Jumat, 21 Januari 2011

“ I D O L A “

Di dalam salah satu  ayat al-Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan kisah-kisah keteladanan para Nabi ‘alahimusalam untuk menjadi panutan bagi orang-orang yang beriman dalam meneguhkan keimanan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَكُلا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud: 120).
Selain itu sebagai manusia biasa pasti punya idola baik figur artis, olah ragawan atau tokoh2 tertentu.
Beberapa tahun yang lalu saya saya suka dengan paparan renald Kasali apa itu termasuk idola, saya juga nggak ngerti yang jelas hampir tiap hari di kantor saya ngeprint dari detik com dan selalu saya baca sebelum tidur setelah itu baru saya kliping (ngirit cari gratisan).
Jujur, untuk saya sendiri sampai sekarang tidak ada figur Idola yang long lasting. Mungkin karena figur-figur idolaku sejak dulu selalu seseorang yang berada di entertainment business
Sebatas apa seseorang mengidolakan orang lain? Adakah batasan umur seseorang tidak pantas lagi untuk  mengidolakan seseorang? Kriteria apa yang orang lihat untuk menjadikan seseorang itu idolanya? Apa lagi sekarang ini saya termasuk  sudah berumur kalau bisa dikatakan “ sudah berumur senja “
Di kehidupan sehari-hari, individu yang termotivasi untuk sukses akan ‘menyimak’ dengan baik segala macam informasi yang dibutuhkan. Disinilah peran idola dapat membantu kesuksesan tersebut. Individu dapat mengimitasi cara, langkah, untuk mencapai apa yang idolanya capai. Tidak hanya itu, dengan kembali mengingat kesuksesan yang telah diraih idolanya, individu mampu mengontrol segala macam emosi negatif dan mengubahnya menjadi emosi positif. Hal ini bisa kita lihat dari idola kita yang memulai segala sesuatu dari nol

Seperti Oprah Winfrey yang ketika kecil begitu miskin hingga tidak sanggup membeli sebuah boneka, setelah merintis bisnis di dunia media selama bertahun-tahun, Oprah dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya didunia. Atau mungkin kisah Cristiano Ronaldo yang juga dilahirkan di keluarga miskin, dengan kegigihannya bermain bola, ia akhirnya dinobatkan sebagai pemain termahal dunia. Melalui dua kisah diatas, seorang individu yang merasa frustasi akan kesuksesannya dapat kembali menemukan semangat saat mengingat kisah dua orang tersebut.

Kemudian sejak saya membaca tulisan Dahlan Iskan di harian Jawa Post beberapa waktu yang lalu, saya sangat terkesan dan mengagumi penulisnya. Tulisan itu bersambung tiap hari dan sayapun tiada hari tanpa membaca tulisan itu, sampai mengklipingnya.

Ada kesan khusus di buku Ganti hati, disitu tertulis tgl lahir  Dahlan Iskan 17 Agustus  1951, yang merupakan tgl karangan, seperti saya lahir 05 Januari itu juga asal saja, karena waktu saya membuat akte tanda kenal lahir untuk ndaftar sekolah di Kodya Surabaya saksinya adalah tukang parkier, maklum sama2 lahir di desa. Pada saat itu di desa belum ada akte kelahiran.

Kemudian  Saya  terkesan  dengan  cerita  tentang  doa Pak Dahlan  sebelum menjalani  operasi  cangkok  hati  pada   6 Agustus  2007.   Pak  Dahlan  saat disorong  memasuki  ruang operasi mengaku belum sempat berdoa. Lalu, dia ingat,  sebagai  orang beriman,  harus berdoa,  apalagi  menghadapi  momen sangat  krusial dalam hidupnya. Tapi doa apa?
"Saya tidak mau ada kesan bahwa saya sombong kepada Tuhan. Tapi, segera saja saya terlibat perdebatan  dengan diri  saya  sendiri:  harus mengajukan permintaan apa kepada Tuhan? Bukankah manusia cenderung minta apa saja kepada Tuhan sehingga terkesan dia malas berusaha?

"Saya tidak mau  Tuhan mengejek  saya  sebagai  orang  yang  bisanya hanya berdoa.  Saya tidak  mau  Tuhan mengatakan kepada saya:  Untuk apa kamu saya beri otak kalau sedikit-sedikit masih juga minta kepada-Ku?

"Karena itu, saya memutuskan tidak  akan banyak - banyak mengajukan doa. Saya tidak mau serakah. Kalau saya minta-minta terus kepada Tuhan, kapan saya menggunakan pemberian Tuhan yang paling berharga itu: OTAK? Maka, saya putuskan akan berdoa sesimpel mungkin,"
papar Dahlan Iskan.

Singkat cerita, Pak Dahlan pun berdoa menjelang operasi. Doa pendek, cermin kepribadiannya. "Tuhan, terserah Engkau sajalah. Terjadilah yang harus terjadi...." tutur Pak Dahlan.

Karena itulah kalau ada yang bertanya kepada saya :” Siapakah idolamu ?“. Sayapun pasti tidak akan ragu pasti akan jawab : “ Dahlan Iskan ! “.

Bukan karena sekarang Dahlan Iskan adalah Dirut PLN, dimana saya pernah bekerja disana, tetapi karena segala tulisan  yang beliau  tulis cocok buat saya yaitu sederhana, apa adanya, gampang dicerna atau seperti slogannya Tempo “ enak dibaca dan perlu “ (Beliau kan ex wartawan Tempo)


Inilah Frofil idolaku :

Dahlan Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009.
Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.

Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta.
Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar