BABAT ALAS :
Saat itu saya dan keluarga hijrah dari Mojoarum Surabaya Trosobo Sidoarjo karena rumah di Surabaya diganti atapnya, maklum rumah itu dibangun tahun 1968. Saya pengidap asma debu adalah musuh utama karena itu kami sekeluarga tinggal di rumah Trosobo.
Tanggal 24 September 2011 :
itulah awal calon besan dan menantu silaturahmi di rumah kami di Trosobo Sidoarjo.
Kronologis ketemu jodoh pada orang Jawa dahulu , biasanya melalui cara yang disebut :
" Babat Alas "
" Babat Alas "
1. artinya membuka hutan untuk merintis membuat lahan. Dalam hal abat
alas ini, orangtua pemuda merintis seorang congkok untuk mengetahui
apakah si gadis sudah mempunyai calon atau belum.
Istilah umumnya disebut nakokake artinya menanyakan
2. Kalau sang pemuda belum kenal dengan s a n g g a d i s, maka adanya
upacara nontoni, lalu sang pemuda diajak keluarganya datang ke rumah
sang gadis pada saatpemuda itu diajak/ d i b e r i kesempatan untuk
nontoni sang gadis pilihan orang tuanya
nontoni sang gadis pilihan orang tuanya
3. Karena c o c o k artinya saling s e t u j u, kemudian disepakati untuk
kelanjutannya secara resmi akan datang lagi bersama keluarga untuk
nglamar atau meminang. Karena masing -2 mempunyai kesibukan dan
karena tempat tinggal yang lain kota, lain propinsi yang cukup jauh,
maka disepakatilah resmi lamaran pada bulan Nopember 2011
Tanggal 05 Nopember 2011 :
Di Jawa seperti juga ditempat l a i n, pada prinsipnya perkawinan terjadi karena keputusan dua insan yang saling jatuh cinta. Itu merupakan hal yang prinsip. Meski ada juga perkawinan yang terjadi karena di jodohkan orang tua yang terjadi dimasa lalu. Sementara orang-orang tua zaman dulu berkilah melalui pepatah : Witing tresno jalaran soko kulino, artinya : Cinta tumbuh karena terbiasa.
Di Jawa dimana kehidupan kekeluargaan masih kuat, sebuah perkawinan tentu akan mempertemukan dua buah keluarga besar. Oleh karena itu, sesuai kebiasaan yang berlaku, kedua insan yang berkasihan a k a n memberitahu keluarga masing - masing bahwa mereka telah menemukan pasangan yang cocok dan ideal untuk dijadikan suami/istrinya.
Bibit, Bebet, Bobot
Secara tradisional, pertimbangan penerimaan seorang calon menantu ber -dasarkan kepada bibit, bebet dan bobot.
Bibit :artinya mempunyai latar kehidupan keluarga yang
baik.
Bebet : calon penganten, terutama p r i a, m a m p u memenuhi k e b u t u h a n keluarga.
Bobot : k e d u a c a l o n penganten adalah o r a n g yang berkwalitas, bermental b a i k dan berpendidikan cukup.
Bebet : calon penganten, terutama p r i a, m a m p u memenuhi k e b u t u h a n keluarga.
Bobot : k e d u a c a l o n penganten adalah o r a n g yang berkwalitas, bermental b a i k dan berpendidikan cukup.
Biasanya setelah k e d u a belah pihak orang tua atau keluarga m e n y e t u j u i
perkawinan, maka dilakukan langkah - langkah selanjut-nya, menurut kebiasaan
adalah sebagai berikut :
Lamaran :
Biasanya y a n g melamar adalah p i h a k c a l o n penganten pria. Pada masa lalu, o r a n g tua c a l o n penganten p r i a mengutus s a l a h seorang anggota k e l u a r g a n y a untuk meminang. Tetapi k i n i, untuk praktisnya orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua pihak wanita . Bila s u d a h di-terima, langsung akan dibicarakan langkah-langkah selanjutnya sampai terjadinya upacara perkawinan.
Hal-hal yang perlu dibicarakan antara lain meliputi :
Tanggal dan hari pelaksanaan perkawinan, ditentukan kapan pernikahannya, jam berapa, biasanya dicari hari baik. Kalau hari pernikahan sudah ditentukan, upacara lain yang terkait seperti : peningsetan, siraman, midodareni, panggih , resepsi dll, tinggal disesuaikan.
Biasanya y a n g melamar adalah p i h a k c a l o n penganten pria. Pada masa lalu, o r a n g tua c a l o n penganten p r i a mengutus s a l a h seorang anggota k e l u a r g a n y a untuk meminang. Tetapi k i n i, untuk praktisnya orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua pihak wanita . Bila s u d a h di-terima, langsung akan dibicarakan langkah-langkah selanjutnya sampai terjadinya upacara perkawinan.
Hal-hal yang perlu dibicarakan antara lain meliputi :
Tanggal dan hari pelaksanaan perkawinan, ditentukan kapan pernikahannya, jam berapa, biasanya dicari hari baik. Kalau hari pernikahan sudah ditentukan, upacara lain yang terkait seperti : peningsetan, siraman, midodareni, panggih , resepsi dll, tinggal disesuaikan.
Dalam upacara nglamar, keluarga pihak sang
pemuda menyerahkan barang kepada pihak
sang g a d i s sebagai peningset yang terdiri
dari pakaian lengkap, dalam bahasa Jawanya sandangan sakpangangadek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar