Hari Sabtu, hari Minggu.....jadi sudah dua malam saya tinggal di rumah mataram sendirian ......tiada kawan...... betul betul sendirian..............
Kemarin pagi, siang masih ada aktifitas di Pringgabaya lombok timur pulang ke rumah mataram sore, mau keluar ke teman di taman baru....ada tamu...ngobrol sampai jam 20.00.....malas keluar baca di tablet pc, pdf bu bun su, lu kwan cu -nya kho ping hoo sampai terlena tertidur, bangun2....battery tablet habis....tidur lagi....bangun jam 10.00 pagi....apa nggak hebat...nikmat tidak ada gangguan.
Meraih hp ada 2 sms... yang pertama biasa orang jualan...ya boleh2 saja asal betul nggak bohong. Yang kedua laporan juragan perempuan lagi di jalan diantar tria, menghadiri manten satu di trosobo yang ke dua ada di rungkut.
Ya....musim bercinta.....gitu kok lahirnya anak2nya kok tidak sama ya....
Sehabis mandi, minum kopi keluar cari makan. entah sarapan atau makan siang ke warung ponorogo menyesuaikan lidah jawa.
Di mataram sini makanan entah warung atau restoran menunya rata2 sama khas sasak.....paling2 ayam disuwir suwir (mirip ayam betutu bali), buncis, sambel tomat, ayam taliwang, plecing kangkung.....ya itu itu saja. Tapi masih mending, karena aman untuk muslim. Dibanding di kupang sehari hari nasi padang penuh kolestrol.
Karena belok kanan mampir di apotik beli kataflam dan amoxsan karena gusi bengkak (mungkin tertusuk duri, karena kemarin makan siang ikan laut di lombok timur), lewat mataram mall....tau tau parkir, mampir di toko buku kharisma ....lupa lapar...terdengar lamat2 sholawat tharhim menandakan sebentar lagi adhan....Cepat2 keluar sambil menenteng tas kresek dengan 3 judul buku yaitu Tukang becakpun bisa naik haji.....Syahadat dari negeri sutra dan 6 langkah praktis mempercantik dan menghasilkan uang dari blog.
Mendekati jam 13.00 baru makan pagi merangkap makan siang........
Saat ini jam 11.45 waktu mataram sebelum masuk kamar tak copi-paste kan yang baru tadi saya baca dari kisah2 inspiratif dan motifasi mungkin bermanfaat buat yang baca blog ini.
Ini dia......
Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu
Di sebuah taman, terdapat taman
bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang
sangat harum. Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji
sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di
depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang
menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta,
Sementara itu, di sisi lain taman,
ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk
pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang
disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang
yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu
cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.
“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu
pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan
indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta
manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mawar yang mendengar hal itu
tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi
tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”
Sang bambu keheranan, dia tidak tahu
apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang
lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
“Tentu saja aku iri denganmu. Coba
lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap
bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan
teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan
lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.
Bambu baru sadar bahwa dia punya
kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata
sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan
rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”
Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu
benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah
kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”
Bambu kembali bingung, “Aku tidak
mengerti,”
“Ah bambu..” ujar mawar sambil
menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk
mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang
mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar.
“Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri
padaku,”
Bambu mengangguk, dia baru sadar
bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu
lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu
juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak
percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang
mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.
Daripada menghabiskan tenaga dengan
iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi
jika berguna untuk orang lain.
[Vemale]
“Terus memendam amarah sama
seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Andalah yang
akan terbakar.” -Sidharta Gautama
Dalam hidup memang wajar kalau ada
peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Tapi cepat kendalikan
emosi Anda kembali. Jangan biarkan rasa amarah, dendam, iri, kesal atau kecewa
kepada pasangan, teman, rekan kerja, atau atasan di kantor bercokol lama di
hati kita.
Kekesalan, amarah dan kekecewaan
hanya akan mengaktifkan hukum tarik menarik, membuat Anda menerima apa yang
Anda berikan.
Bila kesal pada pasangan atau ada
kawan yang mengingkari janji, lalu Anda menyalahkan mereka atas kekacauan semua
itu, maka Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang dipersalahkan itu.
Kembalinya keadaan itu tidak harus
selalu dari orang yang Anda salahkan, tetapi sejatinya Anda akan mendapatkan
kembali keadaan yang Anda salahkan itu.
Ikhlaskanlah, maafkanlah. Hati akan
terasa lebih lega dan ringan dalam menjalani hidup, lebih fokus terhadap tujuan
hidup tanpa terbebani penyakit-penyakit hati yang hanya akan menghabiskan
energi positif.
“Jika saya mengikhlaskan diri saya,
saya menjadi yang saya inginkan. Jika saya mengikhlaskan yang saya punya, saya
akan menerima apa yang saya butuhkan” - Tao Te Ching
Semoga Tuhan mengaruniai sabar yang
tak terbatas dan ikhlas yang tak bertepi untuk kita semua, sehingga apapun
rintangan dan cobaan yang dilalui akan terasa lebih ringan
Jangan
Pernah Meremehkan Orang Lain
Pada suatu hari, seorang anak masuk ke dalam rumah makan
yang sangat terkenal dan mahal. Dia masuk seorang diri dan memakai pakaian
biasa saja, tidak seperti anak-anak lain yang memakai pakaian yang bagus. Anak
itu duduk di salah satu kursi lalu mengangkat tangannya untuk memanggil salah
satu pelayan.
Seorang pelayan perempuan menghampiri
anak kecil itu lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut agak heran
mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam rumah makan yang mahal, padahal
dari penampilannya, pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu
membayar makanan yang ada.
“Berapa harga es krim yang diberi
saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak kecil.
Sang pelayan menjawab, “Lima puluh
ribu,”
Anak kecil itu memasukkan tangan ke
dalam saku celana lalu mengambil beberapa receh dan menghitungnya. Lalu dia
kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak diberi saus strawberry dan
cokelat?”
Si pelayan mengerutkan kening, “Dua
puluh ribu,”
Sekali lagi anak kecil itu mengambil
receh dari dalam saku celananya lalu menghitung. “Kalau aku pesan separuh es
krim tanpa saus strawberry dan cokelat berapa?”
Kesal dengan kelakuan pembeli kecil
itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh ribu!”
Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah
aku pesan itu saja, terima kasih!”
Pelayan itu mencatat pesanan lalu
menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali membawa es krim pesanan. Anak itu
tampak gembira dan menikmati es krim yang hanya separuh dengan suka cita. Dia
melahap es krim sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang memberikan
nota pembayaran.
“Semua sepuluh ribu bukan?” tanya
anak itu lalu membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah
sang pelayan tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu
sang anak mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana
belakangnya, “dan ini tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan
selembar uang tersebut untuk si pelayan.
Ada kalanya kita tidak melihat apa
yang melekat pada tubuh seseorang saja sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus
untuk meremehkan seseorang karena melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan
pernah tahu pada beberapa waktu yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan
bisa jadi merupakan pengantar rejeki yang tak terduga.
Menepati Janji
Seekor induk rusa ketika kedua anaknya sudah mulai belajar
berjalan, pada pagi buta ketika kedua anaknya masih tidur, induk rusa keluar
pergi mencari makanan, dia bermaksud setelah pulang dari mencari makanan akan
mengajar anak-anaknya mencari makan serta menjaga diri menghindari dari bahaya.
Setelah mendapat makanan rumput
hijau yang segar, saat perjalanan pulang dia terjebak dalam perangkap yang
dibuat oleh pemburu. Induk rusa itu sambil menangis memikirkan kedua anaknya.
Pemburu akhirnya tiba, induk rusa
berlutut memohon kepada pemburu membiarkannya pulang ke rumah memberi makan
serta mengajari anaknya mencari makan, dia berjanji keesokkan harinya akan
kembali ke sini menyerahkan diri.
Pemburu melihat rusa ini dapat berbicara,
di dalam hatinya sangat terkejut dan gembira, dia memutuskan akan
mempersembahkan rusa ajaib ini kepada raja, supaya dia menjadi terkenal
dan mendapat hadiah dari raja. Tetapi setelah berpikir sejenak, dia berubah
pikiran, melepaskan induk rusa pulang.
Induk rusa bergegas berlari pulang, suasana hatinya sangat sedih memikirkan kedua anaknya, setelah sampai dirumah dia berkata kepada kedua anaknya, “Anak ku, mama akan menceritakan sebuah kebenaran dan ketidakkekalan di dunia ini kepada kalian, jika kalian sudah memahami kebenaran ini, maka kelak jika kalian menghadapi masalah apa pun.”
Induk rusa bergegas berlari pulang, suasana hatinya sangat sedih memikirkan kedua anaknya, setelah sampai dirumah dia berkata kepada kedua anaknya, “Anak ku, mama akan menceritakan sebuah kebenaran dan ketidakkekalan di dunia ini kepada kalian, jika kalian sudah memahami kebenaran ini, maka kelak jika kalian menghadapi masalah apa pun.”
“Kalian nantinya tidak akan terlalu
sedih lagi. Kalian harus ingat hidup ini sangat singkat, segalanya akan
berubah tidak pernah abadi, nilai dari keluarga, kasih sayang semuanya tidak
abadi….,” ujar induk rusa itu.
Anak-anaknya sambil menangis
bertanya, “Lalu kenapa mama masih harus menepati janji kepada orang jahat
tersebut?.” Induk rusa berkata, “Tanpa Iman, dunia akan hancur, tidak ada
kejujuran dunia akan runtuh, demi kelangsungan dan harapan dunia, saya rela
berkorban, daripada menipu orang lain. Mama rela mati demi integritas, dari
pada menipu untuk hidup.”
Setelah selesai berkata sambil
menahan tangisannya induk rusa berlari keluar, anak-anak rusa mengejar dengan
sekuat tenaga. Pemburu melihat induk rusa memenuhi janjinya datang kembali,
menjadi sangat terharu dengan tangan merangkap di depan dada dan berlutut dia
berkata kepada induk rusa, “Engkau bukan seekor rusa biasa, engkau pasti
jelmaan dari Budha.”
“Welas asihmu membuat orang sangat
terharu, kejujuran dan imanmu membuat saya sangat malu. Silahkan engkau
kembali, saya tidak akan menyakiti Anda lagi, bahkan mulai saat ini saya tidak
akan menyakiti seekor binatang pun,” kata si pemburu itu.
Pelajaran yang bisa kita petik dari
cerita diatas adalah: Sifat welas asih dan kejujuran dari induk rusa ini
akhirnya membangkitkan niat baik serta membangkitkan watak dasar dan sisi baik
dari pemburu tersebut.
Makna
Sebuah Pekerjaan
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah
kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil
yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi
karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat
Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis
kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe
itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari
kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual
bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga
ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan
sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat
kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si
pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan
untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat
di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.
”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil,
malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia
mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja
adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang
menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun
akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena
kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya
pelajaran berharga hari itu.
Tidak jarang kita menghargai
pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang
diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita.
Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan
sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu,
setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas
kita perjuangkan.
Suatu ketika, ada seseorang pemuda
yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun
belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas,
disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya
pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar
matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.
Disiraminya bibit mawar itu setiap
hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang
menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa
waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai
merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja
kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia
tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi
tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan
dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu
keindahan mawar-mawar miliknya.
Sang pemuda tampak bergumam dalam
hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam?
Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali
kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari
kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan
membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”
Lama kelamaan, pemuda ini tampak
enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak
pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang
menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini
tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh
satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun
meranggas dan layu.
Jiwa manusia, adalah juga seperti
kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Tuhan yang
menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan
itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam
jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun sayang, banyak dari kita yang
hanya melihat “duri” yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi
buruk dari kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita
sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita
berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita
menolak untuk menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya,
kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.
Banyak orang yang tak menyangka,
mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang
yang tak menyadari, adanya mawar itu. Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri
kelemahan diri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang lain lah yang
kadang harus menunjukannya.
Jika kita bisa menemukan
“mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan
duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya akan membuatnya
merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada
setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian,
yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat
kita berhasil untuk menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu, dan
mengabaikan duri-duri yang muncul.
Semerbak harumnya akan menghiasi
hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan
air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar”
ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya,
mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu
membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan
terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.
Biarkan mawar-mawar indah itu
merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya.
Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan
putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu.
Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan
mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan
salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada
setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.
1. Kebiasaan mengucap syukur.
Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih
baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik
, tapi juga dalam kesussahan dan hari-hari yang buruk.. Ada rahasia besar
dibalik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang
buta dan tuli sejak usia dua tahun , telah menjadi orang yang terkenal dan
dikagumi diseluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang
adalah “Aku bersyukur atas cacat-cacat ini aku menemukan diriku, pekerjaanku dan
Tuhanku”. Memang sulit untuk bersyukur,namun kita bisa belajar secara bertahap.
Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat , kesehatan, keluarga, sahabat
dsb. Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang
buruk.
2. Kebiasaan berpikir positif.
Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera kearah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.
Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera kearah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.
3. Kebiasaan berempati.
Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain.Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain . Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif dibalik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois , yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati , namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukankepada Anda, dsb.
Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain.Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain . Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif dibalik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois , yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati , namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukankepada Anda, dsb.
4. Kebiasaan mendahulukan yang
penting .
Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah!. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.
Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah!. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.
5. Kebiasaan bertindak.
Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan , sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan , maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.
Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan , sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan , maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.
6. Kebiasaan menabur benih.
Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah , betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.
Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah , betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.
7. Kebiasaan hidup jujur.
Tanpa kejujuran , kita tidak bisa menjadi pribadiyang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendir tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong , kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit
Tanpa kejujuran , kita tidak bisa menjadi pribadiyang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendir tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong , kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar