelang siang. Kita masih sempat melaksanakan sholat dhuha.


Namun  bila  ada  rencana  untuk  belanja atau jalan - jalan di pagi hari, rencana bisa  b e r u b a h  dan  sholat  dhuha berusaha  kami lakukan  sesuai waktunya,  jangan  sampai kami  ketinggalan waktu,  minimal 2 rakaat . Dan tidak melupakan  untuk membaca do'anya yang sungguh indah dan menggugah hati.

Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuhaMu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu perlindunganMu.

Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah, dan jika ada didalam bumi keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu.

Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh.





 





 1. Tahallul Awal.  Melepaskan diri dari keadaan Ihram, setelah melakukan dua diantara    
      tiga perbuatan alternatif   

      Melontar Jumrah Aqabah dan  Mencukur.

      Melontar Jumrah Aqabah dan Tawaf  ifadah,

     Tawaf Ifadah, Sa'i dan Mencukur.



2. Tahallul Sani/Qubra. Melepaskan diri dari keadaan Ihram setelah  melakukan ketiga 
     ibadah secara  Lengkap yaitu :
             Melontar Jumrah Aqabah.
             Bercukur dan Tawaf Ifadah, Sai




 Apa itu hari tasyrik ? 
Hari tasyrik adalah tiga hari setelah hari Idul Adha yaitu hari - hari pada 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah dalam tahun Hijriah.  Ada tiga pendapat ulama mengenai sebab mengapa hari-hari tersebut dinamakan tasyrik.
Pertama, karena pada hari-hari itulah umat Islam yusyriqun (menjemur) daging kurban mereka.
Kedua,  karena  hewan - hewan kurban tidak disembelih kecuali setelah matahari yusyriq  (terbit). Ketiga, karena shalat Id dilaksanakan  setelah syuruq  ( terbit )-nya mata hari  dan  hari -hari tasyrik itu  mengikuti  hari Id tersebut. Hari -hari tasyrik inilah yang dimaksudkan dengan hari saat kita diperintahkan banyak berzikir kepada Allah SWT.
Dan berzikirlah  kepada  Allah  dalam  beberapa  hari  yang  ditentukan  ( madudat / tasyrik ). Maka, barang siapa yang ingin cepat  ( berangkat dari Mina ) sesudah dua  hari,  maka  tiada  dosa  atasnya. Dan, barang siapa  yang  ingin  menangguhkan, maka  tiada  dosa pula atasnya bagi orang yang bertakwa. ( QS al-Baqarah [2] : 203 ).
Imam Bukhari  meriwayatkan  bahwa  Ibnu  Abbas   m e n j e l a s k a n,  ayyamun  malumat  adalah  10 hari   awal  bulan  Dzulhijjah sedang kan ayyamun madudat  adalah hari-hari tasyrik yang disebut juga hari Mina karena pada hari-hari itulah jamaah haji menetap di Mina.
Ia  juga  hari hari  raya bagi umat Islam  yang sangat  diagungkan dan kita diharamkan berpuasa.  Sebab, hari itu  merupakan  hari makan dan minum serta berzikir kepada Allah SWT.  Pada hari itu, diharamkan bagi  umat Islam berpuasa  k e c u a l i  jamaah haji yang  melaksanakan  haji  tamattu   dan  qiran   serta  ia  tidak  mampu  menyembelih  hadyun  yang  
diwajibkan  atasnya  ( dam ),  ia  juga   belum   berpuasa   pada  hari - hari  sebelumnya

 


























Benar-benar tidak terasa, akhirnya tiba juga di hari terakhir kami di Mekkah. Sudah sekitar 1 bulan penuh kami tinggal kawasan Ajiziyah Mekkah dan tiap hari pulang pergi ke Masjidil Haram. Besok pagi kami harus meninggalkan Mekkah menuju Medinah. Oh, betapa cepatnya waktu berlalu

.
Sebelum meninggalkan Mekkah, kami semua akan melakukan Tawaf Wada (tawaf perpisahan). Untuk kenyamanan (mempertimbangkan temperatur udara dan jumlah orang yang melakukan tawaf), Tawaf Wada akan kami lakukan bersama-sama lewat tengah malam..
Setiap jamaah, pasangan atau kelompok mempunyai preferensi kenyamanan yang berbeda untuk memilih lokasi shalat. Ada yang senang di lantai 1 karena bisa memandang Kabah dari jarak dekat dan tidak perlu naik lagi, ada yang senang di lantai 2 karena tidak sepenuh lantai 1, tetapi sepenuhnya masih terlindung oleh bangunan tertutup. Bahkan, ada yang gemar di lantai 4, di udara terbuka. Memang kadang angin cukup kencang di lantai 4 ini, tetapi tidak terlalu penuh dan dapat memandang ke Kabah dari ketinggian yang cukup tinggi. Jangan khawatir soal naik turun ke  lantai atas, eskalator tersedia 24 jam untuk naik sampai ke lantai 4.
Setelah shalat Ashar, saya beserta istri mencari makan dulu sambil menunggu shalat maghrib, sebab kami tidak akan pulang sampai menjelang subuh nanti
.
Akhirnya tiba juga shalat maghrib. Kami shalat di lantai 4, lokasi favorit kami. Setelah shalat kami luangkan waktu untuk menyaksikan kepadatan jamaah yang sedang melakukan tawah di seputar Kabah di bawah sana, sambil merenung, tengah malam nanti kamipun akan melakukannya untuk yang terakhir kali. Sedih juga rasanya menyadari bahwa ini adalah saat-saat terakhir kami di Masjid paling istimewa ini.




Inilah pemandangan dari lantai 4- tempat favorit kami sholat dan menunggu waktu























































Kami termasuk  kloter akhir ketika berhaji (Kloter 84), sehingga tidak miqot di Masjid Bir Ali. Tapi kami berkunjung juga ke Masjid ini setelah kami bermukim di Madinah sekitar 10 hari.

Seandainya kami dari Indonesia, pada umumnya setelah mendarat di  Jeddah langsung ke Madinah, bermukim beberapa hari di Madinah, lalu memulai proses umroh dengan Miqot di Masjid Bir Ali, sesuai sunnah Nabi. Bagi jemaah haji Indonesia, tidak semua orang miqot di Masjid ini, karena ada yang ke Madinah dulu lalu ke Mekkah (kloter awal), tapi ada juga yang sebalinya (kloter akhir). Bagi jemaah yang ke Madinah dulu tentu akan miqot di Masjid ini.
Masjid Bir Ali adalah satu Masjid yang sangat penting. Mengapa? Masjid Bir Ali adalah tempat Miqot bagi penduduk Madinah yang akan ber-umroh atau berhaji, seperti  yang dicontohkan pula oleh Nabi. Masjid ini tidak terlalu jauh dari Madinah, mungkin sekitar 15-20 menit dari kota Madinah, sedangkan dari Masjid ini ke Mekkah sekitar 5 jam perjalanan. 

Saya kutip dari buku “Sejarah Madinah Munawwarah (karangan Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani)” adalah sebagai berikut.
Masjid Miqat. Letaknya kira-kira 12 km dari Masjid Nabawi. Dinamakan Masjid Miqot karena disitulah miqot untuk penduduk Madinah dan yang melewatinya. Diriwayatkan bahwa Nabi dalam perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Mekkah, beliau berhenti dan sholat di tempat itu. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwasanya Nabi jika berangkat ke Mekkah, beliau sholah di Masjid Syajarah, dan ketika pulangnya beliau sholat di lembah Dzul Hulaifah, dan bermalam disana (Shahih Bukhari No. 1533; lihat juga Shahih Muslim No. 1257).

Masjid ini disebut juga dengan Masjid Dzhul Hulaifah, Masjid Syajarah atau Masjid Mahram”.
Nama Masjid As-Syajarah mempunyai makna “pohon”. Berikut adalah kutipan dari buku “Mukjizat Mekkah dan Madinah (hal 294), menyatakan sebagai berikut.
Menurut sejarah, ada sebuah pohon akasia di kawasan Zulhulaifah yang digunakan Rasulullah SAW untuk berteduh ketika singgal di kawasan itu dalam perjalanan ke Mekah untuk menunaikan haji dan umroh. Masjid ini dibangun di tempat asal pohon itu. Oleh karena itu dinamakan Masjid Pohon.
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan sholat berdekatan dengan tiang di tengah-tengah masjid ini. Pada jaman sekarang masjid ini dikenal dengan masjid Al-Muhrim (tempat niat haji atau umroh bagi penduduk Madinah atau mereka yang datang dari arah Madinah), juga dengan nama Masjid Zhulhulaifah atau Bir Ali.
Lorong-lorong di dalam masjid sendiri memiliki luas enam meter. Di galeri itu ditutup dengan kubah panjang di atas Mihrab dengan tinggi 28 meter. Masjid ini memiliki menara dengan tinggi 64 meter. Menara itulah yang tampak dari kejauhan. Lantai masjid terbuat dari marmer dan batu granit. Pintunya dari kayu dengan ruangan dilengkapi fasilitas pendingin ruangan.
Di masjid ini terdapat 512 toilet dan 566 kamar mandi. Hal itu untuk menunjang jamaah yang belum sempat mandi ihram dari pemondokan. Ada juga kamar mandi dan tempat wudhu khusus bagi perempuan, jamaah cacat fisik, dan juga orang tua. Kamar mandi itu dijaga oleh askar. Di kamar mandi perempuan, penjaganya malah dari Indonesia yang mengenakan jubah hitam.
Areal parkirnya mampu menampung 500 kendaraan kecil dan 80 kendaraan besar. Konon renovasi masjid ini menghabiskan dana 200 juta riyal Saudi. Sayang umumnya jamaah Indonesia tak bisa sepenuhnya menyaksikan keindahan arsitektur masjid. Semata karena waktu yang amat terbatas. Kendaraan hanya berhenti sejenak atau sekitar 15 menit memberi kesempatan kepada jamaah untuk niat dan shalat sunnah ihram.
Masjid ini juga cukup luas ditopang areal parkir dan kamar mandi yang banyak. Bagi yang belum sempat mandi ihram, di sini masih dimungkinkan. Masjid ini dibangun lagi pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz saat ia menjabat Gubernur Madinah sekitar 87-93 Hijriah. Kemudian keberadaan masjid ini merosot hingga dibangun lagi oleh Zaini Zaiunddin al Istidar pada tahun 861 Hijriah (1456 M). Dinasti Usmaniah (Turki) juga sempat merehab masjid ini pada tahun 1090 HIjriah (1679 M) melalui salah seorang Muslim India.

Pada masa Raja Fahd bin Abdul Aziz, perluasan masjid dilakukan secara besar-besaran. Lahan di sekitar masjid dibongkar untuk mendukung fasilitas masjid seperti lahan parkir dan penunjang lain. Dengan renovasi itu, luas areal Masjid Bir Ali menjadi sekitar 90 ribu meter per segi. Termasuk di dalamnya ruang terbuka di sekitar masjid. Luas bangunan masjid saja 26 ribu meter persegi. Sisanya, 34 ribu meter persegi terdiri dari jalan, areal parkir, pepohonan, serta paviliun.










kota Suci kedua  umat Islam setelah Mekah, adalah Madinah Al-Munawarah juga memiliki  sejumlah  tempat  wisata  yang  luar  biasa. Salah satunya adalah Jabal Magnet (Magnetic Hill)  atau  Gunung Magnet. Di sela-sela melaksanakan ibadah arbain di Madinah,  kami menyempatkan diri  pergi ke kawasan yang lokasi - nya dengan jarak tempuh kurang lebih dua jam pergi - pulang dari Kota Madinah. 

Di kiri-kanan jalan banyak terdapat perkebunan kurma dan hamparan bukit-bukit batu. Sekitar 10 kilo meter  dari  gerbang Gunung Magnet, tampak sebuah danau yang dikelilingi pepohonan khas gurun pasir.
Setiba  di  lokasi,  kami  melihat  dan membuktikan  misteri Gunung Magnet yang didominasi warna hitam dan merah bata itu.  M e s I n  bus  dimatikan dan hanya menyalakan  lampu  sen. Alhasil,  bus  b e r j a l a n&nbsp: sendiri  ke  arah  berlawanan (mundur), bahkan sanggup mendaki tanjakan.
Tak hanya itu, jarum penunjuk kompas juga tak bekerja  sebagaimana  mestinya. Arah utara-selatan menjadi kacau. Selain itu,  beberapa teman jamaah  mengaku kehilangan data di telepon selulernya di lokasi tersebut.  “Inilah  kekuatan medan magnet yang ada di gunung ini, sanggup menggerakkan mobil,
Magnetic Hill, atau warga setempat menyebutnya Manthiqa Baidha, yang berarti perkampungan putih.  Namun, banyak yang menamainya Jabal Magnet,  kendati tak ada rujukannya dalam literatur. Jabal Magnet menyimpan misteri  dan decak kagum bagi siapa saja yang berkunjung ke kawasan ini.
Daya dorong dan daya tarik magnet  di berbagai  bukit di sebelah kiri dan  kanan jalan, membuat kendaraan  yang  melaju  dengan  kecepatan  120 kilo meter  per jam,  ketika  memasuki  kawasan  ini,  speed-nya  perlahan-lahan  turun ke 5 kilo meter per jam. Sehingga, gigi perseneling terpaksa diubah ke posisi dua. Sebaliknya,   j i k a  meninggalkan kawasan ini, mobil tanpa diinjak gas pun, bisa melaju dengan kecepatan hingga 120 km per jam.
Konon, Jabal Magnet  ditemukan  saat  ada  pesawat  yang terbang rendah tiba-tiba kecepatannya berkurang  saat  melintas di atas kawasan tersebut. Informasi lain menyebutkan,  fenomena  itu  ditemukan  secara  tak  sengaja  oleh  seorang Arab Baduy.
Saat  berkendara, si Baduy  berhenti  ingin buang air kecil. Ketika itulah, tiba-tiba mobil yang diparkirnya berjalan sendiri. Makin lama makin kencang pula. Padahal,   m e s I n  mobil  dalam keadaan mati, dan berada di jalan datar.
Sejak itu, banyak  warga  lain  yang berdatangan untuk membuktikannya. Alhasil, tempat  itu  berkembang  menjadi  kawasan  wisata  penduduk  Madinah. S a a t musim  haji, banyak  jemaah  yang  mengunjunginya. Pemerintah Arab Saudi lalu membangun jalan menuju lokasi tersebut. Di daerah  yang  terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma itu, juga  dilengkapi  sarana  wisata lainnya. Ada tenda - tenda untuk p e n g u n j u ng, ada m o b I l  mini yang bisa  disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.
                    





























Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,




Alhamdulillah …! Selesailah sudah catatan perjalanan ke Tanah Haram,  yang saya susun berdasarkan  photo dokumensi  mempergunakan HP Sony Erection Satio yang selalu saya bawa selama di tanah haram.

C a t a t a n  perjalanan  ini  saya  k e r j a k a n  hampir   t i a p   malam setelah  makan malam, menjelang  tidur selama saya  d i n a s   di negeri sejuta masjid yaitu kota MATARAM  NTB pada perjalanan dinas sehabis  lebaran 1433 H  p e r i o d e  tanggal  29 Agustus s/d  tanggal 19 September 2012.

Terus terang saja, ke- islaman saya dan iman yang sangat pas-pas an, jadi selama di tanah haram selama 42 hari ( 19 Nopember  s/d  30 De -sember 2010 ),  saya pribadi merasa jenu,  pingin  pulang  ke tanah air. Kangen  dengan  anak-2, saudara, teman-2 , disamping  masih  mem -punyai beban  dan  tanggung jawab pekerjaan.Tetapi anehnya setiba - nya di tanah air rasa jenuh itu seolah olah terlupakan dan mempunyai  keinginan  untuk berangkat kembali ke tanah haram,  apa lagi Pak Haji Bambang Sugiono bulan puasa yang lalu cerita habis dari tanah haram (umroh), apa lagi sering terdengar baik dari media tv maupun radio yg. menyiarkan berita keberangkatan jamaah haji tahun 2012 ……………  Betul..pingin kesana kesana lagi……!

Dan disana baru saya baru tahu dan menyadari  setiap itikap di masjidil haram saya  selalu teringat bahwa doa  yang pernah saya ucapkan  sebelum berangkat haji, selalu dikabulkan tanpa saya sadari .
Ya Allah…….! Betapa sombongnya saya, betapa kurang  bersyukurnya  saya  atas  rahmad  dan  berkah Allah SWT kepada saya dan keluarga. Ampunilah saya ya Allah !  yang kurang bersyukur atas segala rahmat dan berkah Mu  !  yang merasa selalu kurang.............kurang ………… ..terus.yang selalu memikirkan duniawi yang tidak ada habisnya!
H a s i l   itikaf  di masjedil haram adalah kesadaran saya  bahwa  doa yang selalu saya ucap - kan  sehabis  sholat  atau  diwaktu  yang  lain, selalu dikabulkan Allah SWT.
Karena itu perkenankan saya dengan segala kerendahan hati, sharing  pengalaman yang saya dapat dengan harapan mudah2an bermanfaat buat pembaca.


DOA MERUPAKAN PROYEKSI PERBUATAN KITA, AMAL KEBAIKAN KITA PADA  SESAMA  MENJADDOA TAK TERUCAP YANG  MUSTAJAB.

Kalimat  sederhana  ini  merupakan kata kunci memahami misteri .. . . kekuatan doa;  Doa  adalah  seumpama cermin !!  ……….Doa kita akan  terkabul  atau tidak  tergantung  dari  a m a l  kebaikan  yang   pernah  kita  lakukan  terhadap  sesama. Dengan kata lain  t e r k a b u l   atau  gagalnya   doa - doa  kita  me- rupakan cerminan amal kebaikan  yang pernah  k i t a  lakukan pada orang lain. Jika kita  secara  sadar  atau  tidak  sering  mencelakai  orang   lain  maka doa mohon keselamatan akan sia - sia.  S e b a l i k n y a,  orang   yang   selalu  menolong  dan membantu  sesama, kebaikannya  sudah  menjadi  “doa”  sepanjang waktu,  hidupnya  selalu   mendapat  kemudahan  dan   mendapat  keselamatan.  



Kita  gemar dan ikhlas  mendermakan  harta  kita   untuk membantu  orang - orang  yang  memang  tepat  untuk  dibantu.  Selanjutnya  cermati  apa yang akan terjadi pada diri kita, r e j e k i  seperti  tidak ada  habisnya!  Semakin   banyak   beramal,  akan   semakin  banyak  pula rejeki kita. Bahkan sebelum kita mengucap doa, Allah SWT. sudah memenuhi  apa- apa  yang kita harapkan.  Itulah  pertanda,  bahwa  perbuatan dan amal kebaikan  kita   pada   s e s a m a,   akan  menjadi  do'a yang tak terucap,   tetapi sungguh yang mustajab. Ibarat sakitanpa kesakitan.  
Kita  berbuat  baik  pada orang  lain, sesungguhnya  perbuatan  itu  seperti  doa  untuk  kita sendiri.Dalam tradisi spiritual Jawa terdapat suatu rumus misalnya :
1.
  • Siapa gemar membantu dan menolong orang lain, maka ia akan  selalu mendapatkan kemudahan. 
  • Siapa yang memiliki  sikap welas asih  pada sesama, maka ia akan  disayang sesama pula. 
  • Siapa suka mencelakai sesama, maka hidupnya akan celaka. 
  • Siapa suka meremehkan sesama maka ia akan diremehkan banyak orang. 
  • Siapa gemar mencaci dan mengolok orang lain, maka ia akan menjadi orang hina. 
  • Siapa yang gemar menyalahkan orang lain, sesungguhnya ialah orang lemah. 
  • Siapa menanam “pohon” kebaikan maka ia akan menuai buah kebaikan itu.
Semua itu  merupakan  contoh  kecil,  bahwa perbuatan yang kita lakukan merupakan doa untuk kita sendiri. Doa  ibarat  cermin,  yang  akan  menampakkan  gambaran  a s l  atas  apa  yang  kita  lakukan. Sering  kita saksikan  orang-orang yang memiliki kekuatan dalam berdoa,  dan kekuatan itu terletak  pada  k o n s i s t e n s  dalam  perbuatannya. 
  
Selain itu, kekuatan doa ada pada   k e t u l u s a n   kita  sendiri. 
Sekali lagi ketulusan  ini berkaitan erat dengan sikap netral dalam doa, artinya kita tidak menyetir atau mendikte Tuhan. 

Berikut ini merupakan rumus agar supaya kita lebih cermat dalam mengevaluasi diri  kita sendiri :

  • Jangan pernah mengharapkan kita menerima (anugrah), apabila kita enggan dalam memberi.  

  • Jangan pernah berharap-harap akan s e l a m a t, apabila kita sering membuat orang lain celaka. 

  • Jangan pernah berharap-harap mendapat limpahan harta, apabila kita kurang peduli terhadap sesama. 

  • Jangan pernah berharap-harap mendapat keuntungan  besar, apabila  kita  selalu  menghitung untung rugi dalam bersedekah. 

  • Jangan pernah berharap-harap m e r a i  hidup mulia, apabila kita gemar menghina sesama.

  • Jangan pernah berharap harap di hormati  orang, bila kita tidak bisa menghormati orang lain. 
Enam  rumus” diatas  hanya  sebagian contoh. Silahkan  para  pembaca  yang budiman   M e n g i d e n t i f i k a s i   sendiri   rumus  -  rumus  selanjutnya,
yang tentunya tiada terbatas  jumlahnya.

Demikian yang bisa saya sampaikan,  dan dengan  segala  kerendahan hati,  kami mohon maaf bila ada sesuatu yang  t i d a k   b e r k e n a n, mudah2 an  bisa bermanfaatnya, terima kasih atas perhatiannya.

Billahi taufik wal hidayah, Wassalamu alaikum Wr.Wb.