Selasa, 23 Juli 2013

"3 abg semprul yg berjuang menuju masa depan"

14 Hari sudah, tidak terasa saya melaksanakan ibadah Puasa. siang ini saya ngawasi pengecoran rencananya 22 m3  Jam 14.30  saat saya ngeblog di Bambe baru  molen ke 2 selesai, kurang 2 molen lagi bisa dibayangkan pulang jam berapa nanti (rata2 tiap molen bisa dilangsir dan dituangkan kira2 3.5 jam).   

Panas..., matahari bersinar terik ditambah pantulan hutan beton...luar biasa.....tenggorokan serasa kering.
Sebentar sebentar istirahat di direksi kit ngadem sambil ngeblog................

Setiap manusia  selalu ber-angan angan dan mempunyai  keinginan atau impian  apa yang di mauin mereka akan tercapai. Itu juga termasuk saya.. Namun sesungguhnya, tidak semua keinginan manusia dapat tercapai. Demikianlah bahwa tidak semua keinginan dapat dicapai. Banyak disuarakan jargon “tak ada yang tak mungkin”, menurut saya ada saja yang tidak mungkin, yaitu apapun yang dikehendaki Allah untuk tidak terjadi. Walaupun berkumpul seluruh jin dan manusia untuk memberikan satu saja kebaikan atau musibah kepada seseorang, tanpa ijin Allah maka itu tidak akan terjadi. Artinya, hasil usaha manusia mutlak berada dalam kehendakNya.

Akan menyenangkan bagi seseorang yang memiliki keinginan sejalan dengan kehendak Allah, karena tentu akan terwujud. Namun bagi orang yang memiliki impian yang berbeda dengan kehendak Allah apakah dikatakan sebuah musibah? Perhatikan firman Allah:

“…. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah: 216)

Inilah yang terjadi yang menjadi topik pembicaraan di rumah untuk 3 (tiga) abg yang tinggal  dirumah dan akan menuntut imu untuk masa depan 
3 orang abg itu yang pertama anak bungsu si Tria lulusan SMA 10 Surabaya mendaftar di Elektro ITS, kedua Brian keponakan lulusan SMAN 2 Magetan mendaftar di Unesa jurusan Olah Raga dan Hans keponakan lulusan SMA Cilegon mendaftar Akutansi di Unair.
Biasanya seperti yang sudah sudah sudah,  Mbak dan Masnya,  urusan sekolah itu cukup Ibunya saja. Tetapi kali ini Bapaknya harus terlibat karena 3 orang abg itu gagal dalam ujian SBM PTN, karena itu saya namai abg semprul.
Wah, terpaksa Bpk mempelajari penerimaan Mahasiswa Baru, seperti harus membaca  artikel dibawah ini :
PTN Jer Basuki Wani Pira
Anwar Hudijono ;  Jurnalis, Media Consultant, dan Facebooker
    JAWA POS, 01 Juli 2013


MURID  SMA  atau  madrasah  aliyah  yang  lulus ujian nasional (unas) dengan nilai setiap pelajaran 100 tidak terjamin secara akademis bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN). Sebab,  tidak ada kaitan langsung unas dengan sistem rekrutmen masuk PTN. Inilah salah satu keblingeran dalam sistem pendidikan kita.


Sedikitnya, ada empat jalur masuk PTN. Pertama, jalur undangan. Yang dijadikan referensi agar diterima melalui jalur ini adalah  nilai rapor  mulai semester pertama kelas IX.  Dengan demikian, jika baru mencapai puncak performa pada saat unas  sehingga memperoleh nilai sempurna, tetapi karena  nilai  rapor dianggap  tidak memenuhi syarat,  mereka  tidak  bisa mengetuk pintu jalur undangan.



Jalur undangan juga mempertimbangkan sekolah. Betapapun murid hebat, baik nilai rapor maupun nilai unasnya, tetapi jika sekolahnya berstatus di- blacklist  PTN, hampir mustahil bisa menerobos jalur undangan. Blacklist itu bisa disebabkan kesalahan masa lalu. Sekalipun sudah berbenah, tetapi seperti sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya.



Kondisi ini semakin rumit jika ternyata jalur undangan pun menggunakan pendekatan "wani pira". Lulus  u n a s  dengan  nilai  sempurna  plus  rapor  bagus akhirnya juga tidak menjadi jaminan lolos jalur undangan karena harus kalah dalam adu "wani pira".

Kedua, j a l u r   seleksi  bersama  masuk  perguruan  tinggi (SBM PTN).  K r i t eria   yang dipergunakan adalah bagaimana hasil tes SBM PTN  ditambah  tes  khusus  untuk  program studi tertentu seperti olahraga, seni budaya, desain program.  Jalur ini menafikan hasil unas maupun rapor. Jalur ini dinilai relatif terbaik di antara jalur lain karena lebih objektif. Namun, di jalur ini masih ada potensi manipulasi melalui  percaloan, bocornya soal, sampai jawaban melalui SMS atau BBM. Herannya, sudah tahu  bahwa  percaloan itu  banyak  melalui  SMS dan BBM, mengapa peserta tes dibiarkan membawa HP.


Di jalur ini, anak pintar, bahkan peserta program akselerasi sekalipun, belum tentu lolos karena  kuotanya  hanya  sekitar 30 persen. Dengan demikian, mereka  bukan  tidak lulus karena nilai tesnya kurang, tetapi terjegal oleh kuota.



Ketiga, jalur mandiri. Jangan dipersepsi mandiri ini untuk mendapatkan  calon mahasiswa yang hebat, bisa belajar secara mandiri. Tetapi, ini lebih dalam konteks uang. Artinya,  jatah bagi yang mampu membayar dengan ditetapkan batas bawah. Adapun b a t a s   a t a s  tak terbatas. Ini benar-benar jalur untuk mendapatkan duit. Tidak peduli pintar atau bodoh, yang penting bisa membayar setinggi-tingginya. 



Mekanisme pemilihannya jelas, dibuat ranking berdasar jumlah bayaran, kemudian diambil dari  nomor  satu sampai nomor kuota jalur. Jika kuotanya 60 calon mahasiswa,  b e r a r t i    diambil nomor  1 - 60.  Dengan demikian, meskipun nilai unas dan rapor sempurna,  jika tidak kuat membayar sesuai  l e v e l   kuota,  harap  lupakan jalur yang mengambil sekitar 30-40 persen mahasiswa ini.



Keempat, jalur kemitraan. J a l u r  ini merupakan kesepakatan  PTN dengan memberikan kuota suatu institusi. Jalur ini berawal dari kepercayaan institusi tertentu kepada suatu PTN untuk mendidik calon tenaga kerja yang dibutuhkan institusi tersebut. Institusi tersebut menyeleksi siswa potensial. Namun, pada perkembangannya, jalur ini bisa  disalahgunakan untuk memfasilitasi keluarga pejabat institusi tersebut agar bisa masuk PTN tanpa bersusah payah ikut SBM PTN. Di sini pun ada nuansa "wani pira".



Implikasi dari sistem banyak jalur ini PTN bisa mendapatkan dana segar langsung. Ransum dari pemerintah selama ini dinilai kurang. Karena itu, secara r e t o r i k a dana ini bisa untuk "meningkatkan kualitas dan pelayanan PTN".



Implikasi lain yang tidak bisa dimungkiri adalah  tidak  terjaminnya  k u a l i t a s  enrolment   ( masukan calon mahasiswa ). Menjadi  mahasiswa  karena "wani mbayar". Karena sejak awal "jer basuki wani pira", pada akhirnya dalam  mengikuti  proses perkualiahan pun lebih mengandalkan "wani pira". Lulus dengan uang.



Praktik  demikian  dulu  lebih  dikenal  terjadi  di  perguruan  tinggi  swasta  (PTS).  Di "PTS komersial", mahasiswa boleh jarang kuliah, tetapi bisa meraih gelar akademik mulai sarjana sampai doktor. Akhirnya  m a s y a r a k a t  sendiri yang  mengevaluasi. PTS demikian sepi peminat, lulusannya tidak laku di pasar tenaga kerja. Jembret.



Hal demikian bisa saja terjadi  pada PTN.  Memang  sekarang  PTN  masih  menjadi pilihan utama  masyarakat.  PTN  masih  menjadi  simbol  status. Namun,  jika  kualitas lulusannya rendah karena dimulai dari  kualitas  enrolment  yang  rendah, lambat laun kualitasnya akan terdegradasi. Mereka akan kehilangan kredibilitas sebagai lembaga moral dan profesional. 



Ke depan perlu mempertimbangkan penggunaan satu sistem masuk PTN,  yaitu kombinasi SBM PTN dengan rapor. Artinya, menggunakan  nilai hasil SBM PTN  dan hasil  rapor  dua semester  terakhir.  Komposisinya  bisa  50-50, 60-40, 70-30. Untuk pelaksanaan SBM PTN menggunakan  30 soal  berbeda  untuk   m e m p e r s e m p i t peluang  percaloan. Cuma masalahnya, berani atau tidak pelaku sistem yang ada sekarang kehilangan ceperan. Gusti Allah ora dhahar ora sare. 

Senin, 08 April 2013

ALHAMDULILLAH !


Tanggal 26 Januari 2013 yang lalu saya pulang dari Mataram Lombok, biasa sebagai seorang bang toyib off seminggu kemudian On berangkat lagi selama tiga minggu di lapangan kemudian off lagi.
Itu rutin.

Setelah pensiun, sambil menunggu waktu, supaya hidup bisa berarti buat orang lain, juga sambil mencari sesuap nasi, lebih setahun saya di pulau kupang dari kota Kupang, Soe sampai Atambua perbatasan TimTim, kemudian lebih setahun di pulau lombok menjelajahi lombok Barat Lembar hampir nyebrang Padang Bai Bali, Lombok Tengah sampai Pantai Kuta, Lombok Utara, terus lombok Timur sampai Pringgabaya, Kayangan hampir nyebrang ke pulau Sumbawa. Sepertinya saya diplot ditempatkan di luar Jawa.

Padahal waktu masih dinas rata2 tidak lebih dari 5 hari sudah keliling kemana mana dari pulau Sumatra Bagawuni, lampung, Palembang, Padang, Bukittinggi, Medan, Loksemawe. Banda Aceh kemudian membelah Kalimantan dari Banjarmasin, Barikin, Tanjung, Kuaro nyebrang Karang Juang teluk menuju Balik papan, Pontianak Merasap sampai perbatasan Brunei Terus Sulawesi sudah saya jelajai Ujung Pandang/ Makasar, Palu, Menado naik keatas Tomohon terus Lahendong, Flores Atambua.Yang belum Ambon dan Papua.

Masuk kantor Surabaya Tanggal 28 Januari 2013, sudah ada surat tugas baru untuk pekerjaan supervisi Java-Bali Acceleration Project Associated with 10.000 MW Steam Coal Power Plant Project. Package 3 : 150 kV Convention Substation for Java. Lokasinya Surabaya (Sambikerep s/s), Gresik (Bambe s/s) dan Sidoarjo (buduran s/s)

Alhamdulillah ! Luar biasa Anugrah Allah SWT. Sebelum saya berdo’a Allah SWT. Telah memberikan sesuatu yang indah dalam hidup saya ! Bagaiman tidak, waktu saya pulang kerumah anak perempuan sudah ada dirumah dari Sumbawa sudah booking RS Husada Utama siap2 untuk melahirkan.

Bulan Pebruari yang lalu lahirlah cucu pertama saya....Cowok ..namanya Faiz....wah... sulit saya menghapalkan namanya, ya terserah mantu dan anak saya.....nama gaul anak2 sekarang...

Mbah dan keluarga dari desa berduyun duyun ke rumah ikut bersuka cita.......Bahkan Mbah Yutnya sampai sekarang belum pulang katanya nunggu selapanannya.

Inilah persoalannya.....serba repot....ribet...bukan apa2 cuman kalau tidak dituruti kata2 beliau bisa mecucu. Padahal kata2 Mbahnya itu kadang2 meleset dari kaidah Islam, tapi bagaimana ya...rasanya tidak tega karena mertua saya adalah orang tua saya maklum yatim piatu...Seperti tradisi adat Jawa dibawah ini :

Tradisi selapanan 

Tradisi selapanan  sering dikenal dalam adat jawa. Tradisi Selapanan adalah suatu bentuk upacara selamatan kelahiran yang diselenggarakan pada waktu bayi telah berusia 35 hari, dan diisi dengan upacara pencukuran rambut dan pemotongan kuku jari bayi. Tidak jarang tradisi selapan ini dibarengi dengan prosesi aqiqah. Padahal aqiqah sendiri adalah ajaran Islam, yaitu penyembelihan hewan qurban berupa kambing pada hari ke tujuh dari kelahiran anak, untuk laki-laki 2 ekor kambing dan 1 ekor kambing untuk perempuan.namun pada kebanyakan masyarakat jawa yang mengadakan acara selapan dibarengi aqiqah dilakukan pada 35 hari setelah bayi lahir. dan pelaksanaan itu sendiri disesuaikan dengan hari weton yang berasal dari penanggalan Jawa yaitu: Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Pahing dengan mengadakan kenduri. Upacara Selapanan bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi.
Banyak tradisi – tradisi yang berbau mitos yang dilakukan pada saat prosesi selapan itu sendiri dilaksanakan. Contohnya saja dari bahan – bahan makanan yang digunakan pada saat mengadakan bancakan selapanan. Bahan – bahan tersebut diantaranya : Tumpeng weton, Sayur 7 macamm semua boleh dipotong kecuali kangkung dan kacang panjang, Telor ayam direbus sebanyak 7, 11, atau 17 butir, Cabai, bawang merah, Bumbu gudangan TIDAK PEDAS, Kalo/saringan santan dari bamboo, Buah-buahan sebanyak 7 macam , harus dengan pisang raja, Kembang Setaman, Bubur 7 rupa. Semua bahan – bahan tersebut harus ada dan tidak boleh ada yang tertinggal satupun.
Tidak hanya sampai disitu, tradisi yang sarat akan nilai filosofis jawa ini pun masih berlanjut.  Yang pertama Tumpeng weton diletakan di kamar bayi, setelah itu didoakan baru boleh dimakan. Pada intinya bancakan dihaturkan untuk keselamatan si jabang bayi, mohon keselamatan kepada Tuhan YME, dan kepada yang “momong“, serta kepada para leluhur yang menurunkan agar selalu membimbing dan mengasuh.  Banca’an ini hendaknya dimakan minimal 7 , 11, atau 17 orang. 7 artinya pitu = pitulungan atau pertolongan. 11artinya sewelas = kawelasan atau belas kasih. 17 artinya pitulas = pitulungan dan kawelasan,. (sumber : sabdalangit.wordpress.com).
Lalu ada banyak tradisi yang kurang logis biasanya dilakukan pada kebanyakan orang “kejawen” lakukan pada tradisi ini, yaitu, membancaki tempat ari – ari bayi dan memberikan tumpeng kecil di tempat ari – ari bayi dikuburkan. Rambut cukuran si bayi dan air tempat menyucinya disiramkan di atas kuburan ari – ari bayi dan yang terakhir memberikan bunga dibawah tempat tidur si bayi. Namun sesuai perkembangan jaman tradisi – tradisi semacam itu sudah mulai ditinggalkan.

Meskipun berbau hal – hal tidak logis dan bersifat “ kejawen” namun tradisi selapan adalah tetap merupakan suatu tradisi yang harus dilakukan oleh masyarakat jawa tentunya. Namun banyak hal – hal yang harus diluruskan dalam tradisi ini apalagi bagi para muslim yang tidak pernah pernah mengenal ajaran menyembah atau memohon pertolongan dan keselamatan selain kepada  Allah SWT.  ada suatu ayat “Dan janganlah kamu memohon / berdo”a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzolim (musyrik)” (QS. Yunus, 106). 
Jelas-jelas bahwa kita tidak sepantasnya meminta suatu hal selain kepadaNya saja. Takut dan berlindung hanya kepada Nya saja

Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya meminta doa kepada orang lain, orang yang sudah meninggal, yang momong, dan sebagainya yang sering dilakukan didalam tradisi jawa seharusnya ditiadakan atau diganti dengan mendoakan mereka dan bukan meminta kepada mereka.
Hal hal seperti selapanan contohnya akan bisa menjadi hal yang menyesatkan ajaran agama jika tidak diganti niatannya. Tradisi jawa memang harus selalu di lestarikan tapi seharusnya kita memahami dan mengarti tentang isi dari tradisi tersebut agar tidak terjerumus dalam kesesatan.

Islam masuk di Jawa melalui wali songo, dan mereka mengajarkan dengan cara halus, akulturasi, saat hindu masih subur di tanah Jawa. 35 hari, 100 hari, itu merupakan angka-angka hindu termasuk jawa, garam, bawang merah (agak banyak), bawang putih (sedikit).
  • Kalo/saringan santan dari bambu (lihat dalam gambar)
  • Buah-buahan sebanyak 7 macam ; harus dengan pisang raja
  • Kembang setaman
  • Bubur 7 rupa ; bahan dasar bubur putih atau gurih (santan dan garam) dan bubur sesaji merupakan ajaran hindu.
  • Mungkin itu sebabnya masih ada budaya hindu di kejawen.

Budaya kejawen disini menurut saya bisa berbahaya dan mengarah kepada paganism jika tidak diluruskan niatan dan tujuannya. Memang secara filosofi budaya Jawa memang sangat kuat,. Banyak hal hal yang menarik di budaya Jawa. Perlu kita lestarikan tradisi-tradisi yang baik. Namun harusnya tradisi – tradisi yang kental dengan unsure mitos itu dapat disikapi dengan keilmuan yang logis dan diluruskan dalam pelaksanaannya agar tidak menyimpang dari ajaran agama.

Apa itu Aqiqoh? Aqiqoh itu ya kekah atau ada yang mengatakan salapanan. Prakteknya aqiqoh adalah untuk anak laki-laki disembelihkan 2 ekor kambing dan untuk anak perempuan disembelihkan 1 ekor kambing.Hal tersebut dimaksudkan mengingat bahwa anak laki-laki itu mempunyai kewajiban ganda dari anak perempuan. Adapun kambing yang diperbolehkan untuk aqiqoh adalah sama dengan kambing untuk qurban yaitu kambing yang sudah berumur 1 tahun dan tidak cacat anggota badannya.

Aqiqoh berdasarkan sabda Rosululloh SAW :

مَنْ وُلِدَ لَهُ غُلاَمٌ فَلْيَعُقَّ عَنْهُ مِنَ اْلإِبِلِ أَوِالْبَقَرِ أَوِالْغَنَمِ * رواه الطبرانى فى الصغير

Artinya : Barangsiapa yang punya anak baru lahir, maka hendaklah dia aqiqoh dari anaknya itu (boleh) dari unta, atau sapi, atau kambing. (HR Thobroni fis Shoghir)

عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ لاَ يَضُرُّكُمْ أَذُكْرَاناً كُنَّ أَمْ إِناَثاً * رواه ابو داود

Artinya : (Aqiqoh) dari anak laki-laki adalah dua ekor kambing dan anak perempuan satu ekor kambing. Tidak menjadi masalah apakah (yang untuk aqiqoh) itu kambing-kambing jantan ataukah kambing-kambing betina. (HR. Abu Daud)

Mengapa Aqiqoh itu disembelihkan kambing? Rosululloh SAW bersabda :
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ رَأْسَهُ وَيُسَمَّى * رواه النساء ج ۷ ص ١٦٦

Artinya : Tiap-tiap anak yang dilahirkan itu merupakan gadaian / titipan dari Alloh, maka sebagai tebusannya agar disembelihkan kambing pada usia yang ke-7 harinya kemudian dicukur rambutnya dan diberi nama (HR. An Nasa’I juz 7 hal 166)

Penjelasan tentang yang dimaksud dengan rohinun / gadaian, di dalam hadist dijelaskan :
وَلِنَّاسِ فِيْهِ كَلاَمٌ قَلَ اَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلِ : هَذَا فِى الشَّفَاعَةِ يُرِيْدُ اَنَّهُ اِذَا لَمْ يُعَقَّ عَنْهُ فَمَاتَ طِفْلاً لَمْ يَشْفَعْ فِى وَالَدِيْهِ * رواه ابو داود

Artinya : Adapun gadaian bagi manusia dikatakan Imam Ahmad bin Hambali : Aqiqoh ini ada hubungannya dengan urusan syafa’at, yang dimaksud adalah bahwa kalau seorang anak belum diaqiqohi darinya, kemudian mati masih kecil (anak-anak) maka ia tidak bisa memberikan syafa’at kepada kedua orang tuanya. (HR. Abu Daud)

Timbul pertanyaan : Apakah ada ketentuan selain Aqiqoh yang dilaksanakan pada usia yang ke-7 harinya? Di dalam hadist dijelaskan :
الْعَقِيْقَةُ تُدْبَحُ لِسَبْعِ اَوْ ِلأَرْبَعِ عَشَرَةَ اَوْ لاِءِحْدَى وَعِشْرِيْنَ * رواه الطبرانى

Artinya : Aqiqoh itu prakteknya disembelihkan (kambing) pada hari ke-7 (tujuh) atau pada hari ke-14 (empat belas) atau pada hari yang ke-21 (dua puluh satu). (HR. Thobroni)

Dari keterangan diatas bisa disimpulkan bahwa aqiqah tidak mesti dilakukan pada hari ketujuh dan itu semua diserahkan kepada kemampuan dan kelapangan rezeki orang tuanya, bahkan ia bisa dilakukan pada saat anak itu sudah besar / baligh.

Orang yang paling bertanggung jawab melakukan aqiqah adalah ayah dari bayi terlahir pada waktu kapan pun ia memiliki kesanggupan. Namun jika dikarenakan si ayah memiliki halangan untuk mengadakannya maka si anak bisa menggantikan posisinya yaitu mengaqiqahkan dirinya sendiri, meskipun perkara ini tidak menjadi kesepakatan dari para ulama.


Pertanyaan kedua: Hadist di atas tadi menjelaskan bahwa aqiqoh untuk anak laki-laki disembelihkan 2 ekor kambing. Bagaimana kalau orang tuanya hanya mampu menyembelihkan 1 ekor kambing? Hadist lain diterangkan :
اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ عَقَّ عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ كَبْسًا كَبْسًا * رواه ابو داود

Artinya : Sesungguhnya Rosululloh SAW mengaqiqohi (cucunya) Hasan dan Husein, masing-masing satu ekor kambing. (HR. Abu Daud)

Jadi boleh-boleh saja menurut kemampuan masing-masing. Karena addinu yusrun = agama itu mudah

Pertanyaan ketiga : Bagaimana jika pada hari ke-7, ke-14 dan ke-21 masih belum mampu untuk melaksanakan aqiqoh? Dalam hadist diterangkan :
اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ عَقَّ عَنْ نَفْسِهِ بَعْدَ النُّبُوَّةِ * رواه البيهقى ج ۹ ص ۲۰۰

Artinya : Sesungguhnya Rosululloh SAW mengaqiqohi dirinya sesudah beliau menjadi nabi. (HR. Baihaqi juz 9 hal 200)

Pertanyaan keempat : Bagaimana doanya ketika menyembelih hewan untuk aqiqoh?
قَلَ عَطَاءٌ : اِذَا ذَبَعْتَ فَقُلْ بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ هَذِهِ عَقِيْقَةُ فُلاَنٍ

Artinya : Atho berkata : Ketika engkau menyembelih (untuk aqiqoh) maka ucapkanlah / berdoalah: بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ هَذِهِ عَقِيْقَةُ …. سبوت نامايا  Dengan nama Alloh dan Alloh Maha Besar. Ini aqiqohnya….. (sebut namanya)

Aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan

Yang afdhol, anak laki-laki disembelihkan 2 (dua) ekor kambing, sedangkan anak perempuan 1 (satu) ekor kambing, namun ada yang membolehkan untuk anak laki-laki cukup satu ekor, terutama apabila dalam kesempitan, berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah menaqiqahkan Hasan dan Husein satu kambing satu kambing.

Daging Aqiqah dapat dibagi tiga yaitu:
 1. Dimakan sendiri.
 2. Disedekahkan kepada fakir miskin.
 3. Dihadiahkan kepada jiran/tetangga, kenalan dan sebagiannya.

Sebaiknya daging Aqiqah itu dimasak dahulu baru dibagikan dengan maksud untuk mempermudah orang yang dibagi. Juga boleh dimakan sendiri, namun tidak lebih dari sepertiga bagian.

Tidak boleh menjual daging Aqiqah

Hukum daging Aqiqah sama dengan qurban, yakni tidak boleh menjualnya kepada orang. Karena syariatnya adalah dengan dibagikan.

Doa ketika menyembelih Aqiqah

Bismillah, Allahu Akbar. Allahumma Sholli’ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sallim. Allahuma minka wa ‘alaika, taqobbal hadzihi ‘aqiqatu min fulan …..

Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah dari Engkau dan untuk Engkau, inilah Aqiqah untuk …. (HR. Abu Ya’a dan Al Bazzar).

Mencukur dan memberi nama

Selain memotong kambing / domba di hari ke 7, kemudian rambut si bayi dicukur, kemudian rambut itu ditimbang dengan perak. Seberat timbangan itulah orang tua bersedekah kepada fakir miskin.

Anak hendaknya diberi nama yang baik sesuai dengan sabda Rasulullah, memberikan nama yang baik diharapkan akan mempengaruhi kepada yang punya nama.

“Sesungguhnya kamu akan dipanggil nanti di hari kiamat dengan namamu dan bapakmu, sebab itu baguskanlah namamu” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Demikianlah penjelasan tentang Walimatul Ghulam (Aqiqoh) yang merupakan sunnah Rosululloh SAW. Kita sebagai pengikutnya harus menjadikannya contoh di dalam kehidupan kita. Karena pada diri Rosululloh SAW ada uswatun hasanah (contoh yang baik).

Semoga Allah senantiasa menetapkan keimanan, ketaqwaan serta hidayahNya kepada kita semua dan menjauhkan kita dari segala dosa-dosa, pelanggaran dan maksiat agar kita semua bisa sama-sama masuk surga dan terhindar dari neraka. Amiin…!!



Mudah-mudahan tulisan ini membawa manfaat dan barokah.

الحمد لله جزا كم الله خيرا