Minggu, 26 September 2010

AYAM GORENG/ BAKAR AGOGO

Beberapa hari yang lalu karena tidak ada masakan untuk makan malam, kami berangkat cari nasi bebek ke kawasan tugu pahlawan pasar turi. Berangkat dari rumah lewat Pacar Keling tiba2 juragan perempuan nyeletuk sambil menunjuk seberang jalan “ itu  kan Agogo “  kemudian aku ngomong :” Jangan merubah acara, kapan2 saja, toh sudah disetujui Nasi Bebek “
“ Agogo sudah lama menghilang, itu  rumah makan special ayam bakar/ goreng khas kalasan dulu ada di  Kayun. Kawasan toko/ stan bunga hias di Surabaya Rumah Makan favorit keluarga saya.

Malam minggu  ini, saya bersama keluarga berangkat dari rumah berangkat ke depot atau warung karen sepertinya nggak pantas dikatakan rumah makan karena terlalu kecil dan sempit tapi bersih kok. Ternyata yang melayani adalah pemilik RM Agogo sendiri tidak ada pegawainya. RM itu hanya ada Bapak2 dan anak perempuannya. Sepi ! pengunjungnya hanya kami sekeluarga ! padahal  waktu ini habis isya, malam minggu mestinya kan rame !

Sambil menunggu, saya mendekat pemilik RM yang lagi menggoreng dan membakar pesannan kami dan ngobrol .
Sudah dua tahun tidak ketemu ! Dia bercerita habis kena musibah Istrinya sakit kemudian Dia menyusul juga sakit struk, sampai sekarang Dia mengerjakan pesanan kami hanya satu tangan (badan mati separo). Rumah makan yang dulu di kayon ditambah rumah, mobil masih kurang untuk biaya rumah sakit sehingga dibantu anak gadisnya yang kerja di korea dipanggil pulang ke Surabaya dan sekarang ikut mempersiapkan makanan melayani kami.

Padahal,  saya masih ingat dulu kami sekeluarga sering makan di RM Agogo di Kayun di pinggir Kali Mas dengan ruangan yang luas,  selain disediakan kursi ada tempat lesehannya. Sedangkan pengunjung muda- mudi suka memilih pinggir kali, sambil nonton air mengalir…..romantis…
Dulu kalau kami datang ke RM Agogo, baik siang atau malam selalu penuh pengunjungnya selalu ramai, apa lagi malam minggu. Bahkan kalau meeting, baik dikantor sendiri atau di kantor unit lain sering menikmati makan siang dengan nasi kotak  Ayam goreng  Kalasan Agogo.

Lain seperti sekarang Rumah makan ini sepi. Pindah tempat mulai dari nol lagi ! Itulah hidup, ada pasang surutnya yang penting masih punya semangat ! yang penting hallal !

Saya jadi  ingat : Buku Kisah Penuh Hikmah 1 :

Pernahkah kita merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah.

Jarang sekali kalau kita dapat rezeki dan kebahagiaan kita teringat bahwa itupun merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya.

Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berdo’a:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)

    Do’a tersebut lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Allah. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.

Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah.

Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke "orang pintar" agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke "kursi" yg lebih empuk. Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sadaqoh.

    Al-Qur’an melukiskan secara luar biasa cobaan-cobaan tersebut. Allah berfirman: "Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS 2: 155)

Amat menarik bahwa Allah menyebut orang sabarlah yang akan mendapat berita gembira. Jadi bukan orang yang menang atau orang yang gagah… .tapi orang yang sabar! Biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, "yah..sabar kan ada batasnya… " Atau lidah kita berseru, "sabar sih sabar… saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?" Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia cipta¬kan sendiri.

    Kemudian Allah menjelaskan siapa yang dimaksud oleh Allah dengan orang sabar pada ayat di atas: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un". (Qs 2: 156)

Ternyata, begitu mudahnya Allah melukiskan orang sabar itu. Bukankah kita sering mengucapkan kalimat "Inna lillahi… ." Orang sabar-kah kita? Nanti dulu! Andaikata kita mau merenung makna kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un maka kita akan tahu bahwa sulit sekali menjadi orang yang sabar.
Arti kalimat itu adalah : "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali."
Kalimat ini ternyata bukan sekedar kalimat biasa. Kalimat ini mengandung pesan dan kesadaran tauhid yang tinggi. Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa karena kita semua adalah milik Allah; kita berasal dari-Nya, dan baik suka-maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Allah, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Allah. Inilah orang yang sabar menurut Al-Qur’an!

    Ikhlaskah kita bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang. Relakah kita bila proyek yang sudah didepan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dna diberikan kepada saingan kita. Berubah menjadi dengki-kah kita bila melihat tetangga kita sudah membeli teve baru, mobil baru atau malah pacar baru. Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah… .

Bila kita mampu mengingat dan menghayati makna kalimat tersebut, ditengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur’an: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
Laa yukallifullahu nafsan illa wus aha
Allah tidak akan memberi cobaan pada manusia kecuali mereka mampu menanggungnya.
Untuk itu tak usah buru-buru meratapi kondisi kita yang miskin, sakit-sakitan, ditimpa bencana Seakan hanya kita yang mendapat cobaan yang berat dari Allah.

Innallaha maashobirin
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar