Minggu, 11 November 2012

LOMBOK NEGERI SEJUTA MASJID



Tahun lalu saya berada di Kota Kupang, di pulau Timor yang merupakan negeri sejuta gereja, masjid hanya beberapa buah saja, bahkan dikota Soe hanya ada 1 buah. Gereja ada dimana mana dengan segala macam aliran yang berdiri mulai kota Kupang, Soe, Nonohanis, Atambua sampai Timor Timur.

Tidak terasa hampir setahun saya di pulau lombok. Sebagai bang Toyib saya ditugaskan di pulau lombok ini mulai Januari 2012.

Di pulau Lombok ini baik lombok Barat dimana terletak kota Mataram, lombok Utara, Tengah Timur atau selatan, banyak sekali masjid bahkan jarak antar masjid hanya beberapa puluh meter  saja, bahkan dalam satu jalan ada 2 masjid.

Bangunannya mewah, bagus bagus dan rata2 dibangun mepet jalan raya, berpagar lagi. Sehingga kalau membawa mobil akan kesulitan parkier apa lagi hari jum'at.





Kalau di Jawa, apa lagi di Surabaya dimana saya tinggal. Sebelum adhan tiap sholat wajib di masjid masjid di kumandangkan ayat2 suci Qur'an atau sholawat suara Gus Dur.
Lain disini sepengetahuan saya di Pulau Lombok ini masjid2 disini selalu sebelum Adhan dikumandangkan sholawat Tharhim.
Padahal di Surabaya Sholawat Tharhim itu berkumandang di bulan puasa saat Imsak sampai adhan Shubuh.



Sebetulnya itu tidak masalah kan..! karena itu bukan tuntunan, di Mekah dan Madinah tidak ada itu, Ya....Jatuh waktunya ya langsung Adhan....

Maksudnya supaya jamaah siap2 untuk menuju masjid dikumandangkan sholawat itu.....ya boleh2 saja..........










Mau tahu syair dan asal mulanya sholawat itu berikut ulasannya :

Syair Shalawat Tarhim

Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ imâmal mujâhidîn yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ nâshiral hudâ yâ khayra khalqillâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ nâshiral haqqi yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ Man asrâ bikal muhayminu laylan nilta mâ nilta wal-anâmu niyâmu
Wa taqaddamta lish-shalâti fashallâ kulu man fis-samâi wa antal imâmu
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman wa sai’tan nidâ ‘alaykas salâm
Yâ karîmal akhlâq yâ Rasûlallâh
                Shallallâhu ‘alayka wa ‘alâ âlika wa ashhâbika ajma’în 

Arti Syair Shalawat Tarhim :

Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu....
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu
dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sitratul Muntaha karena kemulianmu
dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu.



Asal Usul Shalawat Tarhim :

Shalawat Tarhim ini pertama kali dipopulerkan di Indonesia melalui Radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat), Surabaya pada akhir tahun 1960′an. Penciptanya adalah Shaikh Mahmoud Khalil Al Hussary, ketua Jam’iyyatul Qurro’ di Kairo, Mesir. Bagaimana asal mula ceritanya shalawat tarhim ini akhirnya bisa sampai ke Indonesia? Menurut Cak Nun Syaikh Al Hussary pernah berkunjung ke Indonesia—misi belum diketahui, mungkin dalam rangka study tour—dan beliau ‘dibajak’ di Lokananta, Solo untuk rekaman shalawat tarhim ini.
Syaikh Mahmoud Al-Hussary (1917-1980, محمود خليل الحصري) adalah ulama lulusan Universitas Al-Azhar dan merupakan salah satu Qâri’  (pembaca Quran) paling ternama di jamannya, sampai-sampai ia digelari Shaykh al-Maqâri (sing ahli qiroah). Syaikh Al-Hussary dikenal karena kepiawaiannya dalam membaca Qur’an secara tartîl. Ia mengatakan bahwa membaca Qur’an bukan semata-mata tentang irama (lagu) atau seni bacaannya, yang paling penting adalah tartîl: memahami bacaan Qur’an dengan baik dan benar, yaitu melalui studi kebahasaan (linguistik) dan dialek Arab kuno, serta penguasaan teknik pelafalan huruf maupun kata-perkata dalam Quran. Dengan begitu bisa dicapai tingkat kemurnian (keaslian makna) yang tinggi dalam membaca Al-Qur’an.



Rata rata interior masjid masjid yang pernah saya kunjungi bagus2, bersih penuh kaligrafi yg. menarik


















Tiap pulang ke Surabaya bila pesawat di delay, atau datang di Surabaya. Saya menyempatkan sholat wajib di Bandara Lombok Praya.
Di masjid bandara walaupun masjidnya bagus sayang kurang perawatan, kamar mandinya jorok belum lagi ada kotak ada tulisannya harus bayar, apa gunanya tiap penumpang bayar air port tax.
Disamping itu selasarnya banyak pedagang asongan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar