Senin, 08 April 2013

ALHAMDULILLAH !


Tanggal 26 Januari 2013 yang lalu saya pulang dari Mataram Lombok, biasa sebagai seorang bang toyib off seminggu kemudian On berangkat lagi selama tiga minggu di lapangan kemudian off lagi.
Itu rutin.

Setelah pensiun, sambil menunggu waktu, supaya hidup bisa berarti buat orang lain, juga sambil mencari sesuap nasi, lebih setahun saya di pulau kupang dari kota Kupang, Soe sampai Atambua perbatasan TimTim, kemudian lebih setahun di pulau lombok menjelajahi lombok Barat Lembar hampir nyebrang Padang Bai Bali, Lombok Tengah sampai Pantai Kuta, Lombok Utara, terus lombok Timur sampai Pringgabaya, Kayangan hampir nyebrang ke pulau Sumbawa. Sepertinya saya diplot ditempatkan di luar Jawa.

Padahal waktu masih dinas rata2 tidak lebih dari 5 hari sudah keliling kemana mana dari pulau Sumatra Bagawuni, lampung, Palembang, Padang, Bukittinggi, Medan, Loksemawe. Banda Aceh kemudian membelah Kalimantan dari Banjarmasin, Barikin, Tanjung, Kuaro nyebrang Karang Juang teluk menuju Balik papan, Pontianak Merasap sampai perbatasan Brunei Terus Sulawesi sudah saya jelajai Ujung Pandang/ Makasar, Palu, Menado naik keatas Tomohon terus Lahendong, Flores Atambua.Yang belum Ambon dan Papua.

Masuk kantor Surabaya Tanggal 28 Januari 2013, sudah ada surat tugas baru untuk pekerjaan supervisi Java-Bali Acceleration Project Associated with 10.000 MW Steam Coal Power Plant Project. Package 3 : 150 kV Convention Substation for Java. Lokasinya Surabaya (Sambikerep s/s), Gresik (Bambe s/s) dan Sidoarjo (buduran s/s)

Alhamdulillah ! Luar biasa Anugrah Allah SWT. Sebelum saya berdo’a Allah SWT. Telah memberikan sesuatu yang indah dalam hidup saya ! Bagaiman tidak, waktu saya pulang kerumah anak perempuan sudah ada dirumah dari Sumbawa sudah booking RS Husada Utama siap2 untuk melahirkan.

Bulan Pebruari yang lalu lahirlah cucu pertama saya....Cowok ..namanya Faiz....wah... sulit saya menghapalkan namanya, ya terserah mantu dan anak saya.....nama gaul anak2 sekarang...

Mbah dan keluarga dari desa berduyun duyun ke rumah ikut bersuka cita.......Bahkan Mbah Yutnya sampai sekarang belum pulang katanya nunggu selapanannya.

Inilah persoalannya.....serba repot....ribet...bukan apa2 cuman kalau tidak dituruti kata2 beliau bisa mecucu. Padahal kata2 Mbahnya itu kadang2 meleset dari kaidah Islam, tapi bagaimana ya...rasanya tidak tega karena mertua saya adalah orang tua saya maklum yatim piatu...Seperti tradisi adat Jawa dibawah ini :

Tradisi selapanan 

Tradisi selapanan  sering dikenal dalam adat jawa. Tradisi Selapanan adalah suatu bentuk upacara selamatan kelahiran yang diselenggarakan pada waktu bayi telah berusia 35 hari, dan diisi dengan upacara pencukuran rambut dan pemotongan kuku jari bayi. Tidak jarang tradisi selapan ini dibarengi dengan prosesi aqiqah. Padahal aqiqah sendiri adalah ajaran Islam, yaitu penyembelihan hewan qurban berupa kambing pada hari ke tujuh dari kelahiran anak, untuk laki-laki 2 ekor kambing dan 1 ekor kambing untuk perempuan.namun pada kebanyakan masyarakat jawa yang mengadakan acara selapan dibarengi aqiqah dilakukan pada 35 hari setelah bayi lahir. dan pelaksanaan itu sendiri disesuaikan dengan hari weton yang berasal dari penanggalan Jawa yaitu: Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Pahing dengan mengadakan kenduri. Upacara Selapanan bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi.
Banyak tradisi – tradisi yang berbau mitos yang dilakukan pada saat prosesi selapan itu sendiri dilaksanakan. Contohnya saja dari bahan – bahan makanan yang digunakan pada saat mengadakan bancakan selapanan. Bahan – bahan tersebut diantaranya : Tumpeng weton, Sayur 7 macamm semua boleh dipotong kecuali kangkung dan kacang panjang, Telor ayam direbus sebanyak 7, 11, atau 17 butir, Cabai, bawang merah, Bumbu gudangan TIDAK PEDAS, Kalo/saringan santan dari bamboo, Buah-buahan sebanyak 7 macam , harus dengan pisang raja, Kembang Setaman, Bubur 7 rupa. Semua bahan – bahan tersebut harus ada dan tidak boleh ada yang tertinggal satupun.
Tidak hanya sampai disitu, tradisi yang sarat akan nilai filosofis jawa ini pun masih berlanjut.  Yang pertama Tumpeng weton diletakan di kamar bayi, setelah itu didoakan baru boleh dimakan. Pada intinya bancakan dihaturkan untuk keselamatan si jabang bayi, mohon keselamatan kepada Tuhan YME, dan kepada yang “momong“, serta kepada para leluhur yang menurunkan agar selalu membimbing dan mengasuh.  Banca’an ini hendaknya dimakan minimal 7 , 11, atau 17 orang. 7 artinya pitu = pitulungan atau pertolongan. 11artinya sewelas = kawelasan atau belas kasih. 17 artinya pitulas = pitulungan dan kawelasan,. (sumber : sabdalangit.wordpress.com).
Lalu ada banyak tradisi yang kurang logis biasanya dilakukan pada kebanyakan orang “kejawen” lakukan pada tradisi ini, yaitu, membancaki tempat ari – ari bayi dan memberikan tumpeng kecil di tempat ari – ari bayi dikuburkan. Rambut cukuran si bayi dan air tempat menyucinya disiramkan di atas kuburan ari – ari bayi dan yang terakhir memberikan bunga dibawah tempat tidur si bayi. Namun sesuai perkembangan jaman tradisi – tradisi semacam itu sudah mulai ditinggalkan.

Meskipun berbau hal – hal tidak logis dan bersifat “ kejawen” namun tradisi selapan adalah tetap merupakan suatu tradisi yang harus dilakukan oleh masyarakat jawa tentunya. Namun banyak hal – hal yang harus diluruskan dalam tradisi ini apalagi bagi para muslim yang tidak pernah pernah mengenal ajaran menyembah atau memohon pertolongan dan keselamatan selain kepada  Allah SWT.  ada suatu ayat “Dan janganlah kamu memohon / berdo”a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzolim (musyrik)” (QS. Yunus, 106). 
Jelas-jelas bahwa kita tidak sepantasnya meminta suatu hal selain kepadaNya saja. Takut dan berlindung hanya kepada Nya saja

Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya meminta doa kepada orang lain, orang yang sudah meninggal, yang momong, dan sebagainya yang sering dilakukan didalam tradisi jawa seharusnya ditiadakan atau diganti dengan mendoakan mereka dan bukan meminta kepada mereka.
Hal hal seperti selapanan contohnya akan bisa menjadi hal yang menyesatkan ajaran agama jika tidak diganti niatannya. Tradisi jawa memang harus selalu di lestarikan tapi seharusnya kita memahami dan mengarti tentang isi dari tradisi tersebut agar tidak terjerumus dalam kesesatan.

Islam masuk di Jawa melalui wali songo, dan mereka mengajarkan dengan cara halus, akulturasi, saat hindu masih subur di tanah Jawa. 35 hari, 100 hari, itu merupakan angka-angka hindu termasuk jawa, garam, bawang merah (agak banyak), bawang putih (sedikit).
  • Kalo/saringan santan dari bambu (lihat dalam gambar)
  • Buah-buahan sebanyak 7 macam ; harus dengan pisang raja
  • Kembang setaman
  • Bubur 7 rupa ; bahan dasar bubur putih atau gurih (santan dan garam) dan bubur sesaji merupakan ajaran hindu.
  • Mungkin itu sebabnya masih ada budaya hindu di kejawen.

Budaya kejawen disini menurut saya bisa berbahaya dan mengarah kepada paganism jika tidak diluruskan niatan dan tujuannya. Memang secara filosofi budaya Jawa memang sangat kuat,. Banyak hal hal yang menarik di budaya Jawa. Perlu kita lestarikan tradisi-tradisi yang baik. Namun harusnya tradisi – tradisi yang kental dengan unsure mitos itu dapat disikapi dengan keilmuan yang logis dan diluruskan dalam pelaksanaannya agar tidak menyimpang dari ajaran agama.

Apa itu Aqiqoh? Aqiqoh itu ya kekah atau ada yang mengatakan salapanan. Prakteknya aqiqoh adalah untuk anak laki-laki disembelihkan 2 ekor kambing dan untuk anak perempuan disembelihkan 1 ekor kambing.Hal tersebut dimaksudkan mengingat bahwa anak laki-laki itu mempunyai kewajiban ganda dari anak perempuan. Adapun kambing yang diperbolehkan untuk aqiqoh adalah sama dengan kambing untuk qurban yaitu kambing yang sudah berumur 1 tahun dan tidak cacat anggota badannya.

Aqiqoh berdasarkan sabda Rosululloh SAW :

مَنْ وُلِدَ لَهُ غُلاَمٌ فَلْيَعُقَّ عَنْهُ مِنَ اْلإِبِلِ أَوِالْبَقَرِ أَوِالْغَنَمِ * رواه الطبرانى فى الصغير

Artinya : Barangsiapa yang punya anak baru lahir, maka hendaklah dia aqiqoh dari anaknya itu (boleh) dari unta, atau sapi, atau kambing. (HR Thobroni fis Shoghir)

عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ لاَ يَضُرُّكُمْ أَذُكْرَاناً كُنَّ أَمْ إِناَثاً * رواه ابو داود

Artinya : (Aqiqoh) dari anak laki-laki adalah dua ekor kambing dan anak perempuan satu ekor kambing. Tidak menjadi masalah apakah (yang untuk aqiqoh) itu kambing-kambing jantan ataukah kambing-kambing betina. (HR. Abu Daud)

Mengapa Aqiqoh itu disembelihkan kambing? Rosululloh SAW bersabda :
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ رَأْسَهُ وَيُسَمَّى * رواه النساء ج ۷ ص ١٦٦

Artinya : Tiap-tiap anak yang dilahirkan itu merupakan gadaian / titipan dari Alloh, maka sebagai tebusannya agar disembelihkan kambing pada usia yang ke-7 harinya kemudian dicukur rambutnya dan diberi nama (HR. An Nasa’I juz 7 hal 166)

Penjelasan tentang yang dimaksud dengan rohinun / gadaian, di dalam hadist dijelaskan :
وَلِنَّاسِ فِيْهِ كَلاَمٌ قَلَ اَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلِ : هَذَا فِى الشَّفَاعَةِ يُرِيْدُ اَنَّهُ اِذَا لَمْ يُعَقَّ عَنْهُ فَمَاتَ طِفْلاً لَمْ يَشْفَعْ فِى وَالَدِيْهِ * رواه ابو داود

Artinya : Adapun gadaian bagi manusia dikatakan Imam Ahmad bin Hambali : Aqiqoh ini ada hubungannya dengan urusan syafa’at, yang dimaksud adalah bahwa kalau seorang anak belum diaqiqohi darinya, kemudian mati masih kecil (anak-anak) maka ia tidak bisa memberikan syafa’at kepada kedua orang tuanya. (HR. Abu Daud)

Timbul pertanyaan : Apakah ada ketentuan selain Aqiqoh yang dilaksanakan pada usia yang ke-7 harinya? Di dalam hadist dijelaskan :
الْعَقِيْقَةُ تُدْبَحُ لِسَبْعِ اَوْ ِلأَرْبَعِ عَشَرَةَ اَوْ لاِءِحْدَى وَعِشْرِيْنَ * رواه الطبرانى

Artinya : Aqiqoh itu prakteknya disembelihkan (kambing) pada hari ke-7 (tujuh) atau pada hari ke-14 (empat belas) atau pada hari yang ke-21 (dua puluh satu). (HR. Thobroni)

Dari keterangan diatas bisa disimpulkan bahwa aqiqah tidak mesti dilakukan pada hari ketujuh dan itu semua diserahkan kepada kemampuan dan kelapangan rezeki orang tuanya, bahkan ia bisa dilakukan pada saat anak itu sudah besar / baligh.

Orang yang paling bertanggung jawab melakukan aqiqah adalah ayah dari bayi terlahir pada waktu kapan pun ia memiliki kesanggupan. Namun jika dikarenakan si ayah memiliki halangan untuk mengadakannya maka si anak bisa menggantikan posisinya yaitu mengaqiqahkan dirinya sendiri, meskipun perkara ini tidak menjadi kesepakatan dari para ulama.


Pertanyaan kedua: Hadist di atas tadi menjelaskan bahwa aqiqoh untuk anak laki-laki disembelihkan 2 ekor kambing. Bagaimana kalau orang tuanya hanya mampu menyembelihkan 1 ekor kambing? Hadist lain diterangkan :
اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ عَقَّ عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ كَبْسًا كَبْسًا * رواه ابو داود

Artinya : Sesungguhnya Rosululloh SAW mengaqiqohi (cucunya) Hasan dan Husein, masing-masing satu ekor kambing. (HR. Abu Daud)

Jadi boleh-boleh saja menurut kemampuan masing-masing. Karena addinu yusrun = agama itu mudah

Pertanyaan ketiga : Bagaimana jika pada hari ke-7, ke-14 dan ke-21 masih belum mampu untuk melaksanakan aqiqoh? Dalam hadist diterangkan :
اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ عَقَّ عَنْ نَفْسِهِ بَعْدَ النُّبُوَّةِ * رواه البيهقى ج ۹ ص ۲۰۰

Artinya : Sesungguhnya Rosululloh SAW mengaqiqohi dirinya sesudah beliau menjadi nabi. (HR. Baihaqi juz 9 hal 200)

Pertanyaan keempat : Bagaimana doanya ketika menyembelih hewan untuk aqiqoh?
قَلَ عَطَاءٌ : اِذَا ذَبَعْتَ فَقُلْ بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ هَذِهِ عَقِيْقَةُ فُلاَنٍ

Artinya : Atho berkata : Ketika engkau menyembelih (untuk aqiqoh) maka ucapkanlah / berdoalah: بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ هَذِهِ عَقِيْقَةُ …. سبوت نامايا  Dengan nama Alloh dan Alloh Maha Besar. Ini aqiqohnya….. (sebut namanya)

Aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan

Yang afdhol, anak laki-laki disembelihkan 2 (dua) ekor kambing, sedangkan anak perempuan 1 (satu) ekor kambing, namun ada yang membolehkan untuk anak laki-laki cukup satu ekor, terutama apabila dalam kesempitan, berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah menaqiqahkan Hasan dan Husein satu kambing satu kambing.

Daging Aqiqah dapat dibagi tiga yaitu:
 1. Dimakan sendiri.
 2. Disedekahkan kepada fakir miskin.
 3. Dihadiahkan kepada jiran/tetangga, kenalan dan sebagiannya.

Sebaiknya daging Aqiqah itu dimasak dahulu baru dibagikan dengan maksud untuk mempermudah orang yang dibagi. Juga boleh dimakan sendiri, namun tidak lebih dari sepertiga bagian.

Tidak boleh menjual daging Aqiqah

Hukum daging Aqiqah sama dengan qurban, yakni tidak boleh menjualnya kepada orang. Karena syariatnya adalah dengan dibagikan.

Doa ketika menyembelih Aqiqah

Bismillah, Allahu Akbar. Allahumma Sholli’ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sallim. Allahuma minka wa ‘alaika, taqobbal hadzihi ‘aqiqatu min fulan …..

Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah dari Engkau dan untuk Engkau, inilah Aqiqah untuk …. (HR. Abu Ya’a dan Al Bazzar).

Mencukur dan memberi nama

Selain memotong kambing / domba di hari ke 7, kemudian rambut si bayi dicukur, kemudian rambut itu ditimbang dengan perak. Seberat timbangan itulah orang tua bersedekah kepada fakir miskin.

Anak hendaknya diberi nama yang baik sesuai dengan sabda Rasulullah, memberikan nama yang baik diharapkan akan mempengaruhi kepada yang punya nama.

“Sesungguhnya kamu akan dipanggil nanti di hari kiamat dengan namamu dan bapakmu, sebab itu baguskanlah namamu” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Demikianlah penjelasan tentang Walimatul Ghulam (Aqiqoh) yang merupakan sunnah Rosululloh SAW. Kita sebagai pengikutnya harus menjadikannya contoh di dalam kehidupan kita. Karena pada diri Rosululloh SAW ada uswatun hasanah (contoh yang baik).

Semoga Allah senantiasa menetapkan keimanan, ketaqwaan serta hidayahNya kepada kita semua dan menjauhkan kita dari segala dosa-dosa, pelanggaran dan maksiat agar kita semua bisa sama-sama masuk surga dan terhindar dari neraka. Amiin…!!



Mudah-mudahan tulisan ini membawa manfaat dan barokah.

الحمد لله جزا كم الله خيرا

Tidak ada komentar:

Posting Komentar