Tanggal 26 Januari 2013 yang lalu saya pulang dari
Mataram Lombok, biasa sebagai seorang bang toyib off seminggu kemudian On
berangkat lagi selama tiga minggu di lapangan kemudian off lagi.
Itu rutin.
Setelah pensiun, sambil menunggu waktu, supaya
hidup bisa berarti buat orang lain, juga sambil mencari sesuap nasi, lebih
setahun saya di pulau kupang dari kota Kupang, Soe sampai Atambua perbatasan
TimTim, kemudian lebih setahun di pulau lombok menjelajahi lombok Barat Lembar
hampir nyebrang Padang Bai Bali, Lombok Tengah sampai Pantai Kuta, Lombok
Utara, terus lombok Timur sampai Pringgabaya, Kayangan hampir nyebrang ke pulau
Sumbawa. Sepertinya saya diplot ditempatkan di luar Jawa.
Padahal waktu masih dinas rata2 tidak lebih dari 5
hari sudah keliling kemana mana dari pulau Sumatra Bagawuni, lampung,
Palembang, Padang, Bukittinggi, Medan, Loksemawe. Banda Aceh kemudian membelah
Kalimantan dari Banjarmasin, Barikin, Tanjung, Kuaro nyebrang Karang Juang teluk
menuju Balik papan, Pontianak Merasap sampai perbatasan Brunei Terus Sulawesi
sudah saya jelajai Ujung Pandang/ Makasar, Palu, Menado naik keatas Tomohon
terus Lahendong, Flores Atambua.Yang belum Ambon dan Papua.
Masuk kantor Surabaya Tanggal 28 Januari 2013,
sudah ada surat tugas baru untuk pekerjaan supervisi Java-Bali Acceleration
Project Associated with 10.000 MW Steam Coal Power Plant Project. Package 3 :
150 kV Convention Substation for Java. Lokasinya Surabaya (Sambikerep s/s),
Gresik (Bambe s/s) dan Sidoarjo (buduran s/s)
Alhamdulillah ! Luar biasa Anugrah Allah SWT. Sebelum
saya berdo’a Allah SWT. Telah memberikan sesuatu yang indah dalam hidup saya ! Bagaiman tidak, waktu saya pulang kerumah anak
perempuan sudah ada dirumah dari Sumbawa sudah booking RS Husada Utama siap2 untuk
melahirkan.
Bulan Pebruari yang lalu lahirlah cucu pertama
saya....Cowok ..namanya Faiz....wah... sulit saya menghapalkan namanya, ya
terserah mantu dan anak saya.....nama gaul anak2 sekarang...
Mbah dan keluarga dari desa berduyun duyun ke rumah
ikut bersuka cita.......Bahkan Mbah Yutnya sampai sekarang belum pulang katanya
nunggu selapanannya.
Inilah persoalannya.....serba
repot....ribet...bukan apa2 cuman kalau tidak dituruti kata2 beliau bisa
mecucu. Padahal kata2 Mbahnya itu kadang2 meleset dari kaidah Islam, tapi bagaimana
ya...rasanya tidak tega karena mertua saya adalah orang tua saya maklum yatim
piatu...Seperti tradisi adat Jawa dibawah ini :
Tradisi selapanan
Tradisi selapanan
sering dikenal dalam adat jawa. Tradisi Selapanan adalah suatu bentuk
upacara selamatan kelahiran yang diselenggarakan pada waktu bayi telah berusia
35 hari, dan diisi dengan upacara pencukuran rambut dan pemotongan kuku jari
bayi. Tidak jarang tradisi selapan ini dibarengi dengan prosesi aqiqah. Padahal
aqiqah sendiri adalah ajaran Islam, yaitu penyembelihan hewan qurban berupa
kambing pada hari ke tujuh dari kelahiran anak, untuk laki-laki 2 ekor kambing
dan 1 ekor kambing untuk perempuan.namun pada kebanyakan masyarakat jawa yang
mengadakan acara selapan dibarengi aqiqah dilakukan pada 35 hari setelah bayi
lahir. dan pelaksanaan itu sendiri disesuaikan dengan hari weton yang berasal
dari penanggalan Jawa yaitu: Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Pahing dengan
mengadakan kenduri. Upacara Selapanan bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi.
Banyak tradisi – tradisi yang berbau mitos yang
dilakukan pada saat prosesi selapan itu sendiri dilaksanakan. Contohnya saja
dari bahan – bahan makanan yang digunakan pada saat mengadakan bancakan
selapanan. Bahan – bahan tersebut diantaranya : Tumpeng weton, Sayur 7 macamm
semua boleh dipotong kecuali kangkung dan kacang panjang, Telor ayam direbus
sebanyak 7, 11, atau 17 butir, Cabai, bawang merah, Bumbu gudangan TIDAK PEDAS,
Kalo/saringan santan dari bamboo, Buah-buahan sebanyak 7 macam , harus dengan pisang
raja, Kembang Setaman, Bubur 7 rupa. Semua bahan – bahan tersebut harus ada dan
tidak boleh ada yang tertinggal satupun.
Tidak hanya sampai disitu, tradisi yang sarat akan
nilai filosofis jawa ini pun masih berlanjut.
Yang pertama Tumpeng weton diletakan di kamar bayi, setelah itu didoakan
baru boleh dimakan. Pada intinya bancakan dihaturkan untuk keselamatan si
jabang bayi, mohon keselamatan kepada Tuhan YME, dan kepada yang “momong“,
serta kepada para leluhur yang menurunkan agar selalu membimbing dan
mengasuh. Banca’an ini hendaknya dimakan
minimal 7 , 11, atau 17 orang. 7 artinya pitu = pitulungan atau pertolongan.
11artinya sewelas = kawelasan atau belas kasih. 17 artinya pitulas = pitulungan
dan kawelasan,. (sumber : sabdalangit.wordpress.com).
Lalu ada banyak tradisi yang kurang logis biasanya
dilakukan pada kebanyakan orang “kejawen” lakukan pada tradisi ini, yaitu,
membancaki tempat ari – ari bayi dan memberikan tumpeng kecil di tempat ari –
ari bayi dikuburkan. Rambut cukuran si bayi dan air tempat menyucinya
disiramkan di atas kuburan ari – ari bayi dan yang terakhir memberikan bunga
dibawah tempat tidur si bayi. Namun sesuai perkembangan jaman tradisi – tradisi
semacam itu sudah mulai ditinggalkan.
Meskipun berbau hal – hal tidak logis dan bersifat
“ kejawen” namun tradisi selapan adalah tetap merupakan suatu tradisi yang
harus dilakukan oleh masyarakat jawa tentunya. Namun banyak hal – hal yang
harus diluruskan dalam tradisi ini apalagi bagi para muslim yang tidak pernah
pernah mengenal ajaran menyembah atau memohon pertolongan dan keselamatan
selain kepada Allah SWT. ada suatu ayat “Dan janganlah kamu memohon /
berdo”a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula
mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu
dengan demikian termasuk orang-orang yang dzolim (musyrik)” (QS. Yunus,
106).
Jelas-jelas bahwa kita tidak sepantasnya meminta
suatu hal selain kepadaNya saja. Takut dan berlindung hanya kepada Nya saja
Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya meminta doa
kepada orang lain, orang yang sudah meninggal, yang momong, dan sebagainya yang
sering dilakukan didalam tradisi jawa seharusnya ditiadakan atau diganti dengan
mendoakan mereka dan bukan meminta kepada mereka.
Hal hal seperti selapanan contohnya akan bisa
menjadi hal yang menyesatkan ajaran agama jika tidak diganti niatannya. Tradisi
jawa memang harus selalu di lestarikan tapi seharusnya kita memahami dan
mengarti tentang isi dari tradisi tersebut agar tidak terjerumus dalam
kesesatan.
Islam masuk di Jawa melalui wali songo, dan mereka
mengajarkan dengan cara halus, akulturasi, saat hindu masih subur di tanah
Jawa. 35 hari, 100 hari, itu merupakan angka-angka hindu termasuk jawa, garam,
bawang merah (agak banyak), bawang putih (sedikit).
- Kalo/saringan santan dari bambu (lihat dalam gambar)
- Buah-buahan sebanyak 7 macam ; harus dengan pisang raja
- Kembang setaman
- Bubur 7 rupa ; bahan dasar bubur putih atau gurih (santan dan garam) dan bubur sesaji merupakan ajaran hindu.
- Mungkin itu sebabnya masih ada budaya hindu di kejawen.
Budaya kejawen disini menurut saya bisa berbahaya
dan mengarah kepada paganism jika tidak diluruskan niatan dan tujuannya. Memang
secara filosofi budaya Jawa memang sangat kuat,. Banyak hal hal yang menarik di
budaya Jawa. Perlu kita lestarikan tradisi-tradisi yang baik. Namun harusnya
tradisi – tradisi yang kental dengan unsure mitos itu dapat disikapi dengan
keilmuan yang logis dan diluruskan dalam pelaksanaannya agar tidak menyimpang
dari ajaran agama.
Apa itu Aqiqoh? Aqiqoh itu ya kekah atau ada yang
mengatakan salapanan. Prakteknya aqiqoh adalah untuk anak laki-laki
disembelihkan 2 ekor kambing dan untuk anak perempuan disembelihkan 1 ekor
kambing.Hal tersebut dimaksudkan mengingat bahwa anak laki-laki itu mempunyai
kewajiban ganda dari anak perempuan. Adapun kambing yang diperbolehkan untuk
aqiqoh adalah sama dengan kambing untuk qurban yaitu kambing yang sudah berumur
1 tahun dan tidak cacat anggota badannya.
Aqiqoh berdasarkan sabda Rosululloh SAW :
مَنْ وُلِدَ لَهُ غُلاَمٌ فَلْيَعُقَّ عَنْهُ مِنَ اْلإِبِلِ
أَوِالْبَقَرِ أَوِالْغَنَمِ * رواه الطبرانى فى الصغير
Artinya : Barangsiapa yang punya anak baru lahir,
maka hendaklah dia aqiqoh dari anaknya itu (boleh) dari unta, atau sapi, atau
kambing. (HR Thobroni fis Shoghir)
عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ لاَ يَضُرُّكُمْ
أَذُكْرَاناً كُنَّ أَمْ إِناَثاً * رواه ابو داود
Artinya : (Aqiqoh) dari anak laki-laki adalah dua
ekor kambing dan anak perempuan satu ekor kambing. Tidak menjadi masalah apakah
(yang untuk aqiqoh) itu kambing-kambing jantan ataukah kambing-kambing betina.
(HR. Abu Daud)
Mengapa Aqiqoh itu disembelihkan kambing?
Rosululloh SAW bersabda :
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ
وَيُحْلَقُ رَأْسَهُ وَيُسَمَّى * رواه النساء ج ۷ ص ١٦٦
Artinya : Tiap-tiap anak yang dilahirkan itu
merupakan gadaian / titipan dari Alloh, maka sebagai tebusannya agar
disembelihkan kambing pada usia yang ke-7 harinya kemudian dicukur rambutnya
dan diberi nama (HR. An Nasa’I juz 7 hal 166)
Penjelasan tentang yang dimaksud dengan rohinun /
gadaian, di dalam hadist dijelaskan :
وَلِنَّاسِ فِيْهِ كَلاَمٌ قَلَ اَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلِ : هَذَا فِى
الشَّفَاعَةِ يُرِيْدُ اَنَّهُ اِذَا لَمْ يُعَقَّ عَنْهُ فَمَاتَ طِفْلاً لَمْ
يَشْفَعْ فِى وَالَدِيْهِ * رواه ابو داود
Artinya : Adapun gadaian bagi manusia dikatakan
Imam Ahmad bin Hambali : Aqiqoh ini ada hubungannya dengan urusan syafa’at,
yang dimaksud adalah bahwa kalau seorang anak belum diaqiqohi darinya, kemudian
mati masih kecil (anak-anak) maka ia tidak bisa memberikan syafa’at kepada
kedua orang tuanya. (HR. Abu Daud)
Timbul pertanyaan : Apakah ada ketentuan selain
Aqiqoh yang dilaksanakan pada usia yang ke-7 harinya? Di dalam hadist
dijelaskan :
الْعَقِيْقَةُ تُدْبَحُ لِسَبْعِ اَوْ ِلأَرْبَعِ عَشَرَةَ اَوْ
لاِءِحْدَى وَعِشْرِيْنَ * رواه الطبرانى
Artinya : Aqiqoh itu prakteknya disembelihkan
(kambing) pada hari ke-7 (tujuh) atau pada hari ke-14 (empat belas) atau pada
hari yang ke-21 (dua puluh satu). (HR. Thobroni)
Dari keterangan diatas bisa disimpulkan bahwa
aqiqah tidak mesti dilakukan pada hari ketujuh dan itu semua diserahkan kepada
kemampuan dan kelapangan rezeki orang tuanya, bahkan ia bisa dilakukan pada
saat anak itu sudah besar / baligh.
Orang yang paling bertanggung jawab melakukan
aqiqah adalah ayah dari bayi terlahir pada waktu kapan pun ia memiliki
kesanggupan. Namun jika dikarenakan si ayah memiliki halangan untuk
mengadakannya maka si anak bisa menggantikan posisinya yaitu mengaqiqahkan
dirinya sendiri, meskipun perkara ini tidak menjadi kesepakatan dari para
ulama.
Pertanyaan kedua: Hadist di atas tadi menjelaskan
bahwa aqiqoh untuk anak laki-laki disembelihkan 2 ekor kambing. Bagaimana kalau
orang tuanya hanya mampu menyembelihkan 1 ekor kambing? Hadist lain diterangkan
:
اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ عَقَّ عَنِ
الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ كَبْسًا كَبْسًا * رواه ابو داود
Artinya : Sesungguhnya Rosululloh SAW mengaqiqohi
(cucunya) Hasan dan Husein, masing-masing satu ekor kambing. (HR. Abu Daud)
Jadi boleh-boleh saja menurut kemampuan
masing-masing. Karena addinu yusrun = agama itu mudah
Pertanyaan ketiga : Bagaimana jika pada hari ke-7,
ke-14 dan ke-21 masih belum mampu untuk melaksanakan aqiqoh? Dalam hadist
diterangkan :
اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ عَقَّ عَنْ
نَفْسِهِ بَعْدَ النُّبُوَّةِ * رواه البيهقى ج ۹ ص ۲۰۰
Artinya : Sesungguhnya Rosululloh SAW mengaqiqohi
dirinya sesudah beliau menjadi nabi. (HR. Baihaqi juz 9 hal 200)
Pertanyaan keempat : Bagaimana doanya ketika menyembelih
hewan untuk aqiqoh?
قَلَ عَطَاءٌ : اِذَا ذَبَعْتَ فَقُلْ بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ
هَذِهِ عَقِيْقَةُ فُلاَنٍ
Artinya : Atho berkata : Ketika engkau menyembelih
(untuk aqiqoh) maka ucapkanlah / berdoalah: بِسْمِ
اللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ هَذِهِ عَقِيْقَةُ …. سبوت نامايا Dengan nama Alloh dan Alloh Maha Besar. Ini
aqiqohnya….. (sebut namanya)
Aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan
Yang afdhol, anak laki-laki disembelihkan 2 (dua)
ekor kambing, sedangkan anak perempuan 1 (satu) ekor kambing, namun ada yang
membolehkan untuk anak laki-laki cukup satu ekor, terutama apabila dalam
kesempitan, berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. Bahwa
sesungguhnya Rasulullah SAW telah menaqiqahkan Hasan dan Husein satu kambing
satu kambing.
Daging Aqiqah dapat dibagi tiga yaitu:
1. Dimakan
sendiri.
2.
Disedekahkan kepada fakir miskin.
3.
Dihadiahkan kepada jiran/tetangga, kenalan dan sebagiannya.
Sebaiknya daging Aqiqah itu dimasak dahulu baru
dibagikan dengan maksud untuk mempermudah orang yang dibagi. Juga boleh dimakan
sendiri, namun tidak lebih dari sepertiga bagian.
Tidak boleh menjual daging Aqiqah
Hukum daging Aqiqah sama dengan qurban, yakni tidak
boleh menjualnya kepada orang. Karena syariatnya adalah dengan dibagikan.
Doa ketika menyembelih Aqiqah
Bismillah, Allahu Akbar. Allahumma Sholli’ala
Muhammad wa ‘ala alihi wa sallim. Allahuma minka wa ‘alaika, taqobbal hadzihi
‘aqiqatu min fulan …..
Dengan nama
Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah dari Engkau dan untuk Engkau, inilah Aqiqah
untuk …. (HR. Abu Ya’a dan Al Bazzar).
Mencukur dan memberi nama
Selain memotong kambing / domba di hari ke 7,
kemudian rambut si bayi dicukur, kemudian rambut itu ditimbang dengan perak.
Seberat timbangan itulah orang tua bersedekah kepada fakir miskin.
Anak hendaknya diberi nama yang baik sesuai dengan
sabda Rasulullah, memberikan nama yang baik diharapkan akan mempengaruhi kepada
yang punya nama.
“Sesungguhnya kamu akan dipanggil nanti di hari
kiamat dengan namamu dan bapakmu, sebab itu baguskanlah namamu” (HR. Ahmad dan
Abu Dawud)
Demikianlah penjelasan tentang Walimatul Ghulam
(Aqiqoh) yang merupakan sunnah Rosululloh SAW. Kita sebagai pengikutnya harus
menjadikannya contoh di dalam kehidupan kita. Karena pada diri Rosululloh SAW
ada uswatun hasanah (contoh yang baik).
Semoga Allah senantiasa menetapkan
keimanan, ketaqwaan serta hidayahNya kepada kita semua dan menjauhkan kita dari
segala dosa-dosa, pelanggaran dan maksiat agar kita semua bisa sama-sama masuk
surga dan terhindar dari neraka. Amiin…!!
Mudah-mudahan tulisan ini membawa
manfaat dan barokah.
الحمد لله جزا كم
الله خيرا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar