" Special untuk empunya blog yang punya cita2 pergi haji diusia muda "
Ya Allah, tidak layak dan pantas hambaMu ini menjadi penghuni surga-Mu
Namun tetapi hamba tiada kuat menerima siksa dan panasnya api neraka-Mu
Maka kami mohon tobat dan mohon ampun atas dosa-dosa ku
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa besar
Dosa-dosaku seperti butiran sejumlah pasir di pantai
maka terimalah pengakuan taubat hamba, wahai Yang Memiliki Keagungan
Dan umur hamba berkurang setiap hari,
sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Ya Tuhanku, hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu
Seandainya Engkau mengampuni
Memang Engkaulah Pemilik Ampunan
Dan seandainya Engkau menolak taubatku
Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-MU
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu
Seandainya Engkau mengampuni
Memang Engkaulah Pemilik Ampunan
Dan seandainya Engkau menolak taubatku
Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-MU
lahi lastu lilfirdausi ahla, walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fainaka ghafirudz- dzanbil ‘adzimi
Dzunubi mitslu a’daadir- rimali, fahabli taubatan ya Dzal Jalaali
Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi, wa dzanbi zaaidun kaifa –htimali
Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak, muqirran bi dzunubi wa qad di’aaka
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun, wain tadrud faman narju siwaaka
.....................................................
Syair diatas adalah gubahan Abu Ali al-Hasan ibnu Hani al-Hakami. Seorang sufi besar dan juga seorang p e n y a i r Islam termasyhur di era kejayaan Islam pada zaman kekuasaan Sultan Harun al Rasyid al Abassi, yang menjadi khalifah Dinasti Abasiyah tahun 786-809. Pada zamannya beliau terkenal dengan sebutan Abu Nawas.
Itulah modal utama yang kami punya disamping berusaha dengan segala kerendahan hati/ tawaduk sehingga k a m I b e r d u a b e r a n i bertekad u n t u k berangkat ketanah haram memenuhi panggilan- Nya.
Labbaika Allahumma labbaika.
Labbaika la syarika laka labbaika.
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.
laa syarika laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu.
Tiada sekutu bagiMu.
Segala ni’mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu.
Tiada sekutu bagiMu.
Awalnya pada tgl. 24 Oktober 2007 kami .. .. membuka rek. dan Setor di Tabungan Haji- "Bank Mandiri"
Kemudian, pada hari yg sama pada 24 Oktober 2007, kami menuju Kantor Departemen Agama depan masjid agung dengan Membawa bukti dari Bank Mandiri untuk mendaftar pergi haji !
Disamping b e k al p e n g e t a h u a n pergi ke tanah haram dari KBIH yg.ada di masjid Al Falah sby. kami berdua beberapa kali ikut manasik di masjid Al Falah, Asrama Haji dan Masjid Al Akbar Surabaya.
Setelah pelunasan setoran ONH, kepastian berangkat dari depag kemudian baru mengurus pasport dan visa ke imigrasi
Tawaf Qudum
n g a n menjadikan B a i t u l l a h disebelah kiri.
Disebut juga Tawaf D u k h u l, yaitu tawaf pembukaan atau tawaf selamat datang yang dilakukuan pada waktu jama’ah baru tiba di Mekah.
Nabi Muhammad SAW setiap kali masuk Masjidil Haram lebih dulu melakukan tawaf sebagai ganti shalat Tahiyyatul Masjid. Maka tawaf inipun disebut juga Tawaf Masjidii H a r a m.
H u k u m untuk tawaf Q u d u m adalah S u n a t. maka jika tidak melaksanakan tawaf Qudum tidak membatalkan Ibadah haji ataupun Umrah. B a g i w a n i t a yang sedang haid atau Nifas dilarang melakukan Tawaf Qudum. Bagi wanita yang melaksanakannya tidak perlu l a r I - lari kecil cukup berjalan biasa.
Tawaf Qudum ini boleh tidak disambung dengan Sa’i, tetapi bila disambung maka Sa’inya sudah termasuk Sa’i haji. Oleh karena itu waktu Tawaf Ifadah jama’ah tidak perlu lagi melakukan Sa’i. Disunatkan menyelendangkan pakaian atas Ihram di bawah ketiak lengan kanan dan ujungnya diatas pundak kiri. K a l a u m u n g k i n sempatkanlah mengusap dan mengecup Hajar Aswad atau cukup dengan memberi isyarat dari jauh disunahkan membaca takbir :
“Bismillahi wallahu Akbar ”
pada setiap putaran, hal ini sesuai dengan hadits Ibnu Abbas, ia berkata:” Nabi SAW thawaf diatas untanya, dan setiap mendatangi Hajar Aswad beliau berisyarat kepadanya dengan sesuatu yang ada padanya dan bertakbir (HR. Bukhari).
ditengah-tengah melakukan tawaf itu jama’ah haji diperkenankan membaca do’a :
“Subhaanallah Wal hamdulillah Walaailaaha Illallah, Wallaahu Akbar Walaa Haula Walaa Quwwata Illaabillah.
Artinya :
“Maha suci Allah, Segala puji bagi Allah tidak ada Allah yang patut disembah kecuali Allah, Allah Maha besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Dan ketika sudah sampai di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad supaya membaca :
“Rabbanaa Aatinaa Fiddunyaa Hasanah Wafil Aakhirati Hasanah Waqinaa ‘Azaabannar.”
Artinya :
“Ya Tuhan kami ! berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka”.
Dalam pengertian u m u m I b a d a h T a w a f adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 ( tujuh ) kali, dimana tiga putaran pertama dengan l a r i - l a r i kecil ( jika mungkin ) , dan selanjutnya berjalan biasa. Tawaf dimulai dan berakhir di Hajar Aswad ( tempat batu hitam ) d e
Syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan tawaf adalah sebagai berikut :
- Berniat akan melakukan tawaf.
- Menuju ke garis coklat tanda batas putaran tawaf yang letaknya searah Hajar Aswad.
- Menghadap ke Ka'bah dan ber - I s t i l a m (mengangkat tangan kanan ke arah hajar Aswad) dan memberi isyarat mengecupnya, sambil mengucapkan B i s m i l l a h i Wallahu Akbar.
- Memulai putaran pertama sambil membaca do'a.
- Sampai di Rukun Y a m a n i, mengusap Rukun Yamani ( b i l a memungkinkan, atau cukup dg. mengangkat isyarat tangan saja ) sambil mengucapkan B i s m i l l a h i Wallahu Akbar.
- Melewati Rukun Yasmani maka sampai ke Hajar Aswad, garis start coklat, maka selesailah satu putaran.
Jika W u d h u b a t a l pada saat melaksanakan tawaf, segera berhenti dan bersucilah kembali dengan air atau bertayamum, setelah itu ulangi putaran saat batalnya wudhu dan lanjutkan sampai selesai. Artinya putaran yang dilakukan sebelum wudhu batal adalah sah dan dapat dimasukan hitungan.
Setelah s e l e s a i Tawaf lanjutkan dengan ibadah berikutnya. Dan kalau bisa sesuai dengan urutannya. :
- • Berdo'a atau Munajat di Mutlazam.
- • Shalat sunat dan berdo'a di makam Ibrahim.
- • Shalat sunat di Hijir Ismail, lanjutkan dengan Do'a.
- • Minum air Zamzam dan berdo'a.
- • Selesai
Selain tawaf Qudum seperti yang kami lakukan yang saya tulis sebelum halaman ini, ada tawaf yang lain yaitu Tawaf Ifadah, Tawaf Wada dan Tawaf sunat.
Berikut penjelasan yang kami ketahui :
“Tawaf Ifadah”
Tawaf i f a d a h adalah salah satu dari beberapa r u k u n haji, yang harus dilaksanakan sendiri jika tidak hajinya batal. tawaf ini disebut juga Tawaf Ziarah atau Tawaf Rukun.
Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 29 :
"Tsummal yaqdhuu tafatsahum wal yuufuu nudzuurahum wal yaththawwafuu bilbaitil 'atiiq"
Artinya :
"Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran -kotoran mereka, memotong ram-but, mengerat kuku dan memenuhi nazar nazar mereka dan hendaklah mereka melaku-kan tawaf di rumah yang tua itu.“
Tawaf ini dilaksanakan setelah semua ibadah Haji telah diselesaikan yaitu :
Melontar jumrah Aqabah, membayar dam serta Tahallul Akhir (men -cukur) kemudian disunatkan memakai wewangian setelah jama'ah tidak Ihram. Hal ini diterangkan dalam hadis Aisyah :
Artinya : "Aku pernah meminyaki Rasulullah SAW ketika (hendak) ihram, sebelum ia berihram, dan ketika sudah Tahallul , sebelum ia melakukan tawaf di Ka'bah." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sesudah Tawaf Ifadah jama'ah langsung dapat m e l a k u k a n T a h a l l l u l A k b a r, serta telah dihalalkan dari segala apa yang diharamkan ketika masih Ihram.
Waktu Pelaksanaan Tawaf Ifadah :
P a r a u l a m a sepakat bahwa Tawaf Ifadah adalah merupakan rukun Haji yang harus dilaksana - kan oleh setiap orang yang melakukan Ibadah Haji.
Berikut ini pendapat para imam tentang waktu Tawaf Ifadah :
HANAFIYAH : Waktu Tawaf Ifadah dimulai dari fajar hari Nahr (10 Zulhizah) sampai akhir bulan sesudah seseorang melakukan wukuf di Arafah.
MALIKIYAH : Waktu Tawaf Ifadah dimulai dari fajar h`ri Nahr (10 Zulhizah) sampai akhir bulan Zulhijah, sehingga apabila ada jama'ah haji meninggalkan (mengakhiri) dari waktu tersebut maka terkena Dam
SYAFI'IYAH : Waktu Tawaf Ifadah dimulai sejak setelah pertengah-an kedua malam hari Nahr (10 Zulhizah) dan berakhir sampai jama'ah haji m e n g e r j a k a n n y a (kapan saja) selama hidupnya. sedang waktu a f d h a l (utama) untuk mengerjakannya ialah pada hari Nasr (10 Zulhijah).
“ Tawaf Wada “.
Wada artinya perpisahan, T a w a f W a d a atau tawaf perpisahan adalah salah satu i b a d a h w a j i b untuk dilaksanakan sebagai pernyataan perpisahan dan penghormatan kepada Baitullah dan Masjidil Haram. Tawaf ini cukup dikerjakan dengan berjalan biasa. Tawaf Wada disebut juga Tawaf Shadar ( Tawaf Kembali ) karena s e t e l a h itu jama'ah akan meninggalkan M e k a h untuk kembali ketempat masing - masing. Dalam pelaksanaannya sama dengan tawaf yang lainnya, akan tetapi do'a yang dibaca berbeda untuk semua putaran.
Tawaf Wada adalah tugas terakhir dalam pelaksanaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah. Bagi jama'ah yang belum melakukannya belum boleh meninggalkan Mekah, karena hukumnya Wajib. Bila tidak dikerjakan maka wajib membayar Dam, dan bila sudah mengerjakan maka tidak dibenarkan lagi tinggal di Masjidil Haram. Jika Jama'ah sudah keluar Masjid,maka hendaklah s e g e r a p e r g i sebab kalau jama'ah masih kembali kemasjid diharuskan mengulangi Tawaf Wada Ini. Wanita yang sedang Haid dibebas kan dari Tawaf wada dan ia boleh langsung meninggalkan Mekah. Hal ini dijelaskan dalam hadis Ibnu Abbas yang artinya :
"Manusia diperintahkan supaya a k h i r perjumpaan ( dengan Baitullah ) itu dengan menjalankan Tawaf di Baitullah, akan tetapi hal ini di - r i n g a n -kan bagi perempuan-perempuan yang sedang Haid." (HR. Bukhari dan Muslim)
Adalah tawaf yang bisa dilakukan k a p a n saja. Kalau dilakukan saat baru memasuki Masjidil Haram, Tawaf ini berfungsi sebagai pengganti shalat Tahiyatul Masjid. Tawaf sunat inilah yang dimaksud atau disebut Tawaf Tathawwu.
Pengalaman kami towaf :
Kebetulan dalam r e g u kami yang laki-2 hanya saya dan kepala regu ( KaRu ) dari 8 orang termasuk istri 2 kami , yang lain ibu - 2 janda dan mahasiswi, untuk melindungi dan menahan d e s a k a n jamaah lain , sehingga mengganggu k o n s e n t r a s i bisa l u p a menghitung lintasan./ jumlah putaran karena kami harus berusaha khusu ‘m e m b a c a d o ‘ a setiap melewati lintasan, belum lagi k o n d i s i p a d a t n y a jamaah yang berhimpit-himpitan dimana mereka s e m u a memiliki t u j u a n y a n g s a m a. Maka agar t i d a k lupa menghitung, cara t e r m u d a h n y a adalah dengan menggunakan karet gelang.
Saya tempatkan k a r e t g e l a n g di salah satu lengan, lalu setiap melewati satu putaran tawaf atau satu lintasan sa'i, langsung saya pindahkan karet gelang dari lengan satu ke lengan yang lain.
Saya lakukan tiap putaran di posisi start lurus sebelah kiri hajar aswad , sampai s e m u a karet gelang b e r p i n d a h, yang berarti pelaksanaan Tawaf yang kami lakukan sudah selesai.
Kebetulan sewaktu kami istirahat di majedil haram sambil menung- gu sholat ashar setelah itikaf/ sholat b e r j a m a a h Dhuhur kami menemukan tasbih sejumlah tujuh manik-manik (butir).
Tasbih tersebut s a n g a t b e r g u n a sebagai alat bantu. waktu kami melaksanakan towaf berikutnya yaitu towaf ifadah dan tawaf wada termasuk sa’i.
Tasbih tersebut, Saya masukan ke dalam salah satu j a r i tangan, dan setiap melintasi a w a l towaf / start saya pindahkan manik-manik'butir tasbih ke bawah.
Ada yang yang aneh …..! Waktu tas jinjing/ koper kami bongkar di tanah air, tasbih itu h I l a n g entah kemana, perasaan/ ingat saya w a k t u p e r s I a p a n pulang waktu di Madinah, saya sendiri yang memasukan. M a k s u d n y a b u a t kenang2 -an karena saya seumur hidup baru kenal / tahu ada tasbih berjumlah 7 butir (betul ! ….mungkin saya kuper ).
Ya……………mungkin kami terlalu serakah air Zam Zam. Gara gara ikut teman -2 jamaah lain yang dapat info, boleh bawa air Zam Zam bebas, asal ……….masuk kopor, dimasukan jirigen 5 literan, ditutup rapat, dimasukan k a n t o n g plastik, di lak band, di - ganjal baju ihram ( saya bawa 2 baju ihram), mengorbankan b a j u / g a u n istri ditinggal di magtab demi air Zam - Zam a k I b a t n y a tasbih aneh menurut saya . tertinggal…
.
Salah s a t u k e g i a t a n yang sangat b a n y a k yang kami lakukan selama kami melakukan ibadah haji, adalah melaksanakan sholat sunnat. Begitu banyak waktu kami berada didalam m e s j i d seperti di Mesjid Nabawi dan Masjidil Haram sehingga akan sangat rugilah bila kita tidak menggunakan waktu yang ada sebanyak- banyaknya melakukan s h a l a t sunnat. Banyak jamaah yang saya temui "b i n g u n g" karena mereka tidak cukup memiliki /malas pengetahuan mengenai amalan sholat sunnat ini. Ada b a n y a k jenis sholat sunnat yang bisa dilaksanakan, tidak hanya selama di tanah suci, namun juga dimanapun kita berada. Namun dengan melaksanakan sholat di tanah suci dan di masjid utama seperti Mesjid Nabawi dan Masjidil Haram, kita dijanjikan pahala yang ribuan kali lebih banyak dibanding melakukan sholat di tempat lain.
Salah satu s h o l at sunnat yang menurut pengalaman kami bisa dilaksanakan dengan khusyu' dan banyak waktu yang tersedia bagi kita, adalah sholat sunnat dhuha. Sholat ini adalah sholat sunnat yang dilaksanakan pada waktu matahari sedang naik. Bisa dilaksanakan sekurang - kurangnya 2 rakaat, bisa 4 rakaat, 6 rakaat hingga 8 rakaat. Waktu sholat dhuha kira - kira jam 07.00 pagi saat matahari sedang naik hingga masuk waktu sholat fardhu dhuhur. Sholat ini tata caranya sama dengan sholat biasa yang lain.
Disaat k e b a n y a k a n jamaah sedang sibuk berbelanja, ada baiknya kita meluangkan waktu minimal 1 jam untuk melaksanakan sholat dhuha di mesjid, baik di Mekkah maupun di Madinah. Begitu banyak keutamaan sholat sunat yang satu ini, rugi rasanya bila kita tidak melaksanakannya. Keuntungan lain, karena waktu pagi adalah waktu yang relatif lengang dan sepi di mesjid, kita bisa dengan tenang dan konsentrasi bersholat.
Secara rutin (kami berusaha untuk itu), selama tinggal di Mekah, Biasanya, kami k e l u a r mesjidil haram setelah sholat subuh, kami pulang dulu dan sarapan di pondokan, istirahat (tidur) b a r u kembali lagi ke mesjid sekitar jam 10 - 11 menjelang siang. Kita masih sempat melaksanakan sholat dhuha.
Namun bila ada rencana untuk belanja atau jalan - jalan di pagi hari, rencana bisa b e r u b a h dan sholat dhuha berusaha kami lakukan sesuai waktunya, jangan sampai kami ketinggalan waktu, minimal 2 rakaat . Dan tidak melupakan untuk membaca do'anya yang sungguh indah dan menggugah hati.
Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuhaMu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu perlindunganMu.
Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah, dan jika ada didalam bumi keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu.
Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh.
Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah, dan jika ada didalam bumi keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu.
Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh.
1. Tahallul Awal. Melepaskan diri dari keadaan Ihram, setelah melakukan dua diantara
tiga perbuatan alternatif
o Melontar Jumrah Aqabah dan Mencukur.
o Melontar Jumrah Aqabah dan Tawaf ifadah,
o Tawaf Ifadah, Sa'i dan Mencukur.
2. Tahallul Sani/Qubra. Melepaskan diri dari keadaan Ihram setelah melakukan ketiga
ibadah secara Lengkap yaitu :
o Melontar Jumrah Aqabah.
o Bercukur dan Tawaf Ifadah, Sa’i
Apa itu hari tasyrik ?
Hari tasyrik adalah tiga hari setelah hari Idul Adha yaitu hari - hari pada 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah dalam tahun Hijriah. Ada tiga pendapat ulama mengenai sebab mengapa hari-hari tersebut dinamakan tasyrik.
Pertama, karena pada hari-hari itulah umat Islam yusyriqun (menjemur) daging kurban mereka.
Kedua, karena hewan - hewan kurban tidak disembelih kecuali setelah matahari yusyriq (terbit). Ketiga, karena shalat Id dilaksanakan setelah syuruq ( terbit )-nya mata hari dan hari -hari tasyrik itu mengikuti hari Id tersebut. Hari -hari tasyrik inilah yang dimaksudkan dengan hari saat kita diperintahkan banyak berzikir kepada Allah SWT.
“Dan berzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang ditentukan ( ma’dudat / tasyrik ). Maka, barang siapa yang ingin cepat ( berangkat dari Mina ) sesudah dua hari, maka tiada dosa atasnya. Dan, barang siapa yang ingin menangguhkan, maka tiada dosa pula atasnya bagi orang yang bertakwa.” ( QS al-Baqarah [2] : 203 ).
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas m e n j e l a s k a n, ayyamun ma’lumat adalah 10 hari awal bulan Dzulhijjah sedang kan ayyamun ma’dudat adalah hari-hari tasyrik yang disebut juga hari Mina karena pada hari-hari itulah jamaah haji menetap di Mina.
Ia juga hari – hari raya bagi umat Islam yang sangat diagungkan dan kita diharamkan berpuasa. Sebab, hari itu merupakan hari makan dan minum serta berzikir kepada Allah SWT. Pada hari itu, diharamkan bagi
umat Islam berpuasa k e c u a l i jamaah haji yang melaksanakan haji tamattu’ dan qiran serta ia tidak mampu menyembelih hadyun yang
….
Sebelum meninggalkan Mekkah, kami semua akan melakukan Tawaf Wada (tawaf perpisahan). Untuk kenyamanan (mempertimbangkan temperatur udara dan jumlah orang yang melakukan tawaf), Tawaf Wada akan kami lakukan bersama-sama lewat tengah malam..
Sebelum meninggalkan Mekkah, kami semua akan melakukan Tawaf Wada (tawaf perpisahan). Untuk kenyamanan (mempertimbangkan temperatur udara dan jumlah orang yang melakukan tawaf), Tawaf Wada akan kami lakukan bersama-sama lewat tengah malam..
Setiap jamaah, pasangan atau kelompok mempunyai preferensi kenyamanan yang berbeda untuk memilih lokasi shalat. Ada yang senang di lantai 1 karena bisa memandang Kabah dari jarak dekat dan tidak perlu naik lagi, ada yang senang di lantai 2 karena tidak sepenuh lantai 1, tetapi sepenuhnya masih terlindung oleh bangunan tertutup. Bahkan, ada yang gemar di lantai 4, di udara terbuka. Memang kadang angin cukup kencang di lantai 4 ini, tetapi tidak terlalu penuh dan dapat memandang ke Kabah dari ketinggian yang cukup tinggi. Jangan khawatir soal naik turun ke lantai atas, eskalator tersedia 24 jam untuk naik sampai ke lantai 4.
Setelah shalat Ashar, saya beserta istri mencari makan dulu sambil menunggu shalat maghrib, sebab kami tidak akan pulang sampai menjelang subuh nanti
Akhirnya tiba juga shalat maghrib. Kami shalat di lantai 4, lokasi favorit kami. Setelah shalat kami luangkan waktu untuk menyaksikan kepadatan jamaah yang sedang melakukan tawah di seputar Kabah di bawah sana, sambil merenung, tengah malam nanti kamipun akan melakukannya untuk yang terakhir kali. Sedih juga rasanya menyadari bahwa ini adalah saat-saat terakhir kami di Masjid paling istimewa ini.
Kami termasuk kloter akhir ketika berhaji (Kloter 84), sehingga tidak miqot di Masjid Bir Ali. Tapi kami berkunjung juga ke Masjid ini setelah kami bermukim di Madinah sekitar 10 hari.
Seandainya kami dari Indonesia, pada umumnya setelah mendarat di Jeddah langsung ke Madinah, bermukim beberapa hari di Madinah, lalu memulai proses umroh dengan Miqot di Masjid Bir Ali, sesuai sunnah Nabi. Bagi jemaah haji Indonesia, tidak semua orang miqot di Masjid ini, karena ada yang ke Madinah dulu lalu ke Mekkah (kloter awal), tapi ada juga yang sebalinya (kloter akhir). Bagi jemaah yang ke Madinah dulu tentu akan miqot di Masjid ini.
Masjid Bir Ali adalah satu Masjid yang sangat penting. Mengapa? Masjid Bir Ali adalah tempat Miqot bagi penduduk Madinah yang akan ber-umroh atau berhaji, seperti yang dicontohkan pula oleh Nabi. Masjid ini tidak terlalu jauh dari Madinah, mungkin sekitar 15-20 menit dari kota Madinah, sedangkan dari Masjid ini ke Mekkah sekitar 5 jam perjalanan.
Saya kutip dari buku “Sejarah Madinah Munawwarah (karangan Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani)” adalah sebagai berikut.
Masjid Miqat. Letaknya kira-kira 12 km dari Masjid Nabawi. Dinamakan Masjid Miqot karena disitulah miqot untuk penduduk Madinah dan yang melewatinya. Diriwayatkan bahwa Nabi dalam perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Mekkah, beliau berhenti dan sholat di tempat itu. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwasanya Nabi jika berangkat ke Mekkah, beliau sholah di Masjid Syajarah, dan ketika pulangnya beliau sholat di lembah Dzul Hulaifah, dan bermalam disana (Shahih Bukhari No. 1533; lihat juga Shahih Muslim No. 1257).
Masjid ini disebut juga dengan Masjid Dzhul Hulaifah, Masjid Syajarah atau Masjid Mahram”.
Nama Masjid As-Syajarah mempunyai makna “pohon”. Berikut adalah kutipan dari buku “Mukjizat Mekkah dan Madinah (hal 294), menyatakan sebagai berikut.
Menurut sejarah, ada sebuah pohon akasia di kawasan Zulhulaifah yang digunakan Rasulullah SAW untuk berteduh ketika singgal di kawasan itu dalam perjalanan ke Mekah untuk menunaikan haji dan umroh. Masjid ini dibangun di tempat asal pohon itu. Oleh karena itu dinamakan “Masjid Pohon”.
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan sholat berdekatan dengan tiang di tengah-tengah masjid ini. Pada jaman sekarang masjid ini dikenal dengan masjid Al-Muhrim (tempat niat haji atau umroh bagi penduduk Madinah atau mereka yang datang dari arah Madinah), juga dengan nama Masjid Zhulhulaifah atau Bir Ali.
Lorong-lorong di dalam masjid sendiri memiliki luas enam meter. Di galeri itu ditutup dengan kubah panjang di atas Mihrab dengan tinggi 28 meter. Masjid ini memiliki menara dengan tinggi 64 meter. Menara itulah yang tampak dari kejauhan. Lantai masjid terbuat dari marmer dan batu granit. Pintunya dari kayu dengan ruangan dilengkapi fasilitas pendingin ruangan.
Di masjid ini terdapat 512 toilet dan 566 kamar mandi. Hal itu untuk menunjang jamaah yang belum sempat mandi ihram dari pemondokan. Ada juga kamar mandi dan tempat wudhu khusus bagi perempuan, jamaah cacat fisik, dan juga orang tua. Kamar mandi itu dijaga oleh askar. Di kamar mandi perempuan, penjaganya malah dari Indonesia yang mengenakan jubah hitam.
Di masjid ini terdapat 512 toilet dan 566 kamar mandi. Hal itu untuk menunjang jamaah yang belum sempat mandi ihram dari pemondokan. Ada juga kamar mandi dan tempat wudhu khusus bagi perempuan, jamaah cacat fisik, dan juga orang tua. Kamar mandi itu dijaga oleh askar. Di kamar mandi perempuan, penjaganya malah dari Indonesia yang mengenakan jubah hitam.
Areal parkirnya mampu menampung 500 kendaraan kecil dan 80 kendaraan besar. Konon renovasi masjid ini menghabiskan dana 200 juta riyal Saudi. Sayang umumnya jamaah Indonesia tak bisa sepenuhnya menyaksikan keindahan arsitektur masjid. Semata karena waktu yang amat terbatas. Kendaraan hanya berhenti sejenak atau sekitar 15 menit memberi kesempatan kepada jamaah untuk niat dan shalat sunnah ihram.
Masjid ini juga cukup luas ditopang areal parkir dan kamar mandi yang banyak. Bagi yang belum sempat mandi ihram, di sini masih dimungkinkan. Masjid ini dibangun lagi pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz saat ia menjabat Gubernur Madinah sekitar 87-93 Hijriah. Kemudian keberadaan masjid ini merosot hingga dibangun lagi oleh Zaini Zaiunddin al Istidar pada tahun 861 Hijriah (1456 M). Dinasti Usmaniah (Turki) juga sempat merehab masjid ini pada tahun 1090 HIjriah (1679 M) melalui salah seorang Muslim India.
Pada masa Raja Fahd bin Abdul Aziz, perluasan masjid dilakukan secara besar-besaran. Lahan di sekitar masjid dibongkar untuk mendukung fasilitas masjid seperti lahan parkir dan penunjang lain. Dengan renovasi itu, luas areal Masjid Bir Ali menjadi sekitar 90 ribu meter per segi. Termasuk di dalamnya ruang terbuka di sekitar masjid. Luas bangunan masjid saja 26 ribu meter persegi. Sisanya, 34 ribu meter persegi terdiri dari jalan, areal parkir, pepohonan, serta paviliun.
Pada masa Raja Fahd bin Abdul Aziz, perluasan masjid dilakukan secara besar-besaran. Lahan di sekitar masjid dibongkar untuk mendukung fasilitas masjid seperti lahan parkir dan penunjang lain. Dengan renovasi itu, luas areal Masjid Bir Ali menjadi sekitar 90 ribu meter per segi. Termasuk di dalamnya ruang terbuka di sekitar masjid. Luas bangunan masjid saja 26 ribu meter persegi. Sisanya, 34 ribu meter persegi terdiri dari jalan, areal parkir, pepohonan, serta paviliun.
Di kiri-kanan jalan banyak terdapat perkebunan kurma dan hamparan bukit-bukit batu. Sekitar 10 kilo meter dari gerbang Gunung Magnet, tampak sebuah danau yang dikelilingi pepohonan khas gurun pasir.
Setiba di lokasi, kami melihat dan membuktikan misteri Gunung Magnet yang didominasi warna hitam dan merah bata itu. M e s I n bus dimatikan dan hanya menyalakan lampu sen. Alhasil, bus b e r j a l a n : sendiri ke arah berlawanan (mundur), bahkan sanggup mendaki tanjakan.
Tak hanya itu, jarum penunjuk kompas juga tak bekerja sebagaimana mestinya. Arah utara-selatan menjadi kacau. Selain itu, beberapa teman jamaah mengaku kehilangan data di telepon selulernya di lokasi tersebut. “Inilah kekuatan medan magnet yang ada di gunung ini, sanggup menggerakkan mobil,”
Magnetic Hill, atau warga setempat menyebutnya Manthiqa Baidha, yang berarti perkampungan putih. Namun, banyak yang menamainya Jabal Magnet, kendati tak ada rujukannya dalam literatur. Jabal Magnet menyimpan misteri dan decak kagum bagi siapa saja yang berkunjung ke kawasan ini.
Daya dorong dan daya tarik magnet di berbagai bukit di sebelah kiri dan kanan jalan, membuat kendaraan yang melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini, speed-nya perlahan-lahan turun ke 5 kilo meter per jam. Sehingga, gigi perseneling terpaksa diubah ke posisi dua. Sebaliknya, j i k a meninggalkan kawasan ini, mobil tanpa diinjak gas pun, bisa melaju dengan kecepatan hingga 120 km per jam.
Konon, Jabal Magnet ditemukan saat ada pesawat yang terbang rendah tiba-tiba kecepatannya berkurang saat melintas di atas kawasan tersebut. Informasi lain menyebutkan, fenomena itu ditemukan secara tak sengaja oleh seorang Arab Baduy.
Saat berkendara, si Baduy berhenti ingin buang air kecil. Ketika itulah, tiba-tiba mobil yang diparkirnya berjalan sendiri. Makin lama makin kencang pula. Padahal, m e s I n mobil dalam keadaan mati, dan berada di jalan datar.
Sejak itu, banyak warga lain yang berdatangan untuk membuktikannya. Alhasil, tempat itu berkembang menjadi kawasan wisata penduduk Madinah. S a a t musim haji, banyak jemaah yang mengunjunginya. Pemerintah Arab Saudi lalu membangun jalan menuju lokasi tersebut. Di daerah yang terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma itu, juga dilengkapi sarana wisata lainnya. Ada tenda - tenda untuk p e n g u n j u ng, ada m o b I l mini yang bisa disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.
Alhamdulillah …! Selesailah sudah catatan perjalanan ke Tanah Haram, yang saya susun berdasarkan photo dokumensi mempergunakan HP Sony Erection Satio yang selalu saya bawa selama di tanah haram.
C a t a t a n perjalanan ini saya k e r j a k a n hampir t i a p malam setelah makan malam, menjelang tidur selama saya d i n a s di negeri sejuta masjid yaitu kota MATARAM NTB pada perjalanan dinas sehabis lebaran 1433 H p e r i o d e tanggal 29 Agustus s/d tanggal 19 September 2012.
Terus terang saja, ke- islaman saya dan iman yang sangat pas-pas an, jadi selama di tanah haram selama 42 hari ( 19 Nopember s/d 30 De -sember 2010 ), saya pribadi merasa jenu, pingin pulang ke tanah air. Kangen dengan anak-2, saudara, teman-2 , disamping masih mem -punyai beban dan tanggung jawab pekerjaan.Tetapi anehnya setiba - nya di tanah air rasa jenuh itu seolah olah terlupakan dan mempunyai keinginan untuk berangkat kembali ke tanah haram, apa lagi Pak Haji Bambang Sugiono bulan puasa yang lalu cerita habis dari tanah haram (umroh), apa lagi sering terdengar baik dari media tv maupun radio yg. menyiarkan berita keberangkatan jamaah haji tahun 2012 … …………… Betul…..pingin kesana kesana lagi……!
Dan disana baru saya baru tahu dan menyadari setiap itikap di masjidil haram saya selalu teringat bahwa doa yang pernah saya ucapkan sebelum berangkat haji, selalu dikabulkan tanpa saya sadari .
Ya Allah…….! Betapa sombongnya saya, betapa kurang bersyukurnya saya atas rahmad dan berkah Allah SWT kepada saya dan keluarga. Ampunilah saya ya Allah ! yang kurang bersyukur atas segala rahmat dan berkah Mu ! yang merasa selalu kurang.............kurang ………… …..terus….yang selalu memikirkan duniawi yang tidak ada habisnya…!
H a s i l itikaf di masjedil haram adalah kesadaran saya bahwa doa yang selalu saya ucap - kan sehabis sholat atau diwaktu yang lain, selalu dikabulkan Allah SWT.
Karena itu perkenankan saya dengan segala kerendahan hati, sharing pengalaman yang saya dapat dengan harapan mudah2an bermanfaat buat pembaca.
DOA MERUPAKAN PROYEKSI PERBUATAN KITA, AMAL KEBAIKAN KITA PADA SESAMA MENJADI DOA TAK TERUCAP YANG MUSTAJAB.
Kalimat sederhana ini merupakan kata kunci memahami misteri .. . . kekuatan doa; Doa adalah seumpama cermin !! ……….Doa kita akan terkabul atau tidak tergantung dari a m a l kebaikan yang pernah kita lakukan terhadap sesama. Dengan kata lain t e r k a b u l atau gagalnya doa - doa kita me- rupakan cerminan amal kebaikan yang pernah k i t a lakukan pada orang lain. Jika kita secara sadar atau tidak sering mencelakai orang lain maka doa mohon keselamatan akan sia - sia. S e b a l i k n y a, orang yang selalu menolong dan membantu sesama, kebaikannya sudah menjadi “doa” sepanjang waktu, hidupnya selalu mendapat kemudahan dan mendapat keselamatan.
Kita gemar dan ikhlas mendermakan harta kita untuk membantu orang - orang yang memang tepat untuk dibantu. Selanjutnya cermati apa yang akan terjadi pada diri kita, r e j e k i seperti tidak ada habisnya! Semakin banyak beramal, akan semakin banyak pula rejeki kita. Bahkan sebelum kita mengucap “doa”, Allah SWT. sudah memenuhi apa- apa yang kita harapkan. Itulah pertanda, bahwa perbuatan dan amal kebaikan kita pada s e s a m a, akan menjadi do'a yang tak terucap, tetapi sungguh yang mustajab. Ibarat sakit tanpa kesakitan.
Kita berbuat baik pada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu seperti doa untuk kita sendiri.Dalam tradisi spiritual Jawa terdapat suatu rumus misalnya :
1.
- Siapa gemar membantu dan menolong orang lain, maka ia akan selalu mendapatkan kemudahan.
- Siapa yang memiliki sikap welas asih pada sesama, maka ia akan disayang sesama pula.
- Siapa suka mencelakai sesama, maka hidupnya akan celaka.
- Siapa suka meremehkan sesama maka ia akan diremehkan banyak orang.
- Siapa gemar mencaci dan mengolok orang lain, maka ia akan menjadi orang hina.
- Siapa yang gemar menyalahkan orang lain, sesungguhnya ialah orang lemah.
- Siapa menanam “pohon” kebaikan maka ia akan menuai buah kebaikan itu.
Semua itu merupakan contoh kecil, bahwa perbuatan yang kita lakukan merupakan doa untuk kita sendiri. Doa ibarat cermin, yang akan menampakkan gambaran a s l i atas apa yang kita lakukan. Sering kita saksikan orang-orang yang memiliki kekuatan dalam berdoa, dan kekuatan itu terletak pada k o n s i s t e n s i dalam perbuatannya.
Selain itu, kekuatan doa ada pada k e t u l u s a n kita sendiri.
Sekali lagi ketulusan ini berkaitan erat dengan sikap netral dalam doa, artinya kita tidak menyetir atau mendikte Tuhan.
Berikut ini merupakan “rumus” agar supaya kita lebih cermat dalam mengevaluasi diri kita sendiri :
•
- Jangan pernah mengharapkan kita menerima (anugrah), apabila kita enggan dalam memberi.
•
- Jangan pernah berharap-harap akan s e l a m a t, apabila kita sering membuat orang lain celaka.
•
- Jangan pernah berharap-harap mendapat limpahan harta, apabila kita kurang peduli terhadap sesama.
•
- Jangan pernah berharap-harap mendapat keuntungan besar, apabila kita selalu menghitung untung rugi dalam bersedekah.
•
- Jangan pernah berharap-harap m e r a i h hidup mulia, apabila kita gemar menghina sesama.
•
- Jangan pernah berharap harap di hormati orang, bila kita tidak bisa menghormati orang lain.
Enam “rumus” diatas hanya sebagian contoh. Silahkan para pembaca yang budiman M e n g i d e n t i f i k a s i sendiri rumus - rumus selanjutnya,
yang tentunya tiada terbatas jumlahnya.
Demikian yang bisa saya sampaikan, dan dengan segala kerendahan hati, kami mohon ma’af bila ada sesuatu yang t i d a k b e r k e n a n, mudah2 an bisa bermanfaatnya, terima kasih atas perhatiannya.
Billahi taufik wal hidayah, Wassalamu alaikum Wr.Wb.
Pak Anto... makasih sekali Pak sharing pengalaman naik hajinya Pak Anto, jadi kepengeeen sekali kesana Pak,,, amiiiin,,,
BalasHapusAmin.............!
BalasHapus